Pemerintah Aceh Diminta Perhatikan Investor Lokal

Penulis:

Keseriusan Pemerintah Aceh mendatangkan investor ke Seuramo Mekkah tidak diragukan lagi. Gubernur Nova Iriansyah tampaknya rela terbang jauh-jauh ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk menjemput para investor guna melakukan pengembangan dunia pariwisata di Aceh.

Lobi demi lobi gencar dilakukan di Abu Dhabi sana, mulai dari lobi investor pariwisata hingga lobi masalah energi terbarukan yang akan dibawa pulang ke Aceh.

Menanggapi hal itu, salah seorang investor lokal (pengusaha), Julfitri atau akrab dikenal Joel Bungalow, mengatakan untuk meyakinkan para investor besar datang ke Aceh, hal yang harus dilakukan oleh Pemerintah Aceh ialah dengan cara memperhatikan para investor-investor lokal terlebih dahulu.

"Jadi kalau hari ini dia lihat yang kecil-kecil ini bisa maju, apalagi yang besar, kan begitu. Kalau yang kecil ini enggak maju mana mungkin yang besar mau berinvestasi," kata Joel kepada readers.ID, Sabtu (10/4/2021).

Menurut Joel, ketika membahas soal pengelolaan pariwisata, pemerintah perlu mendukung para pengusaha-pengusaha wisata lokal. Sebab, para pengusaha wisata lokal sudah berupaya meminimalisir angka kemiskinan dan pengangguran di Aceh.

Lanjutnya, pemerintah harus tahu bahwa setiap investor tidak akan berinvestasi secara sembarangan. Banyak hal yang akan menjadi prioritas mereka sebelum berinvestasi secara besar-besaran, salah satunya adalah kemananan atau kenyamanan.

"Kemiskinan ini kan nomor satu hari ini di Aceh, jadi kalau hanya pemerintah fokus kepada investor-investor besar, ini seperti menjual koran kepada monyet atau menjual berita kepada yang tidak mau baca," sebut Joel.

Ia menuturkan, saat ini masih banyak pengusaha-pengusaha kecil khususnya di bidang wisata tidak dianggap penting di Aceh. Terbukti masih ada jalan menuju destinasi wisata yang tidak bagus dan masih banyak infrastruktur-infrastruktur yang belum di bangun. Padahal semua itu juga merupakan bagian dari investasi.

"Yang kami lakukan hari ini adalah membantu pemerintah menuntaskan kemiskinan atau meminimalisir kemiskinan, karena kami di sini merekrut tenaga lokal, membeli produk lokal dengan target marketnya jelas," tuturnya.

"Tapi dari kalau kita lihat dari segi ini, listrik aja kita yang sediakan, jalan kita yang buat, air bersih tidak ada. Tapi sesudah kita bangun yang lucunya PAD diambil," tambah Joel.

Joel menjelaskan, pemerintah hari ini jangan menganggap investor besar itu nanti akan membangun jalan atau berbagai infrastruktur. "Mereka membangun kan tempat mereka juga. Kalau fasilitas itu kan harus dibangun oleh pemerintah juga. Dan berapa feedback yang akan kembali dengan investasi besar," tutur Joel.

Permudah Izin

Masih soal investasi di bidang wisata, izin menjadi kendala serius yang harus dihadapi oleh para investor. Banyak sekali, baik izin dengan negara maupun berbagi izin lainnya.

"Hari ini masalah dibidang investasi saya ada kendala yang sangat besar di sini. Saya sudah berinvestasi di lokasi Joel Bungalow hari ini kan, itu terkendala dengan izin. Kita punya dua izin, selain izin dari negara ini ada lagi izin-izin lain, maksudnya izin di atas izin, ini kan menjadi kendala usia nanti," kata Joel.

Padahal, kata Joel, bicara pariwisata adalah bicara lapangan kerja. Tetapi sejauh ini tidak semua masyarakat memahami hal itu. Malah masyarakat memahami wisata sebagai ajang tempat bermaksiat.

"Hal ini sudah terjadi, ada kawan saya dari Rusia dia buat apa di Aceh Jaya enggak bisa karena tidak ada izin dari gampong. Ini menjadi hal yang dipertanyakan oleh kawan-kawan saya di luar negeri. Padahal kita sekarang ini kan kalau masalah izin udah serba digital," ujarnya.

Joel menambahkan, dirinya sebagai investor lokal (pengusaha wisata) siap mendukung program dari pemerintah, terutama di bidang wisata.

"Kita siap mendukung program pemerintah kalau untuk bagian investasi, terlebih dalam bidang pariwisata ini," pungkasnya.[]