Refleksi Meugang Ramadhan, Mahasiswa se-Indonesia Belajar Memasak Kuliner Aceh

Waktu Baca 6 Menit

Refleksi Meugang Ramadhan, Mahasiswa se-Indonesia Belajar Memasak Kuliner AcehFoto: for Readers.id
Mahasiswa se-Indonesia yang tergabung dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM)-4 Universitas Syiah Kuala (USK) Kelompok Seulanga memperlihatkan ragam masakan Aceh dari hasil belajar memasak langsung, Minggu (3/3/2024).

BANDA ACEH, READERS – Menyambut datangnya tradisi meugang Ramadhan 1445 H, mahasiswa se-Indonesia yang tergabung dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM)-4 Universitas Syiah Kuala (USK) Kelompok Seulanga gelar kegiatan refleksi mengenali tradisi meugang melalui keberagaman kuliner tradisional Aceh. 

Kegiatan ini dirancang dalam rangka merayakan warisan budaya melalui pengenalan dan praktik memasak kuliner tradisional Aceh, Minggu (3/3/2024), di rumah Dr Irfan Zikri, Dosen Pembimbing Modul Nusantara PMM4 USK Kelompok Seulanga.

“Modul ini bertujuan memahami makna ritual meugang sebagai rasa suka cita menyambut bulan spesial, juga melestarikan dan menghargai kekayaan budaya kuliner Aceh,” ungkap Irfan kepada READERS, Selasa (5/3/2024). 

Dia menjelaskan, fefleksi kegiatan ini bukan hanya tentang makanan dan ritual makan bersama, tetapi sebuah perjalanan penemuan dan apresiasi terhadap kearifan dan akar budaya lokal.  

Irfan menambahkan, kegiatan ini juga sarana bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia mengenal lebih dekat kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh dengan memahami nilai-nilai kultural dan spiritual yang terkandung dari setiap runtutan kegiatan dan ragam hidangan khas tradisi meugang.

“Belajar kuliner ini tidak hanya memberi saya keterampilan baru, tetapi juga membuka pintu ke budaya yang berbeda. Saya merasa lebih terhubung dengan Aceh dan masyarakatnya setelah merasakan kehangatan dan keramahan mereka,” aku Solahuddin, mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Eka Indriyani, mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Malang, menekankan kegiatan ini membuatnya lebih menghargai setiap bahan dan memahami pentingnya keseimbangan rasa dalam masakan Aceh. 

"Modul kali ini sangat mendebarkan sekaligus menyenangkan, merasakan sensasi langsung setiap proses memasak, mulai dari kerjasama tim, menghargai detail warisan budaya, dan memahami setiap resep kuliner," kata Putri Diana Lestari, mahasiswa sosiologi Universitas Negeri Surabaya.

Dr Irfan Zikri menerangkan, sisi menarik kegiatan Refleksi Meugang Ramadhan di Aceh yakni keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan memasak secara langsung.  Praktik memasak itu dipandu oleh salah satu juru masak masakan lokal Aceh, Rosmiati. 

“Memasak kuliner Aceh memerlukan konsentrasi dan ketelitian dalam meracik rempah-rempah dan bumbunya,” jelas Rosmiati. 

Dia menambahkan pengenalan tahap awal belajar mencakup pemahaman bahan baku lokal, mulai dari daging meugang hingga rempah-rempah khas untuk menghasilkan cita rasa otentik.

Pada momen ini, para mahasiswa diajarkan memasak kuliner khas meugang, yaitu kari daging, kuah boh labu (kuah labu), ayam tangkap, dan ungkot suree teucraih (tongkol tumis).  

Instruktur dengan antusiasme menjelaskan setiap langkah, mulai dari persiapan bahan, teknik memasak, hingga penyajian. Mahasiswa terlibat aktif, bertanya, dan mencatat setiap detail untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang kuliner Aceh.

Selain memasak hidangan-hidangan utama, mereka juga belajar membuat penganan khas Aceh seperti roti jala dan boh rom-rom. 

Rosnita, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan geli mengungkapkan, "Seru banget membuat roti jala, kalau dilihat gampang buatnya, tapi susah banget, perlu ketelitian."

Acara refleksi Meugang Ramadhan di Aceh ini bukan hanya menciptakan pengalaman belajar yang mendalam, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam melestarikan dan mengenalkan kekayaan budaya kuliner Aceh kepada generasi muda. 

Dengan terlibat langsung dalam proses memasak, mahasiswa tidak hanya menjadi penikmat makanan, tetapi juga pelaku yang turut serta dalam mempertahankan tradisi warisan.

Rizky Cahya Pratama, mahasiswa Universitas Jember, menyimpulkan, "melalui kegiatan ini, PMM4 USK Kelompok Seulanga berhasil menghadirkan kesan mendalam tentang keragaman kuliner tradisional Aceh. Kami tidak hanya membawa pulang pengetahuan baru, tetapi juga kenangan akan momen berharga dalam mengeksplorasi dan menghargai keunikan budaya Aceh melalui masakan lezat yang dihasilkan."

Pelaksanaan kegiatan modul ini tidak hanya memberikan kesan kepada mahasiswa PMM4 USK Kelompok Seulanga, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi kedua Liaison Officers Mahasiswa USK, Muhammad Rizki Rahmadani dan Syarifah Fathimah Azzahra.

Program PMM-4 di Universitas Syiah Kuala dirancang untuk mempromosikan pemahaman dan pertukaran budaya antara mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia, menciptakan persatuan, keebrsaman 
dan toleransi. 

Sebagai bentuk perayaan dan penghormatan terhadap tradisi Meugang Ramadhan, kegiatan ini menjadi pijakan untuk lebih mendalam lagi dalam eksplorasi kekayaan kuliner dan budaya Indonesia.[]

Editor:

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...