Partai Daerah Aceh Ganti Nama, Abi Muhib Tetap Memimpin Hingga 2026

Foto Rianza | readers.ID
Penulis:

Partai Daerah Aceh (PDA) akan berganti nama. Dua nama yang bakal digunakan sebagai pengganti yakni Partai Darul Aceh dan Partai Demi Aceh. Itu disepakati dalam Musyawarah Raya Luar Biasa (Muralub), pada Minggu (12/9/2021).

Selain itu, pada Muralub yang diselenggarakan di Takengon, Aceh Tengah, ini, partai lokal tersebut juga sepakat untuk memperpanjang masa jabatan Teungku Muhibussabri atau Abi Muhib sebagai ketua umum PDA hingga 2026.

Sekretaris Jenderal PDA, Teungku Razuan mengatakan, terdapat tiga keputusan yang dihasilkan dalam Muralub. Di antaranya, penetapan nama dan lambang baru, perubahan AD/ART, dan penetapan sekaligus pembaruan masa jabatan ketua umum.

"Perubahan nama dan lambang partai adalah suatu keharusan bagi kami PDA, mengingat aturan ambang batas. Perolehan anggota DPRA terpilih kita di masa Pemilu kemarin hanyalah tiga kursi. Maka Partai Daerah Aceh tidak bisa ikut berpatisipasi pada pemilu mendatang," kata Tgk Razuan.

Perihal nama, kata Razuan, ditetapkan berdasarkan hasil forum sidang komisi I yang mengerucut pada dua pilihan nama baru yaitu Partai Darul Aceh dan Partai Demi Aceh.

"Nama ini akan kita ajukan ke Kemenkumham agar bisa segera ditindaklanjuti dan disahkan sesuai aturan," ujarnya.

Razuan menuturkan, biasanya Mura atau Muralub PDA hanya terdapat agenda pemilihan ketua baru. Namun Muralub kali ini hanya penetapan atau perpanjangan periode masa jabatan ketua umum.

Ia menambahkan, keputusan dalam Muralub ini diambil mengingat waktu yang dibutuhkan untuk verifikasi partai oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) sudah sangat dekat.

Sementara itu, Ketua Umum PDA, Abi Muhib mengatakan, pihaknya tidak mau kehilangan fokus dengan jabatan-jabatan internal partai, karena tugas besar menunggu untuk memperbarui dan memperkuat PDA.

Lebih lanjut, Abi Muhib menyampaikan bahwa pihaknya yakin ke depan peluang PDA semakin kian bagus untuk menjadi partai yang besar.

"Target kita bisa mencapai electoral thresshold 5%. Hal ini sudah tercermin dari masa ke masa. Di awal pasca konflik memang sulit. Kita semua tahu siapa yang merajai dunia perpolitikan Aceh saat itu. Di masa selanjutnya, perolehan kursi PDA meningkat, meskipun yang menjadi dewan dari PDA masih sedikit juga," sebutnya.

Abi Muhib melihat, Aceh saat ini sudah lebih kondusif, sehingg masyarakat pemilih juga sudah berganti generasi, dan tentunya lebih cerdas dalam mengenal politik di Aceh.

"Kesempatan ini harus diambil oleh PDA. Terutama oleh para kader di setiap tingkatan, baik DPP, DPW maupun DPK," tutur Muhib.[mu]