MaTA Sorot Pembangunan Lapangan Tenis Kejati Aceh, Mending Bangun Rumah Dhuafa

Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) menyoroti pembangunan lanjutan lapangan tenis indoor senilai Rp 4,7 miliar dan rehab lapangan tenis Kajati Aceh senilai Rp 8,3 miliar.
Pembangunan tempat olahraga di instansi vertikal ini dinilai tidak sejalan dengan semangat Pemerintah Aceh dalam hal pengentasan kemiskinan.
"Pemerintah Aceh nggak fokus sama targetnya sendiri soal keberpihakan ke masyarakat," kata Koordinator Bidang Advokasi Kebijakan Publik MaTA, Hafidh saat dihubungi readers.ID, Minggu (9/5/2021).
Menurutnya, pembangunan rumah duafa yang targetnya 6.000 unit per tahun jauh lebih penting dibandingkan dengan pembangunan lapangan tenis untuk instansi vertikal ini.
"Awal tahun kita sempat meributkan pemangkasan rumah duafa. Dengan alasan keterbatasan anggaran, pandemi dan sebagainya, akhirnya DPRA pun menyepakati pemangkasan tersebut. Nah, sekarang muncul rincian pembangunan seperti itu, yang jadi pertanyaan kita, apa urgensinya membangun lapangan tenis, untuk instansi vertikal lagi. Lebih penting mana dengan rumah duafa tadi," ujar Hafidh.
Koordinator Bidang Advokasi Kebijakan Publik MaTA itu menyarankan agar anggaran pembangunan lapangan tenis indoor untuk instansi vertikal ini dibatalkan saja dan dialihkan ke pembangunan rumah duafa.
"Saran kita lebih baik dibatalkan dan dialihkan untuk pembangunan rumah duafa yang seharusnya mengejar target. Seharusnya 6.000 unit per tahun, ini malah (dipangkas) jadi 780 unit per tahun," ungkap Hafidh.
Bila hal ini tidak dilakukan, lanjutnya, Pemerintah Aceh akan kesulitan mengejar target dalam hal pengentasan kemiskinan di Aceh ke depan.
"Gimana kita mau mengejar target kalau Pemerintah Aceh sendiri tidak serius mengalokasikan anggaran untuk hal-hal yang tidak urgen seperti ini," pungkasnya.[acl]
Komentar