Kembangkan Industri Kenaf, KVG Malaysia Teken Kerja Sama dengan Pemerintah Aceh

Waktu Baca 5 Menit

Kembangkan Industri Kenaf, KVG Malaysia Teken Kerja Sama dengan Pemerintah Aceh
Asisten Perekenomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Ir. Mawardi, saat menghadiri acara penandatanganan MoU antara Pemerintah Aceh dengan Kenaf Venture Global (KVG) perusahaan Malaysia, dalam hal teknologi, penelitian, dan pengembangan benih kenaf di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (16/8/2022). Foto: Istimewa.

BANDA ACEH, READERS – Perusahaan Malaysia Kenaf Venture Global (KVG) menandatangani MoU dengan Pemerintahan Aceh untuk perluasan industri kenaf dalam hal teknologi, penelitian, dan pengembangan benih kenaf di Aceh.

Penandatanganan kesepakatan kerja sama itu berlangsung di Ritz-Carlton Pacific Place Jakarta, pada Selasa (16/8) kemarin.

Asisten Perekenomian dan Pembangunan Sekda Aceh dan Perwakilan Pemerintahan Aceh, Mawardi, menyampaikan kerja sama antara KVG dan Pemerintah Aceh itu diharapkan dapat memberikan dampak positif di bidang ekonomi, masyarakat dan lingkungan.

“Pemerintah Aceh mendukung KVG dalam ekspansi industri kenaf di Aceh, khususnya di bidang riset dan pengembangan. Kami sangat menghargai kerja sama ini dan berharap semoga dengan masuknya KVG ke Aceh, akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Aceh,” kata Mawardi dalam keterangan tertulis, Kamis (18/8/2022).

Mawardi menuturkan, kerja sama tersebut juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan warga setempat. Hal ini akan memengaruhi kinerja ekonomi daerah dan mempertinggi daya beli masyarakat, serta menekan angka kemiskinan.

Selain itu, kata dia, di bidang lingkungan kerja sama tersebut diharapkan dapat menjaga kesehatan lingkungan dan akan mampu membantu menekan emisi karbon dunia, yang sejalan dengan agenda pertemuan G20 untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Inisiatif pengembangan bisnis kenaf ini juga menjadi faktor pendorong menuju konsep hijau dan berkelanjutan sesuai dengan arahan “UN Habitat”.

Sementara itu, CEO KVG Group, Jazman Shahar Abdollah, mengatakan KVG berkomitmen untuk mendorong konsep kehidupan yang berkelanjutan (sustainability) melalui budidaya kenaf, dengan dukungan mitra yang dapat dipercaya.

KVG,  kata Jazman, secara progresif memberdayakan industri kenaf di tingkat lokal dan internasional dalam rangka mengangkat sektor sosial ekonomi dan memulihkan alam untuk kepentingan generasi selanjutnya.

Dalam upaya memaksimalkan potensi bisnis, KVG dan grup perusahaannya berkomitmen untuk membuka potensi dan peluang dari hasil panen, serta membuka potensi penuh kenaf dengan inovasi teknologi.

“Kami bertekad menjadi yang terdepan dalam kemajuan teknologi yang terkait industri kenaf, serta bergerak menuju IR 4.0. Hal ini untuk memastikan bahwa produksi dapat dilakukan lebih efisien dan sejalan dengan industri manufaktur global,” kata Jazman.

“Intinya, kami bertekad untuk mencapai tujuan yang telah kami ajukan yaitu ekspansi di Indonesia dan mengaktifkan kemajuan teknologi, yang berkaitan dengan pengembangan kenaf, karena KVG juga bertujuan untuk membawa pertanian ke tingkat lebih tinggi melalui penggunaan teknologi terbaru,” pungkasnya.

Tanaman Kenaf. Foto: Istimewa

Dilansir dari Balitbangtan Kementerian Pertanian, Kenaf merupakan tanaman yang masuk dalam keluarga Malvaceae. Ia adalah kerabat dekat dari tanaman-tanaman penghasil tekstil dan minyak, seperti kapas, kembang sepatu, okra, rosela, hingga tembakau.

Bentuk tanaman kenaf ini panjang dengan warna hijau pada batang dan daunnya. Batangnya kadang memiliki duri yang cukup tajam. Tanaman kenaf ini bisa tumbuh hingga tingginya mencapai 3 meter.

Kenaf yang punya nama latin Hibiscus cannabinus ini sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Tepatnya mulai tahun 1980-an. Lahan tanaman kenaf ini tersebar di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan.

Menurut Litbang Kementerian Pertanian, kenaf memiliki keunggulan beradaptasi luas pada berbagai kondisi lahan. Ia juga memiliki toleransi yang tinggi terhadap kondisi cekaman abiotik seperti: genangan air, kekeringan, dan pH tanah yang rendah (masam).

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...