Tekan Angka Stunting, Pj Walikota Minta Puskesmas Lebih Intensif Turun Lapangan
“Saya berharap, dengan hadirnya RGG angka stunting di Kota Lhokseumawe dapat kita turunkan secara optimal. Sejak rembuk stunting saya sendiri sudah berkomitmen mengambil enam anak stunting, yang sebagian ada di Blang Pulo,”

LHOKSEUMAWE, READERS – Pemerintah Kota Lhokseumawe bersama PLN Nusantara Power resmikan Rumah Gizi Gampong (RGG), di Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe, Rabu (21/06/2023).
Pj Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Drs. Imran, menyampaikan jika masih ada yang meyakini vaksin untuk imunisasi tidak halal. Ini merupakan tugas bersama, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mulai dari Pemerintah Kota, hingga perangkat desa maupun petugas medis.
"Kalau masih berpikir seperti itu ya sudah biar saya yang tanggung jawab itu dosanya, yang penting anak-anak itu terimunisasi. Lebih bagus menyelamatkan anak-anak itu, dari pada ada kejadian di kemudian hari," katanya.
Imran menyebutkan fungsi utama RGG adalah memberikan edukasi dan monitoring pertumbuhan secara terstruktur kepada kelompok risiko, seperti ibu hamil, ibu balita dan remaja putri. Imran juga berkomitmen menjadi orang tua asuh bagi enam penderita stunting, yang sebagian berada di wilayah Blang Pulo.
“Saya berharap, dengan hadirnya RGG angka stunting di Kota Lhokseumawe dapat kita turunkan secara optimal. Sejak rembuk stunting saya sendiri sudah berkomitmen mengambil enam anak stunting, yang sebagian ada di Blang Pulo,” ungkapnya.
Imran meminta penanganan stunting tidak hanya sekedar omongan, orang tua asuh harus turun langsung ke lapangan agar penanganan cepat dan tepat sasaran. Peninjauan harus dilakukan mulai dari asupan makanan, dan lingkungan sekitar termasuk kondisi rumah layak atau tidak.
Imran memberi contoh seperti di Kecamatan Muara Satu merupakan wilayah tertinggi angka stunting, yaitu terdata mencapai 235 balita. Hal ini memperoleh instruksi khusus bagi pihak puskesmas, agar terus memantau perkembangan balita serta lebih gencar untuk melakukan imunisasi lengkap.
“Faktor utama pemeriksaan ibu hamil yang tidak berkelanjutan, penanganan imunisasi ibu hamil dan gizi ibu hamil, faktor kedua pasca melahirkan bayi tidak peroleh imunisasi dasar lengkap. Pihak puskesmas jangan hanya menunggu di puskesmas, harus turun ke lapangan jika tidak maka akan kita evaluasi,” ujarnya.
Komentar