Pemuda Muhammadiyah Aceh: Butuh Kekompakan Bangun Aceh

Ketua Pemuda Muhammadiyah Aceh Rudi Ismawan. Foto: Dok, istimewa.
Penulis:

Ketua Pemuda Muhammadiyah Aceh, Rudi Ismawan, mengatakan semua pengambil kebijakan di Aceh harus kompak membangun Aceh. Tingginya angka kemiskinan di Aceh harus menjadi evaluasi mendalam bagi semua pihak.

“Para pengambil kebijakan, terutama eksekutif dan legislatif harus kompak menyusun strategi pembangunan Aceh,” ujar Rudi kepada Readers.ID, Kamis (18/2/2021).

Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh mengeluarkan data terbaru terkait angka kemiskinan Aceh.  Per September 2020 jumlah penduduk miskin di Aceh 833 orang atau 15,43 persen. Jumlah penduduk miskin pada September 2020 naik sebanyak 24.000 orang dibandingkan September 2019. Kini, Aceh menjadi provinsi dengan penduduk miskin terbesar di Pulau Sumatra.

Rudi mengatakan, program pro-rakyat dan pemberdayaan ekonomi di tingkat tapak harus diperbanyak.

“Ke depan kita bangun bersama agar mampu mewujudkan Aceh Hebat, Aceh Kuat, bukan malah sebaliknya,” ujar Rudi.

Rudi menuturkan, kenaikan angka kemiskinan pada September 2020 tidak terlepas dari pengaruh pandemi Covid-19. Selama pandemi, aktivitas ekonomi warga lesu sehingga berpenagruh pada pendapatan warga.

Meski demikian, Rudi berharap pemerintah tidak menjadikan pandemi sebagai kambing hitam. Justru pemerintah harusnya berpikir lebih cerdas untuk meningkat kesejahteraan warga pada masa pandemi.

Sebelumnya Kepada Bappeda Aceh Teuku Ahmad Dadek menuturkan kenaikan angka kemiskinan di Aceh harus dilihat dari kondisi secara nasional dan dalam perspektif pandemi Covid-19.

Persentase penduduk miskin Indonesia per September 2020 adalah 10,19 persen, lebih tinggi 0,97 poin jika dibandingkan terhadap September 2019 yang sebesar 9,22 persen.

“Sedangkan jumlah penduduk miskin telah meningkat menjadi 27,55 juta jiwa, atau meningkat sebanyak 2,76 juta jiwa dari September 2019 yang tercatat 24,79 juta jiwa,” kata Dadek.

Dadek mengatakan, para pihak harus menyadari bahwa kondisi pandemi Covid-19 telah memberikan dampak besar bagi perekonomian Indonesia dan Aceh khususnya.

“Para pengkritik harus sadar kita berada di masa pandemik di mana pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dan berbagai kendala yang ditimbulkan.

Mulai tidak lancarnya mobilitas ekonomi, sampai dengan dibatasinya aktivitas masyarakat,”ujar Dadek.

Dadek menjelaskan, saat ini Pemerintah Aceh terus berupaya bertahan di tengah kondisi pandemi yang berdampak pada terpuruknya perekonomian daerah. Meskipun kenaikan angka penduduk miskin Aceh masih di bawah nasional, kata Dadek, Pemerintah Aceh terus melakukan upaya peningkatan perekonomian masyarakat terutama di tahun 2021 ini.

Dadek juga berharap agar Dana Desa juga difokuskan untuk pemberdayaan ekonomi terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19 2021 sambil menunggu proses vaksinasi sehingga pandemi ini berakhir.

Selain itu, kata Dadek,  Pemerintah Aceh akan merangsang sektor swasta dan UMKM agar dapat bangkit di tahun 2021 ini. Sehingga pelaku UMKM bisa lebih tahan dan kreatif dalam mempertahankan keberlangsungan bisnisnya.