Aceh Street Food Festival 2022
Ajangnya Aceh Buka Kran Pariwisata
Untuk bisa bertahan dan terus berkembang dalam sektor tersebut dibutuhkan keseriusan untuk memberikan versi terbaik dalam mengelola bisnis yang dimiliki pelakunya. Namun salah satu yang tidak boleh dilupakan adalah konsistensi dan totalitas yang serius, termasuk dalam memberikan pelayanan dan penampilan terbaik pada setiap produk.

SEIRING dengan melandainya kasus Covid-19 di Aceh, sejumlah sektor usaha kembali menggeliat. Salah satunya industri pariwisata.
Jumlah kasus Covid-19 di Aceh makin menurun dalam beberapa bulan terakhir. Terlebih lagi, warga yang mendapat vaksinasi Covid-19 terus meningkat. Pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pun mulai dikendurkan kendati penerapkan protokol kesehatan tetap menjadi kewajiban.
Hal itu kembali membuka kran aktivitas di dunia pariwisata. Bergeliatnya kembali industri hospitality ini memberikan dampak positif pada industri lain. Salah satunya adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner.
Perkembangan UMKM Aceh di bidang ini terus menunjukkan kondisi yang semakin baik. Semangat para pelaku bisnisnya pun terus melonjak. Kedua hal tersebut memberikan multiplier effect (efek berganda) pada industri lain, seperti transportasi dan industri seni. Pegiat dari masing-masing industri tersebut memiliki peluang untuk terus belajar, berkembang dan berkolaborasi.
Untuk bisa bertahan dan terus berkembang dalam sektor tersebut dibutuhkan keseriusan untuk memberikan versi terbaik dalam mengelola bisnis yang dimiliki pelakunya. Namun salah satu yang tidak boleh dilupakan adalah konsistensi dan totalitas yang serius, termasuk dalam memberikan pelayanan dan penampilan terbaik pada setiap produk.
Demikian disampaiakan Kepala Bidang Sejarah dan Nilai Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Evi Mayasari, ketika berbincang bersama Readers.ID, Rabu (16/03/2022).
Evi mengatakan, meski dilanda kondisi sulit akibat pandemi Covid-19 sejak awal 2020, namun munculnya pelaku UMKM di Aceh tumbuh subur dengan berbagai ide dan inovasi mereka. Menurut Evi, ini yang harus terus dipertahankan agar menjadi lebih baik.
“Setiap orang yang menjalankan bisnisnya, tentu akan lebih baik bila mereka memberikan versi terbaik pada bisnis mereka untuk para pelanggan atau pembeli. Biasanya jika sudah ada usaha ke arah sana, menjalaninya sepenuh hati, cepat atau lambat produk yang dihasilkan pasti akan mendapat tempat di hati pelanggan,” ujar Evi.
Sejalan dengan hal tersebut, Evi menyampakan, Bidang Sejarah dan Nilai Budaya Disbudpar Aceh, terus memberikan dukungan bagi mereka agar bisa menunjukkan kreativitas usaha mereka. Salah satunya dengan menghadirkan Aceh Street Food Festival (ASFF) 2022.
Sebagai bagian dari pemerintah, Evi dan tim terkait harus berpikir keras, bagaimana caranya membangkitkan semangat masyarakat untuk tetap semangat, bersama harapan yang terus tumbuh.
“Di awal daerah kita terdampak Covid-19, diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, kami terus berupaya bagaimana caranya tetap memikirkan strategi agar kegiatan terus bisa berjalan,” ujar Evi.
Ia mengakui, keterlibatan berbagai pihak dan tukar pikiran bersama para pekerja kreatif untuk mendapatkan masukan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya melahirkan keberanian yang selanjutnya diimplementasikan melalui program.

Evi bersama tim di bidangnya akhirnya tetap semangat menggelar event pariwisata, dengan tetap menjaga protokol kesehatan dan peserta yang terbatas.
“Tahun 2021 kami selenggarakan event dengan cara online. Antusias masyarakat tetap tinggi bahkan para pekerja seni juga bisa terlibat sangat banyak dalam mendukung kegiatan ini. Kita sama-sama bertekat membuat pergerakan sektor ekonomi kembali berdenyut melalui event pariwisata,” ujarnya.
Tahun 2022 ketika kondisi dan dampak Covid-19 mulai melandai, Evi mengatakan, Disbudpar Aceh mulai melaksanakan kegiatan-kegiatan offline. Salah satunya Aceh Street Food Festival (ASFF) 2022 yang berlangsung pada 21-23 Maret 2022 di Taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh.
Perhelatan ASFF 2022 ini menyasar para pelaku UMKM rumahan (home industry), yang belum mendapatkan publikasi serius terkait bisnis mereka.
Ke-32 UMKM Aceh yang menjadi peserta ASFF 2022 mendapatkan kurasi yang ketat, agar mereka benar-benar bisa menampilkan produk, tidak hanya sekedar penganan yang enak, namun juga mampu memberikan edukasi budaya dan nilai sejarah di balik produknya. Karena itu ASFF fokus pada pameran kue-kue tradisional Aceh.
“Kita nyaris sedikit menemukan kue-kue khas Aceh yang mudah didapatkan di pasar. Namun makanan kita terkesan makanan berat semua. Misal Kuah Pliek U, Mie Aceh, Gulee Sie Kameng. Kuah Sie Itek, Ungkot Masam Keu-eung, Sie Reuboh, Eungkot Keumama, Eungkot Paya. Semua gampang didapakan,” kata Evi.
Namun kue-kue khas Aceh, lanjutnya, seperti Keukarah, Halua, Bunga Kayu, Meuseukat, Kue Seupeut, Kue Timpan, Kue Boh Usen dan lainnya lumayan jarang ditemukan.
Untuk itu, melalui ASFF 2022 Evi berharap para peserta dari UMKM kembali menampilkan kue-kue yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Aceh.
Keterlibatan para peserta yang sebagian besarnya dikelola oleh para milenial, diharapkan dapat mendekatkan kembali kue-kue tradisional yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi ke pasaran, tentu dengan sentuhan inovasi.
Semangat Dukung Kebangkitan Ekonomi di Aceh
Disbudpar Aceh terus bersemangat membantu pemerintah untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata. Keseriusan Disbudpar menghasilkan apresiasi yang luar biasa.
Tiga event wisata Aceh terpilih masuk program Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022 yang digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Ketiga event tersebut Festival Ramadhan, Aceh Culinary Festival dan Aceh Perkusi. Bahkan satu event di antaranya, Aceh Culinary Festival (Festival Kuliner Aceh) masuk Top 10 KEN 2022.
Kabar tersebut diumumkan pada Peluncuran Kharisma Event Nusantara 2022 di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Selasa, 1 Maret 2022.
KEN 2022 bertujuan mempromosikan destinasi pariwisata, meningkatkan kunjungan wisatawan, memberdayakan potensi lokal, serta memberikan dampak positif terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan dengan prinsip berkelanjutan.
KEN 2022 ini adalah wadah kumpulan event-event berkualitas dari seluruh Indonesia. Pada tahun ini, dari 319 usulan event dari 34 provinsi, setelah dikurasi pada akhirnya terpilih 110 Kharisma Event Nusantara 2022 yang terdiri dari Top 10 KEN dan 100 Event KEN 2022.
Kemenparekraf siap membantu dalam program pendampingan, monitoring, konsultasi, dalam upaya event-event berkualitas pada saat penyelenggara ini bisa naik kelas. Masuknya tiga event tersebut memberi dampak positif dalam memacu pemulihan ekonomi di sektor parekraf di Aceh.
Komentar