Balai Bahasa Provinsi Aceh Gelar Festival Bahasa Tunas Ibu di Gayo

Lestarikan Bahasa Ibu, Balai Bahasa Provinsi Aceh Akan Gelar FTBI Tingkat Provinsi Aceh. (Foto for Readers.id).
Penulis:

TAKENGON, READERS – Balai Bahasa Provinsi Aceh menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat SD/MI dan SMP/MTsN di Takengon, Aceh Tengah, untuk melestarikan bahasa ibu yang ada di Aceh, khususnya Bahasa Gayo. 

Koordinator Revitalisasi Bahasa Daerah/Panitia FTBI tingkat Provinsi Aceh, Ibrahim Sembiring, menerangkan, Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Aceh dilaksanakan di Parkside Hotel Takengon, Aceh Tengah, dari tanggal 20- 23 November 2023.

"Peserta FTBI ini diikuti oleh tiga kabupaten masing-masing Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues," kata Ibrahim Sembiring, Minggu (19/11/2023). 

Masing-masing daerah mengirimkan 36 orang peserta yang terdiri dari juara 1, 2, dan 3 tingkat SD/MI dan SMP/MTsN.  

"Jadi jumlah peserta FTBI tingkat Provinsi Aceh adalah sebanyak 108 orang peserta dari 6 cabang yang diperlombakan," sebutnya. 

Ke-enam cabang lomba pada FTBI itu yakni Cabang Puisi Gayo (puisi), Cabang Cerite Singket, Cabang Kekeberen, Cabang Pedato, Cabang Jangin dan Cabang Seni Berakah (stand up comedy).

Sesuai jadwal, kata Ibrahim Sembiring, FTBI tingkat Provinsi Aceh akan dibuka Pj Bupati Aceh Tengah, T Mirzuan, di Parkside Hotel Takengon pada Senin (20/11/2023) malam ini. 

"Selanjutnya pada hari Selasa (21/11/2023) seluruh cabang FTBI akan dilombakan di Parkside Hotel. Sedangkan acara penutupan FTBI berikut pengumuman pemenang, pembagian hadiah dan penampilan para juara akan di laksanakan di kabupaten Bener Meriah, tepatnya di lapangan Setdakab Bener Meriah pada hari Rabu (22/11/2023)," jelasnya.

Dia menambahkan, selama masa perlombaan berlangsung, seluruh peserta sekaligus para dewa juri dan pendamping akan diinapkan di Parkside Hotel Takengon. Para peserta juga di-cover makan, penginapan, dan lainnya. 

Rentan Punah

Sebelumnya, Bahasa Gayo merupakan rumpun bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Gayo yang berdomisili di tiga (3) kabupaten serumpun di Provinsi Aceh, atau dikenal kawasan Dataran Tinggi Gayo.  

Saat ini keberadaan bahasa Gayo sebagai salah satu bahasa ibu di Aceh sedang mengalami dagradasi sehingga berada pada posisi "Rentan Punah".  

Faktor penyebabnya adalah akibat berkurangnya jumlah penutur bahasa Gayo itu sendiri. Faktor berikutnya adalah banyaknya jumlah penutur bahasa lain.  

Pernyataan itu disampaikan Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh Drs Umar Solikhan M Hum, saat membuka pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Gayo dan Pelatihan Guru Master di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Bener Meriah beberapa waktu lalu. 

Sebagai realisasi dalam pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Gayo di tiga kabupaten serumpun, Balai Bahasa Provinsi Aceh kemudian melakukan pelatihan Guru Master yang dibimbing oleh para master yang terdiri dari berbagai latar belakang dan disiplin ilmu. 

Selanjutnya para guru master yang sudah dibekali, kembali melakukan pengimbasan kepada siswa dan siswi di sekolah masing-masing.  

Sebagai bahan evaluasi dari keberhasilan pengimbasan, pihak kabupaten melalui dinas pendidikan terkait, kemudian melaksanakan FBTI dengan 6 cabang lomba di atas.[HSP]