GeMA: Bakri Siddiq Tidak Meutaloe Wareh saat HUT Kota Banda Aceh Ke-818
BANDA ACEH, READERS – Koordinator Gerakan Muda Aceh (GeMA) Muhammad Jasdy mengkritik kepemimpinan Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq, khususnya dalam Paripurna Peringatan HUT Kota Banda Aceh ke-818. Rabu (19/4/2023).
Jasdy mengungkapkan bahwa slogan Meutaloe Wareh yang didengung-dengungkan Bakri Siddiq semakin jauh dari kenyataannya.
Menurutnya, tak hanya membangun kubu-kubu di dalam dan diluar pemerintahan, bahkan nilai silaturrahmi dengan para pendahulunya yakni mantan walikota pun tak terjalin dengan baik.
"Pada paripurna peringatan HUT ke -818 Kota Banda Aceh yang berlangsung kemarin Selasa (18/4/2023) ternyata Pj Walikota bahkan tak mengundang mantan Walikota. Inikan bukti bahwa Pj Walikota sendiri yang tidak meutaloe wareh," kata Koordinator GeMA Muhammad Jasdy kepada media ini, Rabu (19/4/2023).
Jhon Jasdy juga menilai jika slogan yang rutin didengungkan oleh Pj Walikota itupun malah terbukti dilanggarnya sendiri, bagaimana dengan janji lainnya.
"Jadi, sangat wajar ketika masyarakat banyak menilai Pj Walikota Bakri Siddiq cakap tak serupa bikin. Secara nyata yang merusak motto pemerintahan kota yang dibuatnya saat memimpin, justru Pj Walikota Bakri Siddiq sendiri," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa acara besar bagi warga Banda Aceh seharusnya melibatkan multi pihak apalagi mantan orang nomor 1 di Banda Aceh.
Dari itu ia menilai, jika urusan seperti acara nikah anak Pj Walikota tempo hari, mantan Walikota dan sejumlah mantan pejabat penting Banda Aceh lainnya tak diundang mungkin itu sah-sah saja, karena itu acara pribadi, bisa saja undangannya terbatas kalangan tertentu saja.
“Namun, jika bicara konteks daerah seperti paripupra HUT Kota tentunya itu beda, jadi sebagai Pj Walikota Bakri Siddiq harus pahami itu. Jangan terus menerus mengedepankan ego dan sentimen pribadi,” tegasnya.
Kita juga mengherankan, sambungnya, kenapa para pimpinan DPRK justru ikut gaya Pj Walikota yang mengabaikan mottonya sendiri, itu juga hal yang aneh.
“Tugas pimpinan DPRK seharusnya mengingatkan, tapi malah terkesan membiarkan dan membenarkan Pj Walikota melanggar motto kepemimpinannya sendiri, atau jangan-jangan hal seperti itu sengaja dibuat demikian, tentunya persoalan ini jadi pertanyaan di publik," tutupnya.
Sumber: Rilis