Bea Cukai Banda Aceh Akan Bentuk Satgas Ekspor 

Waktu Baca 3 Menit

Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Type Madya Pabean (KPPBC TMP) C Banda Aceh, Heru Djatmika Sunindiya, mengatakan pihaknya akan mempermudah proses ekspor ke luar negeri bagi pengusaha dengan langkah membentuk satgas ekspor.
"Pertama kita akan memberikan sosialisasi dan kita juga akan bentuk satuan tugas (satgas) ekspor dan fasilitas, jadi siap mengeksistensi khususnya pengusaha-pengusaha khususnya wilayah Banda Aceh yang ingin melakukan ekspor," kata Heru, di Banda Aceh, Kamis (1/4/2021).
Heru menuturkan, satgas tersebut nantinya berfungsi semacam klinik ekspor, di mana pengusaha bisa melakukan konsultasi dan berbagai hal lainnya mengenai pengeksporan ke luar negeri.
"Tentunya kita juga akan melakukan pemetaan juga tentang produk-produk apa yang berpotensi untuk diekspor dari Banda Aceh," ujarnya.
Selama ini, kata Heru, kendala yang dialami para pengusaha di Aceh ialah tidak adanya angkutan yang secara langsung bisa membawa barang ke luar negeri.
"Selama ini kan engak ada angkutan yang langsung ke luar negeri. Rata-rata ekspor dari sini melalui Belawan, baru berangkat ke luar negeri," sebut Heru.
Lanjut Heru, dalam waktu dekat pihaknya akan memfasilitasi pertemuan secara online antara pengusaha lokal dengan pengusaha luar dari Hongkong. Dalam pertemuan tersebut nantinya pengusaha Aceh akan menampilkan berbagai barang yang memiliki nilai untuk di elspor.
"Jadi secara online kita bikin ada profil perusahaan-perusahaan, ada coklat, kopi, terus ada ikan juga dan macam-macam lainnya. Kita bikin profilnya nanti akan dilihat oleh pengusaha hongkong. Jadi kalau dia ketemu mearching bisa langsung berhubungan. Ada sebanyak 31 perusahaan," jelasnya.
Kemudian, lanjut Heru, untuk kedepannya tidak menutup kemungkinan KPPBC TMP C Banda Aceh akan melakukan koordinasi lagi dengan beberapa negara lain.
"Sementara ini kita masih akan melakukannya dengan Hongkong, tidak menutup kemungkinan juga karena kita Bea Cukai atase di sana, ada di Jepang, Brussel, kemudian Singapore dan Dubai," kata dia.
"Dengan titik kita yang ada itu nanti coba kita jalin, biar mereka yang menghubungkan mereka dengan pengusaha di sana," tambahnya.
Sementara itu, lanjut dia, di Aceh sampai saat ini barang yang paling banyak di ekspor adalah hasil alam, salah satunya ikan, karena ikan di Aceh terkenal segar.
"Di tahun 2020 kemaren kita memberikan fasilitas salah satu eksportir ikan tuna. Kemudian juga banyak komoditi lain, kemarin ada tanaman aglonema yang tembus pasar Jepang," pungkas Heru.

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...