Cara Pandang Meneropong Kebahagiaan 

Hidup dalam keadaan tenang meskipun banyak rintangan dan ujian, bersyukur apa yang dimiliki, ada cinta, sabar, ikhlas, dan sederhana merupakan butiran hikmah.

Waktu Baca 9 Menit

Cara Pandang Meneropong Kebahagiaan 
Husaini Algayoni (Kolumnis Gayo)

Oleh: Husaini Algayoni*

Eksistensi manusia di muka bumi ingin bahagia dan punya perspektif masing-masing tentang bahagia. Hedonisme misalnya, bahagia ketika meraih kemewahan duniawi. Begitu juga dengan para sufi, bahagia jika mendapatkan kelezatan dan kenikmatan ketika beribadah.

Filsuf Aristoteles mengatakan “Bahagia adalah suatu kesenangan yang dicapai oleh setiap orang menurut kehendak masing-masing.” Guru Pertama dan Bapak Logika ini berpandangan tujuan tertinggi hidup manusia adalah kebahagiaan dan kebahagiaan manusia yang tertinggi adalah berpikir murni.

Orang bahagia hidup dengan sederhana tanpa bergelimangan harta. Sementara ada yang hidup dengan harta dan jabatan tinggi hidupnya gersang, resah, dan tidak bahagia. Karena itu, bahagia sesuai dengan kaidah masing-masing. Misalnya penikmat kopi, bahagia kalau sudah merasakan nikmatnya secangkir kopi.

Ibn Rusyd filsuf yang mengharmonisasikan agama dan filsafat berpendapat bahwa “Kebahagiaan merupakan ilmu pengetahuan jalan pencapaian dan kebahagiaan spiritual.” Imam al-Ghazali sorang sufi juga mengemukakan bahwa “Bahagia dan kelezatan yang sejati adalah bilamana dapat mengingat Allah.”

Arvan Pradiansyah dalam The 7 Laws of Happiness menjelaskan kebahagiaan sebagai sebuah state mind, agar bisa bahagia harus menyaring makanan-makanan yang masuk ke dalam kepala, hanya makanan yang sehat dapat dikonsumsi. 

The 7 Laws of Happines adalah sebuah alat untuk memilih pikiran. Adapun 7 makanan bergizi yang diperlukan untuk mencapai kebahagiaan, yaitu: sabar, kita perlu bersabar dan fokus pada proses. Banyak manfaat dan hikmah dari kesabaran, barang siapa yang bersabar pasti beruntung, demikian ungkapan mutiara hikmah.

Rahasia kedua adalah syukur, bersyukur berarti menikmati apa yang telah dicapai, puas, meresapi dan menghayati apa yang telah dicapai. Selanjutnya ada sederhana, agar bisa bahagia, harus punya kemampuan untuk menemukan hakikat dan esensi dibalik kerumitan. Segala sesuatu dari kacamata kebahagiaan sangat sederhana. 

Selanjutnya kita harus memiliki cinta dalam hati, bukankah dasar dari hubungan antar manusia adalah cinta? Dengan memberi cinta dapat merasakan kebahagiaan.

Rahasia bahagia kelima mewujudkan cinta dalam bentuk tindakan, ini disebut dengan memberi. Memberi didasarkan pada cinta dan kasih. Tindakan memberi yang tertinggi disebut dengan banyak memberi dan sedikit berharap atau ikhlas.

Rahasia keenam ada memaafkan. Agar bisa bahagia, perlu senantiasa memaafkan orang lain. Memaafkan bukanlah untuk kepentingan orang yang menyakiti kita, memaafkan adalah untuk kita sendiri. Hanya dengan memaafkan dapat menikmati hidup yang indah dan penuh dengan kedamaian. 

Rahasia ketujuh berserah, rumus berserah yang paling membahagiakan bukanlah meminta sesuatu kepada Tuhan, melainkan benar-benar berserah. Ketika berserah, tidak meminta tetapi menyerahkan seluruhnya pada Tuhan untuk memilih yang terbaik bagi kita. Hal ini penting karena apa yang dianggap baik belum tentu baik dan apa yang dianggap buruk belum tentu buruk bagi kita.

Konsep Menuju Tidak Bahagia

Menurut pakar kelirumologi dan Pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Jaya Suprana, dalam hidup ada beberapa yang harus dikembangkan agar tidak bahagia. Dalam tulisan ini penulis menguraikan tiga konsep menuju tidak bahagia, yaitu: dengki, menghina, dan asmara.

Anda mau tidak bahagia maka tumbuh kembangkanlah yang namanya dengki, di antara sumber tidak bahagia yang tergabung di laskar kebencian adalah dengki. Merasa tidak senang apabila orang lain merasa senang, lebih terjamin mampu merasa tidak bahagia; dengki layak dipelihara agar tumbuh berkembang.

Berkomunikasi punya peran dan pengaruh terhadap kondisi perasaan bagi yang berkomunikasi. Komunikasi yang dilaksanakan secara penuh rasa damai dan kasih sayang lazimnya membawa kebahagiaan bagi segenap pihak yang berkomunikasi. Sebaliknya, komunikasi dengan permusuhan dan kebencian lazimnya membuat segenap pihak yang berkomunikasi secara tidak bahagia.

Nah selanjutnya konsep menuju tidak bahagia satu ini bernama asmara, ia ibarat pedang bermata dua, asmara bisa membawa kebahagiaan tiada tara namun juga ketidakbahagiaan tiada tara. Asmara yang dapat diraih menimbulkan kebahagiaan namun asmara yang tidak tercapai menimbulkan ketidakbahagiaan.

Asmara membawa kebahagiaan tiada tara digambarkan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih dan Ayat-Ayat Cinta yang berakhir dengan kisah cinta yang indah, dari kisah cinta yang indah terurai pula kalimat-kalimat indah yang keluar dari bibir. Sebagaimana ucapan Fahri kepada istrinya Aisha dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2.

Alangkah manis bidadariku ini. Bukan main elok pesonanya. Matanya berbinar-binar. Alangkah indahnya bibirnya. Mawar merekah di taman surga.

Asmara membawa ketidakbahagiaan digambarkan dalam novel Musyahid Cinta. Ridho mempersembahkan cinta sejatinya kepada Nisa seorang mahasiswi teladan, aktivis yang sosoknya terkenal dan menjadi idaman hampir semua mahasiswa. Sayang, Nisa tak menyambutnya. Cinta yang tak terbalas berujung pada kematian. 

Dari kisah cinta ini membawa ketidakbahagiaan bagi Ridho, selain itu juga terurai alunan puisi yang lamat-lamat keluar dari mulut Ridho.

Sambil menyeberangi sepi. Kupanggil namamu Nisa-ku. Apakah kau tak mendengar. Malam yang beku, kesah. Memeluk jiwaku yang payah.

Banyak perspektif melihat kebahagiaan dan ketidakbahagiaan merupakan proses kehidupan yang dialami oleh pribadi masing-masing. Bahagia merupakan produk dari hati yang bersih dan akal yang jernih.

Hidup dalam keadaan tenang meskipun banyak rintangan dan ujian, bersyukur apa yang dimiliki, ada cinta, sabar, ikhlas, dan sederhana merupakan butiran hikmah. Berkenaan dengan sederhana, Perintis Pondok Modern Gontor mengatakan:

“Sederhana berarti lawan dari mewah. Sederhana berarti menggunakan apa yang ada dengan tidak berlebih-lebihan. Orang yang sederhana berarti mempunyai kekuatan hati, mengandung unsur-unsur juang dalam hati dan dapat mengatur diri sendiri. Di balik kesederhanaan terdapat jiwa besar. Rahasia suksesnya pejuang adalah kesederhanaan. Rahasia kehancuran perjuangan adalah hidup mewah.”

Nah, bagaimana dengan pembaca cara pandang meneropong kebahagiaan?

Penulis, Husaini Algayoni (Kolumnis Gayo).

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...