Muslim di Aceh Diminta Bersatu Soal Perbedaan Puasa Ramadhan

Petugas BMKG sedang mempersiapkan alat pemantau hilal. Foto: Hotli Simanjuntak/readers.ID
Penulis:

Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Barat, Teungku Abdurrani Adian meminta seluruh umat muslim di Aceh menghargai keputusan masyarakat yang melaksanakan ibadah puasa secara berbeda pada Ramadhan 1442 Hijriah.

“Mari kita jadikan perbedaan awal Ramadhan ini secara arif dan bijaksana dan mampu meningkatkan kita dalam persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Teungku Abdurrani Adian di Meulaboh, Rabu seperti diberitakan Antara.

Seperti diketahui, sebagian masyarakat di Provinsi Aceh mulai melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah pada tahun ini secara berbeda sejak Senin (12/4/2021).

Khusus untuk jamaah pengikut Tarikat Syattariyah, atau dikenal pengikut ajaran ulama kharismatik Aceh Abu Habib Muda Seunagan mulai melaksanakan ibadah puasa pada Senin (12/4/2021).

Sementara pengikut pemerintah dan warga Nahdlatul Ulama (NU) atau Ahli Sunnah Wal Jamaah serta Muhammadiyah mulai melaksanakan awal puasa Ramadhan pada hari Selasa (13/4/2021).

Dari kalangan ulama dayah tradisional di Aceh mulai melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 1442 Hijriyah pada Rabu (14/4/2021) hari ini.

Menanggapi perbedaan tersebut, Teungku Abdurrani menyatakan perbedaan penetapan awal Ramadhan tersebut adalah rahmat, namun hendaknya tidak jadi sarana perpecahan umat Islam di Aceh termasuk di Tanah Air.

Pihaknya meminta masyarakat dapat menghormati perbedaan pelaksanaan ibadah tersebut, guna meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, agar ibadah yang dijalankan pada bulan suci dan penuh pengampunan ini menjadi berkah dan sarana memperkuat persaudaraan.[]