Konser Amal di Kafe Berujung Kecaman, Ini Komentar DPRK
Hanya berselang sehari, video sejumlah pria dan wanita berjoget-joget di salah satu kafe di Peunayong, Banda Aceh langsung viral di media sosial.
Kegiatan itu berupa konser amal yang digelar oleh salah satu himpunan mahasiswa perguruan tinggi di Aceh untuk aksi kemanusiaan korban bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ketua Fraksi PKS DPRK Banda Aceh, Tuanku Muhammad menyesalkan kejadian tersebut. Hal itu mengingat masyarakat tengah berada dalam suasana bulan suci Ramadan, khususnya di Aceh yang menerapkan syariat Islam.
"Kecaman begitu deras mengalir dari masyarakat atas kejadian ini mengingat terjadi di bulan Ramadan, kondisi di mana harusnya diisi dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya beribadah kepada Allah Swt, bukan kegiatan yang malah merusak pelaksanaan syariat Islam di Kota Banda Aceh," kata Tuanku saat dihubungi readers.ID, Kamis (22/4/2021).
Baca juga: Langgar Prokes dan Qanun, Kafe di Peunayong Disegel Satpol PP/WH
Ia juga menyoroti kebijakan di kafe tempat berlangsungnya konser amal tersebut. Manajemen kafe seolah membiarkan kerumunan tanpa protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 dan penambahan kasus baru yang belum terkendali di Aceh.
"Padahal sudah ada peraturan agar pemilik usaha menjaga untuk tidak terjadi pelanggaran protokol kesehatan. Namun ini dilanggar," kata dia.
"Sangat kita sayangkan, konser amal yang seharusnya bernuansa baik tercederai dengan kegiatan joget-joget muda-mudi sampai larut malam. Ke depan, hal seperti ini benar-benar harus saling kita jaga. Jangan ada lagi yang merusak kesucian bulan suci Ramadan dan sama-sama menjaga prokes," tambahnya.
Lebih jauh, Tuanku berpendapat, banyak milenial di Aceh saat ini yang mulai lupa identitas dirinya dan budayanya.
"Seharusnya bisa dilihat ini bulan Ramadan, ini Kota Banda Aceh, harusnya mereka memikirkan kegiatan-kegiatan yang digelar itu jangan sampai mencederai kearifan lokal, identitas diri orang Aceh," kata Tuanku.
"Atau misalnya yang melakukan itu mahasiswa dari luar Banda Aceh, seharusnya menghargai kearifan lokal di Aceh. Nah inilah nilai-nilai menghargai, nilai-nilai toleransi ini yang harus kembali dikuatkan dan ditanamkan kepada generasi milenial kita ke depan," pungkasnya.[]