Wamen BUMN Harap Pembangunan Pabrik NPK PT PIM Selesai Tahun Ini

Dia meminta bahwa pabrik NPK ini nantinya harus didukung oleh pemenuhan feedstock atau bahan baku yang baik, terutama bahan baku potas atau kalium yang berasal dari Rusia.

Waktu Baca 5 Menit

Wamen BUMN Harap Pembangunan Pabrik NPK PT PIM Selesai Tahun Ini
Wakil Menteri Banda Usaha Milik Negara (BUMN) RI, Pahala Nugraha Mansury saat dilakukan wawancara oleh awak media di Lhokseumawe

ACEH UTARA, READERS – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, Pahala Nugraha Mansury melakukan kunjungan ke PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara, Rabu (10/8/2022).

Tujuan tersebut untuk melihat langsung proses pembangunan pabrik Nitrogen Phospor dan Kalium (NPK) Chemical serta untuk melakukan pengembangan Green Industry Cluster (GIC) atau Klaster Industri Hijau.

"Alhamdulillah, tadi saya dilaporkan Direksi PT PP, perkembangannya cukup baik dan penyelesaiannya bisa dicapai sekitar November ini”, kata Pahala.

Dalam kesempatan itu, Pahala menuturkan, pabrik NPK ini bisa diselesaikan dan dikomersialisasikan pada bulan November atau Desember tahun ini. Dikarenakan penambahan kapasitas produksi NPK ini merupakan langkah besar untuk pengembangan PT PIM ke depan.

Dia menyebutkan, kebutuhan nasional pupuk NPK saat ini adalah sekitar 8 juta ton, sedangkan kapasitas produksi Pupuk Indonesia Grup adalah 3,4 juta ton. 

“Tambahan kapasitas produksi sebesar 500 ribu ton ini tentunya berkontribusi signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pupuk NPK nasional”, tuturnya. 

Dia meminta bahwa pabrik NPK ini nantinya harus didukung oleh pemenuhan feedstock atau bahan baku yang baik, terutama bahan baku potas atau kalium yang berasal dari Rusia.

Selain melalui pembangunan pabrik NPK baru, Wamen BUMN sangat mendukung upaya PT PIM melakukan reaktivasi pabrik PIM-1.

Dia mengatakan reaktivasi ini dapat menambah kapasitas produksi urea PT PIM. adapun tantangan dalam melakukan reaktivasi ini adalah masih adanya kendala pasokan gas. 

“Saat ini kita sedang menunggu bagaimana dapat memperoleh pasokan gas untuk reaktivasi PIM-1, di mana kita ketahui kebutuhannya adalah sekitar 55 MMSCFD. Jadi ini sedang kita upayakan dengan berkoordinasi dengan holding Pupuk Indonesia, juga Pertamina dan PGN”, tutur Pahala.

Selain itu, dia mengungkapkan bahwa dalam rangka ketahanan energi, Kementerian BUMN juga mempunyai inisiatif pengembangan Klaster Industri Hijau.  

“Klaster Industri Hijau adalah kawasan industri yang menggunakan energi berbasis green. Salah satu komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan di PT PIM adalah Blue dan Green Amonia," ujarnya.

Dia berharap kawasan industri ini bisa segera direalisasikan. Dengan adanya klaster industri hijau menjadikan PT PIM bukan hanya perusahaan pupuk tapi juga perusahaan yang bisa mendukung ketahanan pangan dan ketahanan energi.

Sementara, Direktur Portofolio dan Pengembangan Bisnis Pupuk Indonesia, Jamsaton Nababan, mengungkapkan bahwa pengembangan kawasan ini sesuai dengan strategi house green industry cluster Kementerian BUMN yang menargetkan reduksi karbon hingga 29% di tahun 2030, dan net-zero emission pada tahun 2060. 

Strategi yang dilakukan, antara lain, pemanfaat energi baru dan terbarukan, implementasi teknologi carbon capture, peningkatan efisiensi, serta pengembangan bisnis dan industri ramah lingkungan. 

Dia menyebutkan terkait dengan pasokan gas untuk reaktivasi PIM-1, pihaknya telah mengajukan permohonan dukungan kepada Kementerian ESDM untuk pengadaan LNG, baik melalui pasokan dalam negeri maupun impor. 

“Kementerian ESDM juga telah merespon dan memberikan dukungannya untuk pengadaan LNG tersebut,"  kata Jamsaton. 

Lebih lanjut, Direktur Utama PT PIM, Budi Santoso Syarif menyatakan apresiasinya atas kunjungan Wamen BUMN I. 

“Kami siap mewujudkan Klaster Industri Hijau di area PT PIM. Dan kami juga didukung oleh lokasi yang strategis, serta fasilitas dan utilitas pendukung yang memadai, seperti Pelabuhan, jaringan interkoneksi listrik dan air, serta jaringan pipa gas," kata Budi.

Diketahui, PT PIM yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) saat ini tengah melakukan sejumlah upaya guna meningkatkan kapasitas produksinya, antara lain melalui pembangunan pabrik NPK berkapasitas 500 ribu ton per tahun dan reaktivasi pabrik urea PIM-1.

Editor:

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...