Peran Suami untuk ASI Esklusif

Waktu Baca 4 Menit

Peran Suami untuk ASI Esklusif
Ftr Amelia Fadlina, S. Fis (Fisioterapi dan mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Unmuha) Foto IST

Menyusui merupakan kodrat seorang wanita yang tidak mungkin dapat dihindari. Namun menyesui bukan pekerjaan mudah. Menyusui butuh kesiapan mental, asupan nutrisi yang cukup, dan dukungan orang terdekat. Tentu orang terdekat adalah suami.

Barangkali kita sering mendengar kalau mengurus anak itu tugas ibu saja dan ayah fokus dalam mencari nafkah. Namun, dalam konteks pemberian air susu ibu (ASI) eslusif bagi bayi selama enam bulan akan berhasil jika didukung oleh suami.

Peran ayah dimulai dari menyiapkan makanan bergizi bagi ibu yang baru siap bersalin. Makanan bergizi akan membantu produksi ASI dengan lancar. Selain asupan gizi, dukungan mental dari suami juga sangat dibutuhkan. Sebab, jika ibu dalam keadaan stress produksi ASI akan terhambat, bahkan bisa saja kering. Stress bagi ibu pasca melahirkan juga dapat memicu baby blues.

Ibu juga perlu diberi me time (waktu sendiri) di mana si ibu bisa merasakan rilex dan melepaskan beban, sehingga saat kembali bertemu dengan si bayi dia merasa lebih ringan dan bahagia. Ajak si ibu dan bayi jalan-jalan untuk melepaskan penat sehingga mereka merasa lebih rilex. Suami juga bisa membantu istri dengan cara pijat oksitosin. Selama masa pemberian ASI esklusif, suami harus lebih banyak menghabiskan waktu bersama istri dan anak.

Tidak sampai di sana, karena pemberian ASI esklusif durasi dua jam sekali, maka pekerjaan domestik harusnya dipikul juga oleh suami. Misalnya, sembari ibu memberikan ASI kepada anak, suami membantu mencuci piring, menyapu rumah, siram bunga, atau menjemur pakaian. Dengan demikian ibu akan punya waktu lebih banyak untuk memberikan ASI esklusif bagi buah hati mereka.

Pengetahuan suami tentang pentingnya ASI esklusif juga menjadi faktor pendukung suksesnya program tersebut. Sejak awal istri dan suami harus sepakat untuk pemberian ASI esklusif bagi anak. Ketika keduanya memiliki komitmen yang kuat pemberian ASI esklusif akan berjalan lancar.

Beberapa suami, terutama pasangan baru, bukan tidak mendukung istri memberikan ASI esklusif, namun pengetahuan mereka masih rendah. Oleh karena itu, seorang suami harus meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan anak. Saat ini Sudah banyak komunitas pejuang ASI yang dapat dijadikan tempat konsultasi.

Yang harus diingat, ASI adalah makanan sumber gizi terbaik bagi bayi. ASI eksklusif maka si bayi akan mendapatkan anti body, kecerdasaan anak lebih unggul, dan dapat mengurangi risiko stunting.

Pemberian ASI juga menjadi media mempererat ikatan emosional antara ibu dengan bayi. Dari sisi ekonomi, pemberian ASI eksklusif juga lebih hemat daripada susu formula. ASI juga lebih higienis karena tidak terkontamisasi dengan benda lain. Pemberian susu formula tanpa menjaga higienis akan berisiko besar pada Kesehatan bayi.

Ingatlah wahai para ayah, tugas merawat anak bukan semata tugas istri, namun tugas bersama. Tanggungjawab itu dimulai sejak kandungan hingga telah lahir.[]

Penulis: Ftr Amelia Fadlina, S. Fis (Fisioterapi dan mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Unmuha)

Baca Juga:

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...