Menakar Perjalanan 4 Tahun Kepemimpinan Dulsaza

Waktu Baca 7 Menit

Menakar Perjalanan 4 Tahun Kepemimpinan Dulsaza
Penulis: Abdul Berutu Penggiat Media Sosial & Inisiator Rumah Millenial

Jum'at, 21 Juli 2017, empat tahun lalu Bupati dan Wakil Bupati Aceh Singkil resmi di lantik oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf di Gedung DPRK Aceh Singkil.

Berdasarkan hasil perhitungan dan rapat pleno KIP pasangan Dulmusrid dan Sazali, S.Sos yang lebih di kenal DULSAZA berhak meraih tiket ke BL1R dan BL2R Aceh Singkil masa periode 2017-2022 dengan angka kemenangan tipis. Slogan perubahan yang diusung pasangan ini mampu menghipnotis rakyat Aceh Singkil dengan janji kampanye dan janji politik rakyat yang cerdas, sehat dan sejahtera.

Pemerintah daerah dituntut menjalankan pemerintahan baik (good governance) dalam segala aspek kebijakan publik yang dijawantahkan dalam kegiatan pembangunan untuk mengatasi kompleksitas persoalan dengan segala dinamikanya.  Salah satu kunci pemerintahan yang baik yaitu tata kelola pemerintahan dan pembangunan melalui kebijakan yang sesuai dengan realitas sosial untuk menjawab problematika yang dihadapi masyarakat serta di sinkronisasi dengan visi dan misi yang sejalan.

Bila merunut perjalanan 4 tahun perjalanan perubahan yang digembar-gemborkan oleh pasangan ini kita harus berbicara indikator dan fakta agar kesannya tidak asal ada tulisan dan fitnah.

Program, kebijakan, dan prestasi pemerintahan Dulsaza selama 4 tahun dicermati dan dievaluasi berdasarkan tiga pilar pembangunan Aceh Singkil, yaitu dalam program pendidikan, program kesehatan dan program ekonomi dan pemberdayaan. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap kebijakan pelayanan publik serta analisa terhadap capaian prestasi yang telah diperoleh selama empat tahun kepemimpinan Dulsaza.

Ketiga aspek program ini mewakili visi dan misi Dulsaza pendidikan; rakyat yang cerdas, aspek kesehatan; rakyat Sehat, aspek ekonomi dan pemberdayaan; rakyat sejahtera. Sejauh mana capaiannya?

Indeks pendidikan Aceh Singkil belum bisa diandalkan. Terbukti Sumber Daya Manusia (SDM)  masih jauh dari kata mampu bersaing. Anggaran pendidikan begitu besar hanya terfokus pada pembangunan fisik bukan manusianya, ditambah lagi serangan Covid-19, beasiswa untuk anak Didik Aceh Singkil di daerah dan luar daerah belum begitu optimal bahkan dihapuskan.

Dana sertifikasi guru, TC dan berbagai insentif sebagai penambah daya gedor pendidik banyak yang dikurangi bahkan dihilangkan. Tiga perguruan tinggi Aceh Singkil statusnya masih stagnan ketika minat studi Anak Aceh Singkil lebih memilih di luar daerah termasuk dari segi pendidikan dayah dan agama pilihan pesantren kota Subulussalam dan di provinsi sumatera utara.

Walaupun ada dua dayah yang standar pendidikannya sebanding mutu pendidikan di luar sana yaitu Pesantren Perbatasan Safinatussalamah dan Pesantren Modern Darur Rasyid.

Rakyat Sehat; sebagai salah satu rumah sakit andalan pemerintah daerah Aceh Singkil RSUD ACEH SINGKIL Kelasir mulai menunjukkan geliat dan perubahan dengan membangun fasilitas dan perlengkapan menunjang kebutuhan masyarakat Aceh Singkil yang selama ini lebih memilih ke BLUD RS Subulussalam, salah satunya faktor pelayanan dan kebersihan serta manajemennya, tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan sertifikasi melalui pelatihan belum sepenuhnya serius di kelola serta anggaran nya masih belum maksimal. Setelah pada masa pemerintahan dulu meraih sebuah predikat bergengsi sampai di undang ke Colombia untuk menerima penghargaan.

Rakyat Sejahtera; capaian terburuk adalah memperoleh rangking satu dua kali berturut-turut sebagai Kabupaten termiskin di Aceh dari 23 Kabupaten/Kota. Salah satu indikatornya adalah indeks kemiskinan terutama banyak warga miskin yang belum merasakan deru perubahan.

Anggaran hampir Rp 1 miliar setahun belum mampu diperuntukkan untuk kesejahteraan rakyat Aceh Singkil hanya fokus pada peningkatan infrastruktur, jalan, perkebunan, pertanian, pariwisata. Namun yang dirasakan rakyat secara Langsung tidak terlihat hanya mensejahterakan tim dan pengelola proye nya.

Salah satu langkah jemput bola yang mulai difollow-up adalah rencana investasi UEA di Pulau Banyak. Walaupun sebenarnya analisisnya belum sampai kepada kesimpulan apa yang didapatkan Pemda Aceh Singkil dan masyarakat terhadap keberadaan investor yang konon menggelontorkan dana hingga Rp 5 triliun.

Plus karut-marut di jenjang SKPK beberapa temuan dan kasus masih menggelinding bak bola salju. Di antara dinas yang paling banyak menjadi sorotan dan diperbincangkan di masyarakat adalah Dinas Perhubungan, Dinas Perindag UKM dan Koperasi, Dinas DPMK, Kepala BPSDM, Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata, dan hubungan dengan legislatif juga menjadi sorotan masyarakat kurang adanya komunikasi yang baik dengan DPRK sehingga memperlambat jalannya roda pemerintahan.

Setelah empat tahun berlalu denyut perubahan belum begitu nyata dirasakan masyarakat, dan harapan kita setahun terakhir agar janji politik bisa direalisasikan agar tidak menjadi sumpah dan seremonial saja ketika Dulsaza mengucapkan sumpah dan janji kepada rakyat dan pertanggungjawaban di akhirat kelak kepada Allah SWT.

Penulis: Abdul Berutu

Penggiat Media Sosial & Inisiator Rumah Millenial

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...