80 Persen Petani Aceh Sudah Menggunakan Benih Bersertifikat

Waktu Baca 3 Menit

Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Distanbun Aceh, Habiburrahman,  menyampaikan sekitar 80 persen petani padi di Aceh sudah menggunakan benih yang bersertifikat atau legal.

"Kalau angka dari BPS kita penggunanya sudah di angka 80 persen yang bersertifikat. Nah, kalau kita hitung tadi yang selama ini, kita yang paling banyak, benih bersertifikat ini yang dikeluarkan pasar yang memang dari pemerintah," kata Habiburrahman, Selasa (1/6/2021).

Menurut Habiburrahman, penggunaan benih berserifikat di Aceh sudah termasuk lumayan besar, karena selain dari pemerintah, benih-benih ini juga sudah banyak dijual pada kios-kios sarana produksi pertanian (saprodi).

"Artinya di kios-kios sudah banyak benih-benih bersertifikat yang mulai di jual secara bebas," tuturnya.

Habiburrahman menilai, kendati sudah ada benih padi yang bersertifikat, peredaran benih bodong juga masih terjadi di kalangan para petani dan penjual di kios saprodi.

Untuk mencegah hal itu, pihaknya kerap melakukan pengawasan dan memberi pembinaan kepada para penjual yang nekat meperjualbelikan benih bodong. Bahkan, sebelum-sebelumnya para penjual juga sudah disurati, bahwa benih seperti apa yang layak dijual bebas.

"Nah, petugas kita yang berada di seluruh kabupaten/kota setiap saat mereka ketika ada persoalan di kios-kios mereka itu akan menindak, dalam artian memberikan pembinaan. Tapi kalau masih juga ditemukan lagi, itu mungkin akan diambil barang buktinya itu," jelasnya.

Ia mengatakan, saat ini rata-rata benih bodong yang masuk ke Aceh berasal dari Pulau Jawa. "Kalau bahasa kita benih masih galur, tanpa bersertifikat tapi dia buat kemasan dengan bagus, seolah itu benih yang unggul. Tapi begitu kita cek tidak ada sertifikat," katanya.

Untuk itu, Habiburrahman mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak menggunakan benih bodong atau tidak bersertifikat, karena nanti juga akan berimbas pada hasil panen dan pribadi para petani.

"Kita mengimbau mohon kepada para kios  jangan sampai mereka menjual benih-benih yang seperti itu, karena nanti yang kasian mereka juga sendiri," sebutnya.

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...