Tingkatkan Kemampuan Komunikasi Lingkungan, HMP KPI Ngecamp di Pusat Konservasi Gajah 

Author

Waktu Baca 2 Menit

Tingkatkan Kemampuan Komunikasi Lingkungan, HMP KPI <i>Ngecamp</i> di Pusat Konservasi Gajah 
Comunication Camp (Com Camp) VI dengan tema “Streaching toward Supporior Islamic Dan Broadcasting” di Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet Aceh Jaya, Sabtu (19/11/2023). (Foto: HMP KPI)

BANDA ACEH, READERS – Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh kembali selenggarakan kegiatan Comunication Camp (Com Camp) VI dengan tema “Stretching Toward Superior Islamic And Broadcasting” di Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet Aceh Jaya, Sabtu (19/11/2023).

Ketua Panitia Acara, Syiva Anisah mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan baru bagi para mahasiswa KPI UIN Ar-Raniry.

Kemudian, puncak dari kegiatan ini yaitu konservasi gajah yang memberikan pemahaman tentang kehidupan gajah kepada para mahasiswa KPI. 

“Konservasi gajah dimana kita dapat mengenal alam melalui gajah sambil belajar bagaimana lingkungan hidup dari gajah. Kita ketahu bahwa hewan gajah ini hampir punah, jadi kita harus mengenal bagaimana kehidupan gajah saat ini,” kata Syiva.

Sementara itu, seorang pawang gajah, Amilin, mengatakan CRU itu merupakan unit konservasi yang dibangun pemerintah untuk mengatasi konflik antar gajah dan manusia. 

“Kami di sini sekarang hanya ada dua gajah, satu Isabella umurnya 28 tahun dan Johana yang umurnya 40 tahun. Dan CRU ini unit resmi di bawah naungan pemerintah,” jelasnya.

Dikatakan, tidak semua gajah itu bisa dengan mudah didekati. Butuh pendekatan yang sangat lama agar bisa menjinakkan gajah yang ada di sana.

Ia menyebutkan, bagi orang yang baru berinteraksi dengan gajah, maka ia harus didampingi oleh mahout.

“Kita jangan coba-coba mendekati gajah tanpa adanya mahout karena gajah memiliki belalai yang mungkin terlihat ringan tetapi itu bisa melempar kita sekitar 5 meter, apalagi yang jantan karena sifat gajah yang jantan itu petarung,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikannya, kebiasaan gajah selalu berjalan di jalur yang sama. Walaupun jalur jalan yang ia lewati sudah berubah menjadi pemukiman warga, ia akan tetap melewatinya.

“Gajah ini insting dan ingatannya paling kuat dan dia juga pendendam. Makanya, gajah tidak akan mengganggu manusia jika bukan manusia yang merusak lingkungannya,” pungkasnya.[HSP]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...