Feature
Air dari Ibu

Sang ibu terlihat seperti bidadari tanpa sayap. Ia rela mengorbankan segalanya demi kebaikan anaknya. Seorang anak tidak dapat hidup tanpa kehendak Penciptanya dan upaya ibunya. Cintanya yang tak terbatas seperti jurang yang tak berdasar atau bumi yang tak berujung.
Seorang anak akan berjanji menjadi orang sukses untuk membahagiakan ibunya, bekerja keras agar bisa membalas budinya, mesti tidak pernah sepadan dengan apa yang telah diberikan seorang ibu, seorang anak akan tetap berupaya untuk membahagiakannya.
Bagi saya, sosok seorang ibu sangat mulia dan jasa yang luar biasa. Pahlawan tanpa pamrih bagi anak-anaknya. Guru terbaik dari semua guru. Seorang pelayan yang tidak meminta sepeser pun. Pelayan yang sangat tulus yang melayani keluarganya. Koki berpengalaman dalam hal memasak, dan dokter yang paling rajin mengurus keluarganya.
Terkadang seorang ibu bisa menjadi harimau yang bisa mencabut taringnya agar tidak ada yang mengganggu anak-anaknya, juga gigih mengajari anak-anaknya dalam hal pendidikan. Satu pesan dari ibu yang selalu saya ingat, terpenting adalah jangan lupakan masalah agama.
Sejak kecil kita diajari agama untuk mengabdi di dunia dan akhirat. Sosok ibu mengingatkan kita pada perjuangan dan pengabdiannya dalam merawat, menjaga dan mendidik anaknya sampai tumbuh dewasa, semua tidak lepas dari beberapa hal yang tidak mampu kita balaskan, di antaranya adalah air yang dikeluarkan oleh ibu.
Ada beberapa air dari sosok ibu yang tidak pernah bisa kita gantikan dengan apapun, sebagai seorang anak seberapa keras kita berupaya membalas kebaikan dan perjuangan seorang ibu maka itu tidak akan mungkin. Apa saja di antara air yang tidak terbalaskan itu.
Yaitu air ketuban ibu, cairan yang keluar saat ibu mengandung anaknya. Ketika mengandung ibu terkadang menangis kesakitan di tengah malam, memecah kesunyian, dan merasakan udara dingin di kulitnya. Seorang ibu mengorbankan dirinya.
Kemudian air darah, keluar karena alat kelamin robek sesaat sebelum melahirkan, darah keluar pada saat yang bersamaan. Disini seorang ibu mempertaruhkan hidup dan mati untuk anaknya.
Rasa sakit yang tak terbayangkan diatasi oleh kegembiraan mendengar tangisan bayi kecil, dan berjuta harapan untuk masa depan yang telah lahir.
Selanjutnya air susu, yang hanya diberikan oleh ibu untuk memberikan nutrisi dan vitamin kepada anaknya saat masih bayi. Kemudian air keringat, merawat anak tentu membutuhkan tenaga ekstra, namun seorang ibu justru melakukan pengorbanan tanpa pamrih untuk anaknya.
Menerima ketidaknyamanannya untuk tidur, menerima ketidakenakannya untuk makan, demi siapa? Demi kita seorang anak yang telah dibesarkannya.
Dan yang terakhir adalah air mata, seorang ibu seringkali tidak diperhatikan oleh anaknya. Karena ibu sering menangisi anak-anaknya sebagai bagian dari doa mereka, berdoa agar Tuhan menjaga, melindungi, memberikan kesehatan yang baik dan makanan yang cukup, dan berdoa untuk kesuksesan masa depan keluarga dan berharap seorang anak hidup lebih baik dan lebih bahagia darinya.
Suatu tamparan keras kepada kita sebagai anak, ketika kita mendengar seorang ibu mampu menjaga, merawat lima sampai sepuluh anak-anaknya, dari dalam kandungan hingga dewasa seorang ibu tak pernah lelah, namun sepuluh anakpun belum tentu bisa menjaga, merawat walau hanya seorang ibu. Maka mulianya hati seorang ibu tidak bisa diungkapkan.
Hanya kata-kata yang bisa kita ucapkan untuk meminta maaf kepada ibu atas semua tindakan kita sebagai anak yang mengecewakannya.
Sebenarnya, tidak peduli seberapa sukses dan mapan kita dalam pekerjaan di masa depan, kita tetap tidak dapat menggantikan semua layanan dan waktu yang telah seorang ibu berikan kepada kita. Tapi sebagai anak kita akan berusaha menjadi apa yang dia harapkan. Semoga kebaikan dan jasa kalian dibalas oleh Sang Pencipta Yang Maha Kuasa.
Ibu, aku mencintaimu. Terima kasih atas semua cinta yang engkau berikan kepadaku. Maaf ibu yang terkadang mengabaikan semua keinginanmu.
Ibu, terima kasih telah melahirkanku, telah merawatku, mengkhawatirkanku, membesarkanku, dan untuk semua cinta yang kau berikan sejak aku lahir hingga aku dewasa. Sekali lagi terima kasih.
Komentar