Masa Pandemi dan Vaksinasi, Nakes Kerap Jadi Pusat Marah Warga

Waktu Baca 4 Menit

Masa Pandemi dan Vaksinasi, Nakes Kerap Jadi Pusat Marah Warga
Foto Feature: Nakes Wajib Vaksin | Hotli Simanjuntak/readers.ID

Tenaga kesehatan (nekes) kerap menjadi tempat luapan amarah warga selama masa pandemi dan vaksinasi Covid-19. Terutama saat ada kasus tumbang di Aceh akibat Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) usai divaksin seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Hal itu diungkapkan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh, Safrizal Rahman, menceritakan beberapa pengalaman yang dirasakan para nakes saat menjalankan tugasnya.

"Kenyataannya selalu menjadi pusat kemarahan," kata Safrizal, kepada readers.ID, pada Senin (27/9/2021).

Ia menyampaikan, vaksin ini adalah amanat pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 14 tahun 2021 yang mewajibkan seluruh warga negara pada usia dan kondisi tubuh tertentu.

Karena yang bisa melakukan vaksinasi ini adalah nakes, lanjut ketua IDI Wilayah Aceh itu, maka pihaknya maju agar keinginan negara melindungi rakyatnya bisa berjalan dengan baik. Bahkan para nakes keluar dari posko kerjanya di pusat layanan kesehatan dan terjun langsung ke masyarakat atas permintaan pemerintah.

"Ini masyarakat harus mengerti, bahkan ratusan ribu mungkin yang sudah selesai divaksin aman di Aceh, puluhan juta sudah di Indonesia. Rasanya sedikit sekali yang menyampaikan terima kasih untuk para vaksinator," ujarnya.

Ia melanjutkan, harusnya masyarakat tak perlu khawatir dengan vaksinasi karena selain SOP-nya yang sudah baik, juga para dokter atau perawat yang bertindak sebagai vaksinator sudah dilatih ulang khusus untuk ini dan diberi sertifikat.

Beberapa kasus yang tumbang usai divaksin walau sudah melewati skrining, lanjut Safrizal, disebabkan karena ketakutan ketika mau divaksin sehingga mangalami KIPI dan semakin berpikiran, hal ini menimbulkan psikosomatik atau munculnya kondisi lain seperti sesak napas, lemas dan sebagainya pada tubuh.
KIPI seharusnya bisa dihindari bila tidak takut secara berlebihan hingga menimbulkan psikosomatik. Kemudian disarankan menjaga tidur serta asupan makan yang cukup, baik sebelum maupun setelah divaksin.
Menurut pantauannya, sejawat dokter yang punya anak usia sekolah rata-rata sudah lebih dahulu divaksin. Bahkan di beberapa kabupaten/kota, lanjutnya, anak para ketua IDI yang pertama divaksin.

"Dokter juga sayang pada anak kita. Tidak mungkin mereka korbankan anaknya kalau tidak untuk tujuan melindungi. Ini mungkin bisa menjadi rujukan bagi masyarakat," kata Ketua IDI Wilayah Aceh yang juga Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala itu.

Pihaknya berharap, vaksin menjadi salah satu harapan agar masyarakat dapat hidup kembali dengan normal seperti sedia kala.

"Vaksin ini bukan sesuatu yang aneh seperti halnya vaksin polio dan umrah atau haji, kalau masyarakat menyadari itu maka pikiran positif akan membawa kepada ketenangan saat divaksin dan meminimalisir KIPI," pungkasnya.[mu]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...