Siswa Fatih Bilingual School Banda Aceh Raih 4 Medali Perak di Kompetisi Riset Inovatif Internasional
Dari Indonesia sendiri, kata Bia, selain dari Aceh ada juga peserta dari daerah lain. Namun hanya perwakilan dari Aceh yang mendapat medali yaitu 4 grup peneliti dari InoFatih.
MALAYSIA, READERS — Sebanyak 4 grup peneliti muda dari SMA Fatih Bilingual School (FBS) Banda Aceh meraih medali perak (juara kedua) dalam kompetisi Innovative Research Exhibition (IReX) 2023 yang diselenggarakan oleh Postgraduate Students Association of Institute System Biology, Universiti Kebangsaan Malaysia (PSAI), Kamis (25/5/2023), di Kuala Lumpur.
“Alhamdulillah 4 tim Penelitian dan Projek Fatih Bilingual School atau yang dikenal dengan Tim InoFatih masing-masing dapat meraih Medali Perak dalam ajang iRex 2023 di Kuala Lumpur, Malaysia,” ujar Kepala SMA Fatih Bilingual School Banda Aceh, Biadelma Nanda Illiandi atau Bia.
Dia menjelaskan, kompetisi internasional tersebut diikuti 59 tim finalis level SMP/SMA dan Pre-University/College dari Malaysia, Indonesia, dan Perancis. Para peserta melakukan presentasi hasil penelitian di hadapan Dewan Juri. Hasil akhirnya, Malaysia keluar sebagai juara umum, disusul Indonesia sebagai juara dua yang diwakili siswa SMA Fatih Banda Aceh, dan Prancis di posisi tiga.
Dari Indonesia sendiri, kata Bia, selain dari Aceh ada juga peserta dari daerah lain. Namun hanya perwakilan dari Aceh yang mendapat medali yaitu 4 grup peneliti dari InoFatih.
“Ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan bagi kami selaku pihak sekolah dimana mereka menutut ilmu secara khusus dan tentunya mereka telah mengharumkan nama Republik Indonesia di kompetisi tingkat internasional,” tuturnya lagi.
Kepala SMA Fatih Bilingual School Banda Aceh menyebutkan, empat grup yang meraih medali perak tersebut memaparkan project masing-masing yang sudah lolos seleksi penyelenggara. Dari 100-an yang mendaftar seluruh dunia, hanya 59 grup yang masuk babak final untuk tampil di Malaysia.
Grup 1 dengan Project Bata-Kreueng beraggotakan Muhammad Caesar Zia Bawana, Omar Tamzil, dan Muhammad Ghufron Almaruzi. Penelitian mereka memanfaatkan penggunaan cangkang kerang hijau dan ampas tebu yang dihaluskan sebagai alternatif dari bata merah, untuk mengurangi kadar Radon dan eco isolator.
Grup 2 dengan Project ROCOBU beranggotakan Dimas Arya Arkana, Khalil Ghibran dan Muhammad Yasya. Mereka menemukan Alternatif Rockwool dengan memanfaatkan campuran cocopeat dan tebu untuk menghemat biaya produksi dan lebih banyak menyerap air.
Grup 3 dengan Project SEATOFU yaitu penggunaan ampas tahu dan lamun untuk mengurangi efek negatif rumah kaca (gas metana dari limbah gas hewan ternak). Mereka beranggotakan Yusuf Raihan, T. Atha Salafy dan Althaf Anayatullah Asnawi.
Terakhir Grup 4 beranggotakan Ihsan Hidayatullah, Muhammad Zawil Wafa Al-Hafiz dan Muhammad Sudaish Al-Hafiz. Mereka memaparkan Project MSL-Multi Soil Layering yaitu temuan untuk memfiltrasi limbah laundry untuk mengurangi kadar surfaktan dan fosfat. Soil Layering-Perlite, kerikil, dan MSL block (campuran lumpur dan tanah mengandung belerang).
Bia menambahkan, ke-12 siswa Fatih tersebut sebelumnya telah menjuarai kompetisi serupa di tingkat lokal di Aceh. Hal itu menjadi syarat utama agar bisa diterima di ajang IReX 2023.
Tim InoFatih sendiri sudah menggodok persiapan menuju IReX 2023 dari enam bulan lalu, yang didampingi oleh guru mereka di Fatih Banda Aceh yaitu Nabila Humaira, Zahrina Shalhandan, dan Adib Gani Sila Nurcahya.
Adib Gani Sila Nurcahya juga menyatakan kebahagiaanya atas apa yang diperoleh siswa binaannnya itu.
“Semoga mereka tetap semangat dan terus menebar manfaat melalui penelitian-penelitian berikutnya, untuk Aceh, Indonesia dan dunia,” ujar guru lulusan University of Pavia, Italia tersebut.[]
Editor: Redaksi