Plastik PET, Tanggung Jawab Produsen Terhadap Lingkungan?

Ilustrasi botol air mineral berbahan plastik. [Dok. Pixabay]
Penulis:

Plastik yang sudah menjadi barang serbaguna dalam kebutuhan sehari-hari ternyata ada berbagai jenis yang dibedakan berdasarkan kode. Secara resmi setidaknya ada 7 jenis plastik yang dibedakan berdasarkan kode huruf yaitu PET atau PETE, HDPE, PVC atau V, LDPE, PP, PS, dan OTHER.

Berpedoman pada Resin Identification Code (RIC) yang diterbitkan oleh The Society of Plastic Industry (SPI) pada tahun 1988 di Amerika Serikat, jenis plastik yang paling mudah didaur ulang adalah Polyethylene Terephthalate (PET), dengan kode angka 1.

Ahli Teknologi Polimer dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Mochamad Chalid dalam siaran media, Rabu (17/3/2021) mengatakan, PET banyak digunakan sebagai bahan baku produk plastik, seperti kemasan botol dan galon air minum. Hal ini dikarenakan hasil daur ulang limbah plastik PET bisa dijadikan produk turunan yang baru, beragam dan bisa dimanfaatkan kembali.

Itulah mengapa jenis plastik ini banyak dibutuhkan di industri daur ulang, dan di samping itu, menjadi solusi yang efektif dalam menangani masalah tumpukan limbah plastik di Indonesia.

Mengingat jenis plastik ini yang paling bersahabat dengan tubuh kita dan alam, penggunaan jenis plastik PET juga menjadi jawaban atas keinginan konsumen yang ingin mendapatkan kemasan yang lebih higienis, praktis, kedap udara, serta lebih aman dari pemalsuan, dan bebas dari Bisphenol A (BPA). Selain itu, higienitas bahan PET ini terjamin keamanannya, baik dalam kondisi panas maupun dingin.

Greenpeace: Jangan Jadi Gimmick

Beredar iklan produk air mineral kemasan galon sekali pakai yang mengklaim ramah lingkungan, ditanggapi juru kampanye Urban Greenpeace Muharram Atha Rasyadi. ia menyebutkan klaim ramah lingkungan galon sekali pakai hanya gimmick.

“Ini hanya gimmick. Sebenarnya mereka hanya melakukan greenwashing,” katanya November 2020 silam. Menurut Atha, green washing tak ubahnya sebuah pencitraan bahwa mereka mengeluarkan sebuah produk ramah lingkungan.

Dia menjelaskan, metode yang digunakan sebuah produk air mineral dengan produk galon sekali pakai adalah trik umum. Sering digunakan industri dalam memasarkan produknya. Produsen membangun pesan dan kesan bahwa produk mereka itu aman dan ramah lingkungan.

“Tetapi harus didalami dulu. Apa yang dimaksud dengan ramah lingkungan,” tuturnya.

Atha menjelaskan dari material yang digunakan dalam produk galon sekali pakai memang berbeda dengan galon isi ulang. Dia menjelaskan, untuk bahan atau material galon isi ulang dirancang sedemikian rupa supaya bisa digunakan berkali-kali.

Sedangkan untuk galon sekali pakai, bahannya menggunakan plastik jenis PET (Polyethylene terephthalate). Material plastic jenis itu dapat didaur ulang, namun dia menegaskan bukan berarti produk galon sekali pakai ramah lingkungan. Sebab harus memperhatikan apakah galon sekali pakai itu benar-benar terserap ke industri daur ulang plastik.

Untuk itu Atha mengingatkan supaya industri untuk lebih berhati-hati dan tidak gampang mengklaim sebuah produk.

“Harus ada tanggung jawab dari produsen atas kemasan dari produk yang dihasilkan,” katanya. Khususnya kemasan produk yang tidak bisa terurai oleh alam. Dia berharap ketika produsen mengenalkan produk baru, seharusnya sudah menyiapkan skema take back dengan kapasitas yang sama dengan produksinya.[]

Sumber: Wartaekonomi, Jawapos

PET juga memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi karena kestabilan sifat-sifatnya, seperti berwarna jernih, ringan, serta mudah dibentuk, dan tidak mudah pecah.

Ahli Teknologi Polimer dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Mochamad Chalid dalam siaran media, Rabu (17/3/2021).