Kasus Covid-19 di Aceh Meningkat Diduga Efek Mudik Lebaran
Kasus konfirmasi positif Coronavirus Disease 2019 bertambah hingga 980 kasus dalam sepekan mulai 17 hingga 23 Mei 2021. Hal itu diduga terkait dengan aktifitas sosial menjelang lebaran dan mudik.
Jubir Satgas Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, menyebutkan masyarakat sulit menjaga jarak saat berbelanja persiapan lebaran, dan juga pada suasana mudik di gampong. Efek mudik ini diperkirakan hingga akhir Juni 2021.
“Dugaan itu beranjak dari asumsi epidemiologis tentang riwayat alamiah penyakit,”kata Saifullah dalam keterangannya, Selasa (25/5/2021).
Ia menjelaskan, riwayat alamiah penyakit (natural history of disease) merupakan salah satu elemen utama epidemiologi diskriptif, yaitu diskripsi tentang perjalanan waktu dan perkembangan penyakit pada individu, sejak paparan dengan agen kausal (virus corona) hingga terjadinya akibat penyakit, dalam konteks ini Covid-19.
Secara teoritis, lanjutnya, masa inkubasi Covid-19 sekitar 1-14 hari setelah terjadi penularan virus corona. Masa inkubasi adalah periode waktu terjadi paparan virus hingga munculnya gejala penyakit.
Manifestasi (muncul) gejalanya Covid-19 di Indonesia biasanya pada hari kelima atau hari keenam, setelah seseorang tertular atau terinfeksi virus corona, jelasnya.
Bila melihat lihat lonjakan kasus di Aceh dimulai pada 17 Mei 2021 dengan penambahan 91 kasus, hari berikutnya 128 kasus, terus 147 kasus, kemudian 199 kasus, lalu 176 kasus, selanjutnya 135 kasus, dan kemarin (23/5) 104 kasus, dapat diasumsikan kasus-kasus baru itu merupakan manifestasi virus corona yang terpapar dalam periode mudik, 12-16 Mei 2021, jelasnya.
Efek paparan virus corona masa mudik itu bisa berlangsaung hingga akhir Juni 2021, karena masa inkubasi Covid-19 itu 1-14 hari. Karena itu, kasus-kasus baru Covid-19 diduga akan tetap tinggi beberapa pekan ke depan.
Misalnya pada Senin (24/5/2021), kasus positif Covid-19 bertambah 167 orang, dan masih berpotensi terjadi transmisi dalam klaster mudik tersebut.
Akan tetapi, sebut Saifullah, masa transmisi penularan dan penyebarannya dapat dipersingkat melalui kesadaran bersama, yakni mereka yang terkait klaster mudik tersebut selalu memakai masker, menjaga jarak, tidak berkerumun, menghindari berpergian, dan disiplin mencuci tangan dengan memakai sabun, sesuai protokol Kesehatan.
“Protokol kesehatan masih satu-satunya cara yang efektif memutuskan penularan Covid-19,” tuturnya.
Menurut Saifullah, riwayat alamiah Covid-19 perlu menjadi pengetahuan publik, sehingga ada kesadaran kolektif melawan virus corona.
“Kebijakan Pemerintah Aceh semata-mata demi keselamatan seluruh masyarakat Aceh. Mari bahu-membahu dengan Satgas Covid-19 Aceh dan kabupaten/kota untuk melawan virus yang telah banyak menelan korban itu,” pungkasnya.
Hingga saat ini, secara akumulatif kasus Covid-19 di Aceh per 24 Mei 2021 telah mencapai 13.396orang. Rinciannya, para penyintas yang sudah sembuh sebanyak 10.931 orang. Penderita yang kini dirawat 2.922 orang, dan pasien yang meninggal dunia sudah mencapai 543 orang.