Buku "Kelising" Karya Salman Yoga Masuk Nominasi Penghargaan Sastra Kementerian Pendidikan RI
JAKARTA, READERS — Pertama dalam sejarah kesusastraaan Sumatera dan Aceh karya putra Gayo dari Takengon Aceh Tengah, Salman Yoga S berhasil masuk empat besar penerima penghargaan bergengsi dari Negara RI melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Rabu (29/10/2025).
Hal tersebut diketahui dari akun resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang mengumumkan daftar nominasi Penghargaan Sastra Tahun 2025.
Salman Yoga S yang berkarya dari tanah kelahirannya di Gayo itu masuk dalam kategori Naskah Drama, dengan judul buku “Kelising”, masuk empat besar dari empat nominasi terbaik nasional.
Ketika ditemui di Takengon, Aceh Tengah, Salman mengaku sangat surprise ketika karyanya masuk Nomine Penghargaan Sastra 2025.
“Alhamdulillah, ini surprise sekali. Saya baru tau ketika banyak kawan yang me WA dan mengetag di Medsos. Padahal saya baru saja balik dari Jakarta dalam rangka acara bedah buku tersebut di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin Taman Ismail Marzuki (TIM),” jelas Salman.
Salman yang juga peneliti Seni Didong Gayo dari S1,S2 hingga S3-nya ini menyebut, sebuah genre penulisan sastra yang tergolong paling menarik karena tidak banyak penulis Indonesia yang mempunyai skill ini.
Sementara itu Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Aceh Tengah, Zulfan Diaragayo mengaku sangat bangga ada putra daerah yang mampu berkarya dan berprestasi tingkat nasional.
“Kita sangat bangga, bangga ada putra daerah yang mampu berkarya dan berprestasi tingkat nasional. Dan saya sudah sampaikan prestasi ini kepada pimpinan daerah agar kepada yang bersangkutan dapat di apresiasi,” jelas Zulfan.
Diketahui, buku "Kelising" karya Salman Yoga S ini dinilai menghadirkan kekuatan dramatik yang berakar pada tradisi dan spiritualitas masyarakat Gayo. Selain itu karyanya syarat dengan nuansa dan nilai intrisik budaya Gayo, baik dari segi seting, plot, karakter hingga latar.
Seperti banyak karya Salman lainnya berbentuk puisi, cerpen, drama bahkan karya ilmiyah selalu menyusupkan filsafat dan kearifan Gayo. Buku “Kelising” yang berhasil masuk nominasi dari kementerian ini adalah aktualisasi dari empat naskah drama yang diantaranya mengangkat sisi lain dari Sejarah Kerajaan Linge, kearifan dan keagungan seorang “Ine” (ibu), kearifan dalam dunia seni dan pertanian di Gayo hingga kisah ekses konflik Aceh pada masyarakat.
Salman bukan saja menafsir nilai-nilai budaya, tetapi juga memanfaatkannya sebagai media kampanye kemanusiaan yang universal. Dalam buku “kelising” semua konsep itu ia tuangkan dengan sastrawi hingga menjadi layak menjadi nominasi tingkat nasional.
Nama Salman Yoga S dalam kancah nasional tidak asing lagi, terutama dalam bidang penulisan dan pembacaan puisi, seminar budaya atau dalam bidang seni lainnya yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan. Namun penghargaan dalam bentuk karya buku dari kementerian justru namanya baru diperhitungkan kali ini.
Selain nama Salman Yoga S dalam kategori Naskah Drama juga mencantumkan Angelina Enny, dan Sasti Gotama.
Salman Yoga S adalah penulis, sutradara dan dosen. Ia merupakan penulis sastra yang berasal dari Takengon, Aceh Tengah. Ia dikenal luas sebagai penggagas Teater Reje Linge, kelompok teater yang aktif mengangkat khazanah budaya Gayo ke dalam bahasa teater modern.[]
Editor: Herman Muhammad