Shalat Berjamaah Terganggu, 114 Etnis Rohingya Diminta Segera Dipindahkan
Kami sangat berharap para pengungsi ini segera dipindahkan, dikarenakan Meunasah ini bukan tempat penampungan dan bahkan warga tidak bisa melaksaknakan ibadah shalat berjamaah.
Bireuen – Warga Gampong Alue Buya Pasie, Kecamatan Jangka, Bireuen, meminta 114 warga etnis Rohingya yang saat ini masih ditampung di halaman meunasah gampong setempat agar segera dipindahkan ke lokasi yang sudah ditentukan. Hal tersebut dikarenakan terganggunya aktivitas shalat berjamaah di meunasah (musala) setempat.
Keuchik Alue Buya Pasie, Muslim Abdul Majid mengatakan warga sudah kewalahan dengan masih ditampungnya para pengungsi Rohingya di desanya.
Pasalnya, meunasah yang keseharian dimanfaatkan warga setempat untuk shalat berjamaah saat ini terpaksa tidak bisa digunakan.
“Kami sangat berharap para pengungsi ini segera dipindahkan, dikarenakan Meunasah ini bukan tempat penampungan dan bahkan warga tidak bisa melaksaknakan ibadah shalat berjamaah,” kata Muslim saat dikonfirmasi readers.ID, Selasa (8/3/2022).
Muslim menyebutkan, untuk biaya pengamanan dirinya harus terpaksa menggunakan uang khas desa guna diberikan kepada petugas keamanan yang ada dilokasi.
“Untuk biaya pengaman dan uang beli nasi baik untuk petugas medis untuk sementara ditanggung oleh pihak gampong,” ujarnya.
Sebab itu, Muslim berharap agar dana yang dikeluarkan itu nantinya agar dikembalikan, menginggat dana yang digunakan itu diambil dari khas desa, meskipun setiap pengeluaran sudah dikoordinasi dengan pihak kecamatan.
Selain itu, Muslim mengaku sudah ada pihak UNHCR dan ION dari Medan, Sumatera Utara yang saat ini sedang mendata serta melakukan pemeriksaan kesehatan kembali terhadap para pengungsi Rohingya tersebut.
Berdasarkan informasi, kata Muslim, dari hasil keputusan di kabupaten, ratusan pengungsi tersebut hari ini kemungkinan kecil akan dipindahkan ke BLK Lhokseumawe dan kemungkinan besar ke Tanjung Pinang.
“Kami minta agar pengungsi itu segera dipindahkan dikarenakan warga sudah sangat kewalahan dengan adanya mereka di tempat kami,” pungkasnya.
Editor: Rianza Alfandi