Foto Esai: Inai, Tradisi Tattoo Dan Rias Pengantin Dari Zaman ke Zaman

Waktu Baca 5 Menit

Foto Esai: Inai, Tradisi Tattoo Dan Rias Pengantin Dari Zaman ke Zaman
Motif tato yang sudah selesai dilukis di atas tangan dengan menggunakan inai (henna). Foto: Hotli Simanjuntak/readers.ID

Ukir inai bagi pengantin Aceh sesuatu yang wajib dilaksanakan ketika hendak menikah. Beragam bentuk ukiran selalu berbeda dari masing-masing daerah yang ada di wilayah Aceh.

Diyakini sejarah inai masuk ke Aceh akibat pengaruh budaya dari Arab, China, Eropa dan Hindia. Pengaruh budaya dari negara ini kemudian mewarnai kehidupan masyarakat di Aceh.

Namun setiap daerah di Aceh memiliki ciri khas motif masing-masing. Motif dan hiasan itu menyibak arti tersendiri. Aceh Barat terkenal dengan Bungong Awan Sion dan Awan Meucanek. Kemudian di Banda Aceh terkenal dengan Pinto Aceh (Pintu Aceh). Aceh Singkil sendiri punya ciri khas motif yang sangat bermakna, yaitu gambar cincin Nabi Sulaiman.

Para sejarawan inai berpendapat bahwa tradisi inai ada hubungannya dengan sejarah masa Nabi Ibrahim. Pembuatan inai ini berawal dari Siti Sarah, istri pertamanya. Di mana pada saat itu, tangan Siti Sarah dilumuri inai agar terlihat menarik. Setelah diukir ternyata Siti Sarah tampil memesona. Sejarah itulah awalnya mengapa seorang pengantin yang hendak dinikahkan diberikan inai.

Di beberapa negara selain Indonesia, inai dikenal dengan nama henna/mehndi. Sulit mengetahui secara pasti dari mana asal-usul seni yang sudah berusia lebih dari 5000 tahun ini. Ada yang mengatakan bahwa bangsa Mogullah yang membawa mehndi ke India, tetapi sejarawan lain mengatakan bahwa asal mula henna adalah India.

Ada pula yang berpendapat bahwa asal mula henna adalah Timur Tengah atau Afrika utara. Bahkan ada yang berpendapat awalnya dari negara Mesir, tepatnya di zaman Raja Firaun dan Cleopatra yang digunakan untuk upacara adat/memuja roh agung. Secara pasti henna/mehndi ini dari zaman ke zaman makin populer hingga menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, sebagian besar prosesi pernikahan tradisional di beberapa daerah memasukkan pemakaian inai/henna atau yang dikenal secara lokal dengan nama daun pacar, sebagai bagian dari ritual adat pernikahan. Tentunya, masing-masing daerah memiliki arti dan makna tersendiri.

Bahan dasar inai adalah sejenis daun dari tumbuhan henna dengan nama latin Lawsonia Inermis. Tumbuhan henna bisa mencapai ketinggian 4 sampai 6 kaki. Tumbuhan tersebut dapat ditemukan di negara-negara seperti Pakistan, India, Afganistan, Mesir, Suriah, Yaman, Uganda, Maroko, Senegal, Tanzania, Kenya, Iran dan Palestina. Henna tumbuh cukup baik di iklim panas.

Henna adalah nama tumbuhan tertua yang digunakan sebagai kosmetik. Sangat aman digunakan. Jarang menimbulkan masalah. Henna alami biasanya aman karena tidak mengandung pewarna sintetis kimia atau bahan tambahan yang berbahaya lainnya.

Foto dan Teks: Hotli Simanjuntak/readers.ID

Mengukir inai ditangan. Foto: Hotli Simanjuntak/readers.ID

Seni lukis dan tato tradisional. Foto: Hotli Simanjuntak/readers.ID

Motif beragam dengan detail yang halus. Foto: Hotli Simanjuntak/readers.ID

Motif dan corak yang menarik. Foto: Hotli Simanjuntak/readers.ID

Bahan dasar daun henna yang non sintetis. Foto: Hotli Simanjuntak/readers.ID

Melukis inai dengan tingkat ketelitian yang rumit. Foto: Hotli Simanjuntak/readers.ID

Butuh konsentrasi tinggi untuk melukis inai pengantin. Foto: Hotli Simanjuntak/readers.ID

Meng-inai, keahlian yang butuh keseriusan dan ketelitian. Foto: Hotli Simanjuntak/readers.ID

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...