Vaksin Covid-19 Pfizer Dinyatakan Efektif untuk Anak SD

Pemerintah Aceh mulai menggunakan vaksin merek Pfizer untuk melakukan program vaksinasi bagi masyarakat umum. Vaksin yang memiliki merk dagang Comirnaty itu merupakan hasil kerja sama perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech dengan perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer.
Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Aceh, Muhammad Iswanto mengatakan, sebanyak 376 orang disuntik vaksin Covid-19 pada Senin (25/10/2021). Dengan penambahan itu, sampai hari ini sebanyak 80.895 yang telah divaksin di Banda Aceh Convention Hall (BACH).
“Hari ini pelaksanaan hari ke 89 vaksinasi massal tahap ke dua. Sampai hari ini tercatat sebanyak 80.895 orang yang telah divaksin di lokasi ini,” kata Iswanto dalam keterangannya di Banda Aceh.
Menurut Iswanto, jumlah itu merupakan angka yang di BACH saja. Jika direkapitulasi dari seluruh Aceh, maka angkanya telah mencapai satu juta lebih.
Iswanto mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk datang mendaftarkan diri agar mendapatkan fasilitas vaksin yang tersedia di seluruh tempat layanan kesehatan masyarakat di seluruh Aceh.
Koordinator vaksinasi massal Pemerintah Aceh yang juga Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, dr. Iman Murahman, mengatakan dari 376 orang yang divaksin pada Senin hari ini, sebanyak 185 merupakan mereka yang disuntik dosis pertama.
Sementara 191 lainnya merupakan mereka yang disuntik dosis kedua, dan 5 lainnya adalah mereka yang tertunda suntik beberapa waktu lalu.
Dr. Iman mengatakan, vaksinasi massal hari ini merupakan vaksinasi tahap kedua pelaksanaan hari ke 89. Dalam vaksinasi tahap dua sebanyak 73.476 orang disuntik. Sisanya merupakan mereka yang disuntik pada pelaksanaan vaksinasi tahap pertama.
Dr. Iman melanjutkan, puluhan ribu orang yang divaksin tersebut tidak lepas dari kerja keras para vaksinator. Mereka bekerja sampai sore hari, dengan tujuan melayani seluruh masyarakat Aceh.
“Mereka telah menunjukkan dedikasi tinggi untuk menjaga rakyat Aceh sehingga tidak tertular virus Covid-19,” kata dr. Iman.
Sementara itu regulator kesehatan Amerika Serikat menyatakan vaksin Covid-19 Pfizer tampak sangat efektif dalam mencegah infeksi simtomatik pada anak-anak sekolah dasar dan tak menyebabkan masalah keamanan yang tidak terduga.
Para ilmuwan di Badan POM Amerika Serikat (FDA) seperti dikutip dari Antara menemukan, vaksin bermanfaat untuk mencegah rawat inap dan kematian akibat Covid-19 lebih besar daripada potensi efek samping serius pada anak-anak.
Jika FDA mengizinkan suntikan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) akan membuat rekomendasi vaksinasi pada anak-anak agar mereka bisa divaksin pada awal bulan.
Suntikan Pfizer sebelumnya direkomendasikan mereka yang berusia 12 tahun atau lebih, tetapi dokter anak dan banyak orang tua dengan cemas menunggu perlindungan bagi anak-anak yang lebih kecil untuk membendung infeksi dari varian delta ekstra menular dan membantu anak-anak tetap bersekolah.
Tinjauan FDA menegaskan studi Pfizer yang menunjukkan suntikan dua dosis hampir 91 persen efektif mencegah infeksi simtomatik pada anak kecil.
Para peneliti menghitung angka tersebut berdasarkan 16 kasus Covid-19 pada anak-anak. Mereka tidak ada penyakit parah yang dilaporkan di antara anak-anak. Bahkan, anak-anak yang divaksinasi memiliki gejala yang jauh lebih ringan daripada rekan-rekan mereka yang tidak divaksinasi.
Sebagian besar data penelitian dikumpulkan di Amerika Serikat selama Agustus dan September, ketika varian delta telah menjadi varian Covid-19 yang dominan di kawasan itu.
Sebuah tinjauan juga memperlihatkan tidak ada efek samping baru atau tak terduga, selain sakit lengan, demam atau pegal-pegal.
Namun, ilmuwan FDA mencatat bahwa studi ini tidak cukup besar untuk mendeteksi efek samping yang sangat langka, termasuk miokarditis atau sejenis peradangan jantung yang kadang-kadang terjadi setelah dosis kedua.
FDA menggunakan pemodelan statistik untuk mencoba memprediksi angka rawat inap dan kematian akibat Covid-19 yang akan dicegah vaksin versus jumlah potensi efek samping jantung.
Dalam empat skenario pandemi, vaksin diketahui mencegah lebih banyak rawat inap daripada yang diharapkan dari efek samping pada jantung.
Secara keseluruhan, regulator menyimpulkan manfaat perlindungan vaksin jelas akan lebih besar daripada risikonya.[acl]
Lihat Fotonya:
Komentar