Pj Gubernur Aceh, Resmi Buka PKA

Author

Waktu Baca 3 Menit

Pj Gubernur Aceh, Resmi Buka PKA
Penjabat Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, saat memberikan sambutan pada pembukaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Taman Sultanah Ratu Safiiatuddin, Banda Aceh, Sabtu (4/11/2023) malam.

BANDA ACEH, READERS – Pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke- VIII tahun 2023, resmi dibuka di Komplek Taman Ratu Sulthanah Safiatuddin, Sabtu (4/11/2023) malam.

PKA yang diikuti oleh seluruh kabupaten dan kota se-Aceh serta sejumlah negara sahabat, merupakan sebuah sarana menapaki sejarah dan memupuk persatuan, di tengah keberagamaan suku dan adat istiadat, namun masyarakat Aceh tetap menyatu di Bumi Serambi Mekah.

“Selamat datang di Pekan Kebudayaan Aceh ke-8! Sebuah festival yang tak hanya merayakan kebudayaan, tetapi juga mengabadikan jejak sejarah dan menghidupkan semangat persatuan Aceh. PKA merupakan panggung yang menampilkan dinamika perpolitikan, sosial, budaya, dan Pemerintahan Aceh, yang terekam sejak pelaksanaan perdana pada tahun 1958,” kata Achmad Marzuki.

PKA adalah buah pemikiran dan perjuangan orang-orang tua di masa lalu, yang memberikan teladan dalam merajut, merawat, dan menjaga perdamaian melalui pelestarian serta pemajuan kebudayaan, khususnya peradaban atau tamadun islami di Bumi Serambi Mekkah.

Sejak 1958, sambung Gubernur, PKA menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pemerintah dalam melindungi, membina, mengembangkan, dan memanfaatkan sisi baik kebudayaan. Seiring 65 tahun perjalanan panjang PKA, Pemerintah Aceh memilih tema ‘Jalur Rempah Aceh’ pada PKA VIII ini, dengan tagline ‘Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia’.

“Tema ini dipilih dengan mempertimbangkan maksud dan tujuan PKA, relevansinya dengan isu terkini secara global, serta terkoneksi dengan visi misi pembangunan daerah dan nasional. Jalur rempah merupakan jalur perniagaan populer yang mengangkut rempah sebagai komoditas utama ke seluruh dunia. Aceh patut berbangga karena 2 dari 20 titik jalur rempah Nusantara berada di Aceh,” sebut Achmad Marzuki.

Lebih lanjut disampaikan, sejarah mencatat bahwa di masa lampau Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Aceh Darussalam menjadi sentrum perdagangan aneka rempah, terutama lada yang dikenal luas pada masanya.

Di masa kini, sejak tahun 2021, Jalur Rempah Nusantara menjadi program prioritas nasional yang bertujuan menjadikan jalur rempah sebagai Warisan Budaya Dunia, dan Aceh merupakan salah satu titik yang menghubungkan Nusantara dengan dunia.

Oleh karena itu, Gubernur menegaskan bahwa tagline ‘Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia’ merupakan cerminan kesiapan Aceh pasca Covid-19 untuk bangkit melalui rempah-rempah yang menjadi komoditas unggulan seperti kopi, nilam, pala, sereh wangi, dan lainnya.[]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...