Usai Ketangkap, Penyelundup Rohingya ke Aceh Ngaku Raih Untung Rp 3,3 M
PIDIE, READERS – Polres Pidie menangkap warga negara Bangladesh berinisial HM (70) yang diduga anggota komplotan penyelundup warga etnis Rohingya ke pesisir pantai Kabupaten Pidie pada pertengahan November lalu.
Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali dalam konferensi pers di Pidie, Rabu (6/12/2023), mengungkapkan, dari hasil penangkapan HM tersebut, diketahui dalam aksinya penyeludup memperoleh keuntungan sebanyak Rp3,3 miliar dari imigran yang dibawa ke perairan pantai Aceh.
Mereka mengutip setoran dari setiap pengungsi Rohingya. Anak-anak harus membayar sebesar 50.000 Daka atau sekitar Rp7 juta dan orang dewasa sebesar 100.000 Daka atau Rp14 juta.
“Jika ditotalkan agen meraup keuntungan dari hasil kejahatan praktik penyelundupan tersebut bila dihitung KUR Indonesia sebesar Rp3,3 miliar,” kata AKBP Imam, seperti dilansir detikSumut, Kamis (7/12/2023).
Imam Asfali dalam keterangannya menerangkan, HM melakukan aksi bersama beberapa agen lainnya. Mereka mengangkut rombongan pengungsi Rohingya dari kamp Cox’s Bazar Bangladesh dalam dua kapal berbeda.
Kapal kayu tersebut masuk ke perairan wilayah Indonesia tanpa dilengkapi izin maupun dokumen yang sah. Para agen diduga dengan sengaja mendaratkan dua kapal itu di kawasan Pidie pada 14 dan 15 November 2023.
Terhadap perbuatan mereka, pelaku disangkakan Pasal 120 Ayat (1) dan Ayat (2) UU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dan Pasal 55 Ayat (1) Ke I KUHPidana dengan hukuman paling singkat 5 tahun dan paling lama lima belas tahun penjara.
Kronologis Penyelundupan
Pengngsi Rohingya usai mendarat di pantai Gampong Blang Raya, Muara Tiga, Pidie, Selasa (14/11/2023). Foto: KOMPAS.COM/DASPRIANI Y. ZAMZAMI/HO.
HM dan terduga agen lainnya memfasilitasi keberangkatan dua kapal berpenumpang pengungsi Rohingya dengan jumlah 194 orang dan 147 orang. Kapal tersebut tiba di Pidie pada 14-15 November lalu.
Pada Selasa (14/11/2023) sekitar pukul 11.30 WIB kapal yang mengangkut 194 orang mendarat di Gampong Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie.
Keesokannya, agen Z dan kapten S yang juga menyelundupkan 147 orang Rohingya terdampar di Kuala Gampong Pasi Beurandeh Kecamatan Batee Kabupaten Pidie.
Menurut keterangan Polres Pidie, mereka berangkat dari Bangladesh pada 8 November pukul 04.00 WIB dengan kapal kayu FB SEFA dengan kapten Z dan HM serta kapal FB. Hajiaiyob Moorf yang dinakhodai S. Dua kapal itu bertolak dari titik tak jauh dari kamp pengungsian di Cox's Bazar.
Selama mengarungi lautan, sebut Kapolres Pidie, kedua kapal berlayar berdekatan dan sesekali bergandengan untuk saling mengecek kondisi penumpang kapal hingga akhirnya tiba di titik koordinat.
"Kapten kapal Z dan HM pada tengah malam pada hari Selasa tanggal 14 November sebelum terdampar di pesisir pantai Desa Blang Raya Kecamatan Muara Tiga berpindah ke kapal yang dinahkodai S. Setelah kapal terdampar di tepi pantai maka ketiganya termasuk tiga agen lainnya yang belum diketahui ikut turun dari kapal dan melarikan diri ke arah hutan," jelas Imam.
Saat pelarian, HM yang sudah berumur tak sanggup melarikan diri. Dia pun ditangkap pemuda setempat dan dibawa ke rombongan imigran di bibir pantai.
HM juga sempat berkamuflase dengan para imigran Rohingya tersebut sebelum akhirnya ditangkap polisi.
"HM berkamuflase sebagai rombongan imigran Rohingya yang terdampar, tetapi yang bersangkutan merupakan jaringan penyeludupan imigran ke Indonesia," ujar Imam.
Dari keterangan HM, ada lima orang lain, termasuk nakhoda dan agen, yang ikut dalam rombongan tapi kabur ke hutan. Polisi masih mendalami dan memburu terduga penyelundup imigran Rohingya tersebut.
“Kita juga akan mendatakan jaringan internasional dalam penyelundupan manusia etnis Rohingya yang dibawa keluar dari negara Indonesia,” jelas Kapolres.[HSP]
Editor: Hendra Syahputra
Sumber: Dari Berbagai Sumber