Prof Syahrizal Abbas: Konsep BEREH Adalah Nilai Ajaran Syariah

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Syahrizal Abbas menjadi penceramah pada Safari Ramadhan Dinas Pendidikan Aceh di Masjid Al-Muhajirin, Gampong Paya Tumpi, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah, Sabtu (17/4/2021).
Dalam ceramahnya, Prof Syahrizal Abbas mengajak para jemaah untuk senantiasa memanfaatkan bulan Ramadan dengan penuh ibadah, tentunya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Seperti, melaksanakan shalat fardhu, shalat sunnah, zikir, berdoa, dan itikaf yang merupakan ibadah mahzah atau ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah SWT.
"Tapi disamping itu, ibadah ghairu mahzah juga tidak boleh ditinggalkan, karena ibadah ini menyangkut dengan kehidupan orang lain, kehidupan masyarakat, dan kehidupan publik, untuk saling membantu, mengingatkan dan saling mendorong kepada kebaikan, itu semuanya juga ibadah," kata Prof Syahrizal.
“Jadi jangan hanya ibadah mahzah semata di bulan Ramadhan, tapi ibadah ghairu mahzah pun juga harus lebih banyak dilakukan,” tuturnya.
Ia menuturkan, memberi makan kepada orang berbuka puasa, memberi sedekah, dan membersihkan lingkungan sehingga terlihat Bersih, Rapi, Estetis, dan Hijau (BEREH) itu sebenarnya ajaran Alquran dan Sunnah.
Sebab, kata Prof Syahrizal, Alquran memerintahkan hambanya untuk selalu dalam keadaan bersih. Di dunia, kata dia, orang yang paling bersih kehidupannya adalah Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW, yakni di rumah bersih, di masjid bersih, bahkan dimanapun.
“Jadi kalau ada program Pemerintah Aceh yang mengajak kita untuk bersih sebetulnya itulah pelaksanaan syariat Islam dalam kehidupan kita,” ujar Syahrizal.
Prof Syahrizal menyebutkan dalam firman Allah sesungguhnya Allah SWT itu cinta kepada orang yang taubat dan orang yang bersih dan suci. Untuk itu jika mau dekat dengan Allah, berkomunikasi dengan Allah, maka syaratnya harus bersih. Bersih pakaian, bukan berarti harus pakaian mahal, bersih tempat tidur bukan berarti harus luar biasa seperti tempat tidur raja.
Kemudian, hijau juga merupakan ajaran Alquran. Allah dalam firmannya memerintahkan kepada kita agar tidak membuat kerusakan di muka bumi dengan eksploitasi besar-besaran, tebang hutan besar-besaran, sehingga alam menjadi gersang.
Begitupun, Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad juga pernah memerintahkan umatnya untuk menanam pohon. “Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma maka apa bila dia mampu menanamnya sebelum terjadinya kiamat, maka hendaklah dia menanamnya".
Oleh karena itu, orang yang berpuasa adalah orang yang konsisten menjalankan ajaran Allah dan Rasul, dia bersih, estetis dan menanam pepohonan adalah ciri orang yang bertakwa.
“Rupanya konsep bersih, rapi, estetik, dan hijau adalah nilai ajaran syariah dan itu adalah ciri orang yang bertakwa,” sebut Prof Syahrizal.
Seperti diketahui, berdasarkan arahan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Taqwallah, pelaksanaan tausiah Safari Ramadhan Pemerintah Aceh akan digelar secara serentak pada hari kelima puasa atau di 54 masjid yang tersebar di setiap kabupaten/kota di Aceh.
Komentar