Indonesia dan China Hentikan Pengangkatan Kapal Selam Nanggala 402

Waktu Baca 7 Menit

Indonesia dan China Hentikan Pengangkatan Kapal Selam Nanggala 402
Foto arsip BBC Indonesia. Kapal Selam KRI Nanggala-402 saat Latihan Kerjasama Taktis KRI dan Pesawat Udara 2014 di Laut Jawa.

Indonesia memutuskan untuk mengakhiri operasi pengangkatan kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali dan menyebabkan seluruh awaknya gugur.

Para Rabu (2/6/2021), TNI Angkatan Laut menggelar rapat koordinasi pengakhiran operasi pengangkatan KRI Nanggala-402 di Jakarta, yang dihadiri atase pertahanan China untuk Indonesia, demikian keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Laut.

Sebelumnya China mengerahkan tiga kapal untuk membantu operasi penyelamatan kapal selam tersebut pada bulan lalu.

"Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada kapal-kapal yang telah bersusah payah melakukan pengangkatan di dasar laut," kata Kepala Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Komando Armada II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya.

Ia menjelaskan pihaknya menyadari bahwa operasi salvage KRI Nanggala-402 di kedalaman 839 meter bukanlah hal yang mudah dan mengandung tingkat resiko serta kesulitan yang sangat tinggi.

"Selama pelaksanaan operasi salvage (pengangkatan) ini telah dilaksanakan penyelaman sebanyak 20 kali dan berhasil mengangkat material-material penting yang merupakan wujud kesuksesan luar biasa dari kinerja tim salvage," katanya.

Kapal selam berusia 44 tahun itu kehilangan kontak dengan Angkatan Laut Indonesia pada 21 April lalu saat mempersiapkan latihan penembakan torpedo di Laut Bali.

Ketika kapal selam itu ditemukan beberapa hari kemudian, pihak berwenang mengakui kesulitan mengangkat kapal selam dari kedalaman 840 meter.

Kepada kantor berita Reuters, Juru bicara TNI Angkatan Laut, Julius Widjojono, mengatakan tidak ada rencana untuk melanjutkan upaya pencarian setelah kerja sama dengan China berakhir.

"[Operasi] pengangkatan sudah selesai," katanya kepada Reuters, Rabu, seraya menambahkan bahwa bagian-bagian kapal tetap berada di dasar laut.

Sebelumnya, TNI AL bekerja sama dengan Angkatan Laut China dalam operasi pencarian seluruh awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang gugur dalam kecelakaan di perairan Bali.

Saat itu bagian badan tekan atau pressure hull yang diduga menjadi tempat peristirahatan terakhir para awak kapal belum ditemukan.

Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto mengatakan "dengan tidak ada temuannya [personel KRI Nanggala-402], maka kemungkinan akan ada di sana".

Hal ini ia sampaikan dalam jumpa pers, Selasa (18/5/2021).

Ia menambahkan, badan tekan diperkirakan berada di dalam kawah berdiameter 38 meter dan kedalaman 10-15 meter yang terletak di dekat bagian haluan (bow), anjungan (sail), dan buritan (stern) kapal selam ditemukan.

Ada juga kemungkinan badan tekan tertimbun oleh lumpur di dasar laut.

"Tapi saat ini pun menggunakan sonar beam tidak bisa mendeteksi," kata Iwan.

China mengerahkan tiga kapal untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402 yang tenggelam di kedalaman sekitar 838 meter di perairan Bali.

Ketiganya adalah Yongxingdao-863, Nantuo-195, dan Tan Suo Er Hao-2. Dua kapal pertama merupakan kapal militer, sedangkan yang ketiga merupakan kapal riset.

Dalam melaksanakan survei, kapal-kapal China didampingi oleh enam kapal dari Koarmada II, termasuk KRI Rigel.

Kapal Tan Suo Er Hao berhasil mengangkat sekoci darurat atau liferaft KRI Nanggala-402. Belum ada bagian-bagian besar lain yang berhasil diangkat.

Laksda Iwan mengatakan kepada wartawan bahwa operasi pencarian bersama kapal-kapal China akan terus dilanjutkan sampai batas waktu yang belum ditentukan.

'Seluruh awak KRI Nanggala-402 telah gugur'

Kecelakaan ini menyebabkan seluruh awak kapal selam KRI Nanggala-402 dipastikan telah "gugur".

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan kesimpulan itu didasarkan "bukti-bukti" yang didapatkan dari "citra bawah air" KRI Rigel dan MV Swift Rescue dari Singapura yang melakukan pencarian hingga Minggu pagi.

Disebutkan bahwa bukti-bukti itu antara lain bagian luar kapal, kemudi vertikal belakang, jangkar, hingga baju keselamatan awak kapal selam.

"KRI Rigel telah melakukan pemindaian secara lebih akurat di lokasi tersebut menggunakan multibeam sonar dan magnetometer," kata Hadi Tjahjanto.

"Dan telah menghasilkan citra bawah air yang lebih detil. MV Ship Rescue juga telah menurunkan ROV-nya untuk memperkuat citra bawah air secara visual menggunakan kamera," paparnya.

Dari upaya itu, menurutnya, telah diperoleh citra yang telah konfirmasi sebagai bagian dari KRI Nanggala-402.

"Meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, bagian kapal yang lain, termasuk baju keselamatan awak kapal," ungkap Hadi.

Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut, Panglima TNI menyatakan, bahwa "KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur," kata Hadi, dalam jumpa pers di Bali.

"Saya nyatakan bahwa 53 personil yang on board KRI Nanggala-402 telah gugur," tambahnya.

Panglima TNI kemudian menyatakan "dengan kesedihan yang mendalam" menyampaikan belasungkawa atas kejadian ini, terutama kepada keluarga para awak kapal selam tersebut.

"Atas nama prajurit dan keluarga besar TNI saya sampaikan rasa dukacita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga prajurit yang gugur," kata Hadi.[acl]

Sumber: BBC Indonesia

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...