Maju atau Mundur
Oleh Zikri Yanda
Filosofi maju atau mundur dalam kehidupan sehari-hari mencerminkan pendekatan seseorang terhadap tantangan dan keputusan, tentunya dengan seiring berkembangnya zaman banyak dari kalangan generasi muda yang merasa ragu dalam melangkah juga dalam hal memutuskan suatu tujuan. Hal ini disebabkan dihadapkan dengan banyaknya tantangan dan persaingan yang semakin hari semakin bertambah. Dengan semakin maraknya persaingan dalam mencapai tujuan, banyak dari generasi muda yang selalu merasa kurang percayaan diri, dan selalu ragu dalam melakukan hal-hal yang mungkin mampu untuk dilakukan.
Acap kali generasi muda sekarang mengeluh dengan keadaan dan selalu beranggapan mustahil untuk melakukan hal-hal di luar batas kemampuan mereka, sehingga menimbulkan kecendurungan yang negatif dan selalu menilai diri tidak pantas dan merasa tidak mampu dalam melakukannya. Terkait hal ini, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi generasi Muda sehingga pasifnya dalam berkembang dan ragu untuk maju.
Layaknya seperti kebutuhan finansial serta gaya hidup yang tinggi sehingga membuat banyaknya generasi muda minder dan lebih memilih mengasingkan diri, adanya kecenderungan sikap ketidakjujuran yang semakin membudaya, besarnya rasa curiga dan kebencian satu sama lain, pergaulan yang tidak mendukung bahkan memberikan kritikan tajam yang menjatuhkan. Bahkan banyak generasi muda sekarang terdistrak oleh dorongan media sosial yang memaksa untuk terlihat baik dan sempurna di didepan publik, sehingga menimbulkan kurangnya kepercayaan diri terhadap diri sendiri.
Di dunia yang serba cepat dan terus berubah seperti saat ini, generasi muda dihadapkan dengan berbagai tantangan dan peluang. Mulai dari memperjuangkan keadilan sosial hingga menavigasi pasar kerja yang tidak stabil. Dengan seiring bertambahnya jumlah penduduk tentunya persaingan dalam dunia pekerjaan juga semakin ketat. Lebih lagi dihadapkan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan, generasi muda sering kali mengeluh dengan dunia pekerjaan disebabkan susahnya mendapatkan lapangan kerja.
Bahkan banyak lulusan-lulusan sarjana sekarang ini yang kehilangan arah tidak tahu harus bekerja dimana. Karena rata-ratanya lulusan sarjana sekarang sering berpikir berkuliah itu hanya sekedar mendapatkan ijazah saja demi untuk meningkat strata Pendidikan yang tinggi. Dari pemikiran seperti ini banyak kalangan generasi muda berpikir mundur dan selalu menganggap mustahil melakukan hal-hal diluar batas mereka. Tentunya dengan ketidakpastian masa depan membuat generasi muda dihadapkan dengan kekhawatiran dan kecemasan yang mendalam, tentang apakah bisa menjadi orang yang sukses kedepannya atau tidak.
Tanpa sadarnya semua orang itu memiliki keahlian serta mempunyai kualitas diri yang tinggi, masing-masing orang pastinya memiliki keahlian di bidangnya masing-masing dengan strata kemampuanya juga tapi semua itu sering kali dibantah dengan pemikiran yang penuh keraguan. Ketika tingkatan keraguan lebih tinggi mendoktrin pemikiran kita, maka kita selalu menganggap sesuatu itu mustahil untuk kita kerjakan, walaupun diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian juga kemampuan kita dalam satu bidang tertentu, tapi kita pasti selalu memilih untuk mundur dan bahkan sama sekali untuk tidak mengerjakannya.
Belum lagi dengan perkembang zaman yang selalu berubah kalangan generasi muda selalu merasa gengsi dalam bekerja, lebih lagi dari lulusan sarjana terlalu banyak memilih dan memilah perkerjaan karena termakan dengan gengsi yang terlalu tinggi. Dihadapkan dengan kesempatan dan peluang-peluang yang datang tapi mereka memilih untuk tidak mengambil kesempatan tersebut karena merasa tidak ada kecocokan dan tidak pantas selalu menyandingkan perihal pekerjaan dengan strata Pendidikan yang tinggi.
Tulisan ini dibuat dengan judul maju atau mundur disebabkan keraguan serta keputusasaan generasi muda yang sekarang semakin memuncak, tujuannya adalah agar generasi muda kedepannya lebih memahami juga mengerti betapa pentingnya mengetahui keahlian dan kualitas diri.
Memang pada dasarnya keraguan merupakan suatu hal yang wajar dalam hidup, dan tentunya sifat keraguan itu pasti ada di masing-masing orang, terutama ketika menghadapi sesuatu yang baru dan sifatnya tidak pasti. Namun jika dibiarkan, sifat keraguan ini bisa menjadi penghalang yang membuat kita takut dalam melangkah maju.
Sifat keraguan ini muncul dikarenakan sering kali dari kita memikirkan takutnya akan kegagalan dari proses yang kita lakukan, kurangnya kepercayaan diri, kekhawatiran akan kritik atau penilaian negatif dari orang lain, takut keluar dari apa yang sudah biasa membuat kita terjebak dalam stagnasi.
Keraguan yang membuat sesorang takut untuk maju sering kali dikaji oleh para ahli psikologi dan pengembangan diri seperti Albert Bandura. Menurutnya kepercayaan diri pada kemampuan untuk menyelesaikan tugas sangat mempengaruhi bagaimana seseorang menghadapi tantangan. Jika seseorang meragukan kemampuanya, ia akan lebih cenderung menghindari situasi yang dianggap sulit dan akhirnya terjebak dalam ketakutan untuk maju. Dari itu Bandura memberikan solusi agar; Meningkatkan kepercayaan diri melalui pengalaman kecil yang berhasil dan Belajar dari model atau orang lain yang berhasil mengatasi tantangan yang mustahil untuk mereka lakukan tapi bisa dia lalui.
Selanjutnya adalah Carol dweck.
Dweck memperkenalkan konsep fixed mindset (pola piker tetap) dan growth mindset (pola pikir berkembang). Keraguan sering kali muncul dari fixed mindset, dimana seseorang merasa kemampuan mereka adalah sesuatu yang tetap dan tidak dapat ditingkatkan. Solusi dari Dweck adalah mengadopsi growth mindset jauh lebih baik, yakni dengan menjadikan tantangan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, bukan menjadinya sebagai ancaman.
Ada kalanya seseorang merasa kurang percaya diri dan meragukan kemampuan yang dimilikinya. Juga sering kali mengabaikan hal-hal yang sebenarnya ingin dilakukanya, hanya karena mendengarkan pendapat negatif dari orang lain. Tentunya hal ini akan menjadi hambatan atau rintangan dalam menggapai sesuatu yang kita inginkan.
Jen sincero dalam bukunya yang berjudul “You Are A Badas” menjelaskan sejumlah tips yang dapat membangun rasa percaya diri seseorang seperti; bebaskan diri dari pikiran negatif, pikirkan ingin menjadi orang yang seperti apakah kamu, dan jangan biarkan seorangpun menghentikanmu. Kemudian tumbuhkan keinginan untuk belajar, tanamkan rasa syukur, dan mau memaafkan, jangan remehkan kekuatan pikiran, jangan menunda, membuat alasan, atau merasa ragu serta fokus pada semua aspek kehidupan
Jen Sincero menjelaskan bahwa siapapun pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Hanya saja yang membedakan mereka yang sukses dengan yang gagal adalah keinginanya untuk bangkit. Orang yang ingin sukses tentunya memilih untuk belajar dari kegagalan dan mendorong diri mereka lebih gigih dalam mengejar pencapain yang ingin dituju. Terdapat satu kutipan menarik dalam buku “You Are A Baddas” salah satu hal terbaik yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki dunia adalah memperbaiki dirimu sendiri.
Maju sering diartikan sebagai proses atau tindakan untuk bergerak kedepan, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Menurut KBBI, maju adalah bergerak kearah depan, bertambah baik atau berkembang lebih jauh. Maju merupakan suatu bentuk kegiatan yang progresif untuk berkembang dengan cara belajar dari pengalaman dan menciptkan kondisi yang lebih baik lagi serta merupakan Langkah proaktif untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencapai tujuan jangka Panjang.
Mundur sering diartikan sebagai gerakkan ke belakang atau keadaan dimana seseorang atau sesuatu mengalami kemunduran dalam kualitas atau perkembangan. Menurut KBBI, mundur adalah bergerak ke arah belakang, surut atau mengalami kemerosotan. Biasanya kemunduran ini terjadi ketika sesuatu individua tau peradaban gagal menghadapi tantangan yang ada, sehingga kehilangan kapasitas untuk berkembang serta mundur sering kali terjadi karena adanya pola kebiasaan buruk atau kurangnya strategi yang jelas dalam menghadapi perubahan.
Dengan pertumbuhan generasi yang berkembang pastinya akan dihadapkan diantara kedua pilhan ini, melangkah maju atau bergerak mundur. Dimana melangkah maju didorong atas dasar keinginan untuk bertumbuh atau berkembang. Sedangkan melangkah mundur pada kebiasaanya karena dipengaruhi oleh rasa takut, keraguan atau keengganan untuk berubah. Tentunya dengan memahmi kedua konsep ini dapat membantu kita dalam menentukan langkah mana yang lebih tepat untuk kita ambil dalam menghadapi tantangan hidup.
Tapi perlu kita ketahui Bersama juga terkadang ada beberapa hal yang mengharuskan kita mangambil langkah mundur untuk maju, dikarenakan mengambil langkah mundur itu diperlukan demi mengavaluasi situasi dan menemukan strategi baru. Ini bukan berarti tanda kelemahan melainkan cara untuk mengatasi hambatan dan mencapai tujuan dengan lebih baik. Dalam menjaga keseimbangan hidup bukan hanya tentang maju terus terkadang mundur merupakan langkah bijak untuk menghindari kesalahan besar, ini menciptakan kesempatan untuk belajar dan tumbuh.
Pentingnya kesadaran diri dalam memahami kapan harus mundur karena hal ini dapat membantu kita agar tetap realistis dan menghormati batasan diri, serta juga menjaga semangat kita. Dalam hal ini dapat kita katakan bahwasanya filosofi maju ataupun mundur keduanya memiliki peran penting dalam perjalanan arah kehidupan manusia.[]
*Zikri Yanda merupakan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Editor: Herman Muhammad