Jelang Puasa, Harga Sembako di Banda Aceh Masih Stabil
Sepekan menjelang datangnya bulan suci Ramadan 1442 H, harga sembako di Banda Aceh masih tergolong stabil. Padahal, biasanya mendekati bulan puasa kebutuhan pokok akan cendrung meningkat.
"Harga keseluruhannya boleh dikatakan masih kategori normal, cuma ada beberapa item yang agak naik harganya," kata salah seorang pedagang grosir di Pasar Peunayong Banda Aceh, Kamaruzzaman saat diwawancarai, Selasa (6/4/2021).
Kamaruzzaman mengatakan, untuk saat ini sembako yang harganya masih stabil ialah seperti minyak makan, gula, telur dan beras. Untuk gula harganya bekisar Rp 589.000 dan Rp 590.000 per karung, sedangkan per kilonya tetap Rp 13.000.
"Sedangkan beras juga stabil kali harganya, masih Rp 130.000 sampai Rp 170.000 (per sak) kami jual," ujar Kamaruzzaman.
Lanjutnya, sedangkan untuk tepung, per karungnya mengalami kenaikan sekitar Rp 5.000. Di mana sebelumnya dari harga Rp 152.000 naik jadi Rp 158.000 untuk tepung payung, sedangkan tepung Segitiga Biru harganya jadi Rp 184.000 dari Rp 182.000.
"Yang lain kalau kita lihat ya seperti beras masih harga normal, telor kadang kala naik kadang kala turun, sekarang sudah mulai naik sudah berkisar Rp 37.000 per lemping, sebelumnya ada yang Rp 32.000," sebutnya.
"Telor pengalaman kami kalau sudah mulai naik dia akan naik terus, apalagi pengaruh ada pengambilan PKH (bantuan)," tambahnya.
Kamaruzzaman menyebutkan, untuk pasokan sembako, para pedagang di Pasar Peunayong semuanya hampir 90 persen mereka memasok dari Medan, Sumatera Utara.
"kita hampir 90 persen dari Medan semua, tapi juga ada yang punya lokal sebagian," jelasnya.
Kemudian, terkait pemasukan barang dari Medan, menurut dia, selama ini lancar, tidak ada kendala apapun, setelah transfer uang barangnya langsung dikirim. Namun, yang menjadi masalah menurunnya daya beli dari masyarakat.
"Daya beli masyarakat agak kurang, bahkan menurun, mungkin ini karena faktor pandemi juga," katanya.
Ia menambahkan, untuk stok bulan Ramadan, pihaknya sudah menyiapkan semuanya, tetapi persiapan untuk bulan puasa ini berbeda dengan bulan puasa yang lalu.
"Kalau dulu seperti sirup cap patung itu kami ambilnya bisa 200 lusin, tapi sekarang enggak, kadang-kadang cuma 100 lusin kami ambil. Kan kami lihat pasar juga, ngak mau kami numpuk barang," jelasnya.[acl]