Mengetahui Jejak, Kiat, dan Pendidikan Maudy Ayunda

Sebagai salah seorang artis Tanah Air tentu memiliki gaya hidup yang keren dan kece pastinya. Maudy Ayunda menjadi salah satu sosok yang banyak menarik perhatian generasi muda masa kini karena menginspirasi. Kenapa menginspirasi?
Pertanyaan mengapa menjadi salah satu sosok inspirasi tentu menarik untuk diulas. Menariknya Maudy Ayunda sebagai sosok yang menginspirasi dapat dilihat dari berbagai sisi, namun yang paling menarik bagi penulis adalah soal kiat dan pendidikan yang ia tempuh.
Kendati demikian, soal pandangan kiat dan pendidikan menginspirasi karena ada hal yang menarik dari kiat Maudy Ayunda menjadi seorang yang berhasil menarik perhatian publik. Baik itu dari sisi aktris, penulis termasuk rekam jejak, kiat hidup dan pendidikannya.
1. Rekam Jejak
Ayunda Faza Maudya B.A., M.A., M.B.A, itulah nama lengkap artis cantik ini. Namun ia lebih dikenal dengan Maudy Ayunda. Ia lahir di Jakarta pada 19 Desember 1994 dari pasangan Didit Jasmedi R. Irawan dan Muren Murdjoko Jasmedi.
Maudy Ayunda merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Amanda Khairunnisa yang usianya selisih hanya tiga tahun dengan Maudy Ayunda. Mengikuti jejak sang kaka, Amanda juga pernah melibatkan diri untuk tampil sebagai aktris film.
Keluarga besar Maudy Ayunda merupakan keluarga berkebangsaan Indonesia. Hal ini jelas, karen dan lahir di Jakarta sebagai keluarga pribumi suku Jawa.
Soal rekam jejak Maudy cukup menarik sehingga ini yang menjadi inspirasi bagi regenerasi muda apalagi millenial ini. Totalitas sebagai seorang berpendidikan memberikan semangat baru dalam meniti karir yang luar biasa.
Dilansir dari Wikipedia, Maudy Ayunda merupakan terlahir sebagai sosok aktris, model, aktivis, penulis, dan penyanyi-penulis lagu.
Ia masuk dalam daftar Forbes Asia 30 Under 30 pada 2021 dan telah 13 kali dinominasikan Anugerah Musik Indonesia serta mendapatkan nominasi ganda Piala Citra pada FFI 2022.
Tidak hanya itu, Maudy Ayunda melakukan debutnya di dunia hiburan melalui film perdananya Untuk Rena produksi Miles Films pada 2005 silam. Kemudian ia membintangi beberapa film lainnya seperti Perahu Kertas (2012), Refrain (2013), dan Habibie & Ainun 3 (2019).
Sementara itu dalam karier musik, Maudy merilis album pertamanya pada tahun 2011, Panggil Aku... dengan singel hits-nya berjudul "Tiba Tiba Cinta Datang". Sejak saat itu, Maudy telah merils tiga album: Panggil Aku... (2011), Moments (2015), dan Oxygen (2018), serta dua album mini: My Hidden Collection (2013) dan The Hidden Tapes: Vol. 1 (2021). Ia juga kerap mengisi soundtrack dalam film-film yang dibintanginya.
2. Kiat Hidup
Selain memiliki segudang prestasi, Maudy Ayunda juga menanam prinsip hidup yang jitu, yaitu terdapat beberapa kiat hidup yang menarik sebagai inspirasi yang menarik.
Banyak potensi yang memungkinkan dari sosok artis ini seiring menjadi salah seorang yang berhasil menempuh pendidikan di perguruan tinggi ternama di luar negeri.
Maudy Ayunda juga sebagai salah seorang yang berhasil meraih dan penerima beasiswa LPDP. Dari itu, banyak generasi muda yang menarik perhatian pada kesuksesan Maudy Ayunda.
Nah untuk menjadi sosok yang sukses ala Maudy Ayunda, tentu ada beberapa hal yang melatarbelakangi dirinya menjadi sosok yang luar biasa dan menarik banyak perhatian.
Salah satu caranya untuk menyalurkan aspirasi ialah melalui platform Youtube, yang mana dirinya mengunggah video berjudul “Rahasia orang sukses bangun jam 5 pagi?! Maudy Ayunda’s Booklist” yang diunggahnya di kanal Youtube Maudy Ayunda pada 10 Februari lalu.
Maudy Ayunda’s Booklist merupakan salah satu cara Maudy untuk membagikan kisi-kisi menarik dari buku yang pernah dibacanya.
Di episode perdananya, Maudy membagikan insights dari buku karya Robin Sharma berjudul “The 5 AM Club”. Robin Sharma merupakan sosok yang dianggap sebagai salah satu dari lima pakar kepemimpinan terbaik di dunia.
Dalam buku ini, Maudy menyampaikan bahwa Robin Sharma mengangkat banyak cerita orang-orang sukses yang selama bertahun-tahun berkomitmen untuk bangun pagi setiap hari.
Maudy Ayunda juga menemukan bukti bahwa bangun pagi memberikan nada positif dan produktif dalam kepribadian serta perjalanan kesehariannya.
“Untuk menjadi sukses, kita harus mau melakukan sesuatu yang tidak banyak orang mau lakukan.” Bangun pagi, khususnya bangun jam 5 pagi merupakan salah satu caranya.
Maudy menemukan salah satu metode yang menarik dalam buku ini, yakni metode 20/20/20 yang dilakukan di jam pertama dimulainya suatu hari.
20 menit pertama latihan fisik, 20 menit kedua untuk refleksi diri, dan 20 menit terakhir untuk pembelajaran. Rutinitas ini, kata Maudy, dilakukan selama 66 hari secara berturut-turut hingga akhirnya menjadi kebiasaan.
Rahasia Pencetak Sejarah, Capitalization IQ
Melalui risetnya, Robin Sharma mengatakan bahwa orang yang sukses tidak hanya bergantung pada bakat yang dimilikinya dari lahir, namun juga bergantung pada capitalization IQ.
“Kesuksesan bergantung pada sejauh mana kita memanfaatkan potensi kita melalui konsistensi dan kegigihan.” tulis buku tersebut.
Soal ini, Maudy menghubungkan hal ini dengan Growth Mindset yang mana seorang pribadi harus terus menumbuhkan dan mengasah talentanya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Dari itu Maudy memetakan tiga taktik eksekusi dari aktivitas tersebut, pertama Tight Bubble of Total Focus, kedua “Metode 90/90/1”, dan ketiga “Metode 10/10”.
Pertama, Tight Bubble of Total Focus. Dalam eksekusi ini Maudy menyampaikan agar dapat fokus menjalankan suatu pekerjaan, harus bisa menciptakan suasana yang tenang tanpa adanya sesuatu yang bisa mendistraksi diri.
Taktik kedua adalah “Metode 90/90/1”. Menggunakan metode ini, selama 90 hari kedepan, gunakan 90 menit pertama untuk melakukan pekerjaan yang menduduki puncak prioritas dan sangat berdampak. Dengan metode ini, hasil pekerjaan yang menjadi prioritas tersebut akan jauh lebih memuaskan. Taktik yang terakhir adalah “Metode 10/10”.
Setiap jam kita bekerja, gunakanlah 10 menit untuk beristirahat tanpa menatap layar gadget atau no screentime. Dengan beristirahat sejenak, kita telah memiliki energi yang dapat digunakan sebagai ‘bahan bakar’ untuk melanjutkan pekerjaan kita selanjutnya.
Dalam epilog video ini, Maudy mengajak kita untuk memulai melakukan berbagai tip yang telah diutarakan dalam buku “The 5 AM Club” secara bertahap. Salah satu tip yang dianjurkan adalah no screentime setelah pukul 8 malam agar tidur malam hari kita lebih berkualitas.
3. Pendidikan
Soal pendidikan, Maudy Ayunda memang telah memimpikan untuk kuliah di universitas ternama di Amerika dan Inggris. Hal itu telah nampak karena dari sejak kecil telah memiliki hobi membaca. Sejak usia 3 tahun, Maudy Ayunda mengaplikasikan dirinya untuk membaca buku.
Selanjutnya, Maudy Ayunda menempuh sekolah dasar di SD Al-Azhar hingga kelas dua lalu pindah ke Sekolah Interkultural Mentari hingga lulus SMP. Awalnya, ia memiliki kendala bahasa dan harus beradaptasi menggunakan bahasa Inggris di sekolah internasional, sedangkan saat itu ia hanya terbiasa dengan bahasa Indonesia dan Jawa.
Setelah penampilan debutnya di film Untuk Rena, Maudy berhenti sejenak di dunia hiburan dan fokus pada pendidikannya. Maudy melanjutkan SMA di British School Jakarta. Saat itu, ia menjabat sebagai ketua OSIS.
Pasca kelulusan sekolah menengah, Maudy diterima di Universitas Oxford, Inggris dan mengambil jurusan PPE (Philosophy, Politics and Economics). Ia memulai studi pada September 2013 dan lulus pada tahun 2016.
Pada tahun 2019, Maudy melanjutkan kuliah untuk gelar S2 dan berhasil diterima di dua universitas ternama dunia yaitu Universitas Harvard dan Universitas Stanford. Maudy Ayunda memutuskan untuk kuliah di Universitas Stanford dan lulus pada tahun 2021 dengan gelar ganda untuk jurusan bisnis (M.B.A.) dan pendidikan (M.A.).
Pada Maret 2022, Maudy ditunjuk sebagai juru bicara pemerintah Indonesia untuk presidensi KTT G20 yang diselenggarakan di Bali pada November 2022.
Ketua Bidang Media dan Komunikasi Presidensi G20 atau Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Johnny G. Plate menjelaskan ditunjuknnya Maudy Ayunda sebagai juru bicara bertujuan untuk membuat komunikasi antara pemerintah dan masyarakat terkait G20 lebih intens.
Selain itu Johnny menilai bahwa Maudy adalah milenial yang tepat menjadi jubir pemerintah Indonesia di KKT G20 tersebut karena memiliki latar belakang pendidikan filosofi politik dan ekonomi di Oxford serta pendidikan bisnis di Stanford, sehingga informasi terkait Presidensi G20 dapat menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas, terutama generasi milenial dan generasi Z.
Nah itulah sekilas soal Maudy Ayunda soal jejak, kiat dan pendidikan Maudy Ayunda. Sebenarnya masih banyak hal hal menarik dari sosok Maudy Ayunda untuk menjadi secercah inspirasi dari generasi Indonesia untuk masa depan Indonesia mendatang.



Komentar