Foto Esai: Monitor Fenologi di Hutan Stasiun Penelitian Ketambe

Hutan punya segudang cerita yang menarik. Isi hutan bukan melulu tentang marga satwa dan segala isinya. Namun cerita tentang orang-orang yang dekat dengan kehidupan di hutan adalah cerita tersendiri yang menarik untuk diikuti. Salah satunya adala para peneliti-peneliti yang mempersembahkan waktu dan separuh hidupnya bermesraan dengan hutan dan segala isinya.

Stasiun Penelitian Ketambe adalah salah satu gudangnya peneliti-peneliti handal yang sudah lahir di Indonesia, bahkan di dunia yang berkaitan dengan flora dan fauna. Di stasiun ini, para peneliti melakukan aktivitasnya untuk memberikan pengetahuan bagi semua orang menyangkut betapa pentingnya hutan dan segala isinya bagi kelangsungan hidup manusia di bumi ini.

Patroli atau memonitor fenologi merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan petugas Stasiun Penelitian Ketambe untuk memantau pengaruh iklim atau lingkungan sekitar terhadap penampilan suatu organisme atau populasi di hutan Ketambe.

Melalui monitor inilah diketahui berapa jumlah daun yang bertambah maupun berkurang, bunga, serta buah muda dan masak dari setiap tumbuhan. Melalui itu nantinya diketahui kapan musim berbuah.

“Itu kita lakukan setiap bulannya untuk mengetahui dan membantu keberadaan satwa. Sudah ada fenologi kita tahu bulan berada berdaun dan berbunga. Itu bisa mengatur juga kapan buah banyak dan kapan berbunga banyak,” kata Kepala Stasiun Penelitian Ketambe, Arwin.

Di kawasan hutan riset yang memiliki luas 450 hektar ini, terdapat 24 plot. Plot yang masing-masing berukuran 20x20 meter tersebut biasanya diisi sejumlah tumbuhan serta sarang dari berbagai jenis hewan.

Stasiun Penelitian Ketambe berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh Tenggara. Tempat ini didirikan pertama kali oleh seorang peneliti asal Belanda bernama Herman D Rijksen, pada 1971. (HS)

Foto Dan Teks: Muhammad