Fenomena Drakor dan Implikasinya Terhadap Psikologi Remaja

Oleh: Intan Novita Rahmah*
Waktu luang seringkali digunakan banyak orang untuk mencari aktivitas yang menghibur untuk melepas penat. Tidak sedikit orang yang menggunakan waktu luang tersebut hanya bersantai di rumah sembari memanjakan diri dengan tontonan di layar kaca. Banyak orang turut memanfaatkan pesatnya teknologi masa kini dengan mengakses situs film streaming untuk menikmati tontonan yang lebih luas. Salah satunya Drama Korea (Drakor), tontonan populer yang tidak hanya bergengsi di negeri ginseng ini, melainkan, telah merambat ke negara-negara besar, termasuk Indonesia.
Drama Korea adalah drama televisi di Korea dengan format miniseri dan diproduksi dengan bahasa Korea. Drama Korea atau yang biasanya disingkat dengan drakor ini, menyajikan alur cerita dengan berbagai genre sehingga menarik minat penonton dari berbagai kalangan. Popularitas drakor ini telah berkontribusi pada fenomena umum dari Hallyu atau yang lebih dikenal sebagai Korean Wave, yaitu istilah tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara dan memicu orang-orang di negara tersebut untuk mempelajari Bahasa Korea dan kebudayaan Korea.
Drama Korea telah menjadi bagian dari rutinitas kehidupan masyarakat di dunia dan salah satunya juga remaja Indonesia, sebagai salah satu bentuk media hiburan yang dapat memberikan efek menghibur dan berimajinasi dengan menonton drama Korea yang biasanya berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan.
Drama Korea pun dibuat tidak hanya untuk menghibur saja tapi juga memiliki berbagai maksud yang ingin disampaikan baik itu informasi maupun pelajaran hidup yang tersaji di dalam sebuah drama Korea dan dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat yang menontonnya. Sebagai contoh, drama Korea dengan tema kedokteran memberikan banyak informasi dan pengetahuan baru tentang istilah-istilah dunia kedokteran yang tentu saja tidak banyak diketahui oleh masyarakat biasa yang menonton drama tersebut, selain itu juga drama Korea dengan tema hukum juga memberikan masyarakat pengetahuan secara tidak langsung ketika menonton drama.
Para remaja menjadikan drama Korea sebagai sarana untuk melepas penat dari keseharian nya belajar dan juga menjadikan kegiatan menonton drama Korea sebagai motivasi untuk belajar. Kegiatan menonton drama Korea tidak hanya memberikan pengaruh positif bagi para pelajar, kegiatan menonton drama Korea tentu saja memberikan juga pengaruh negatif jika dilakukan secara berlebihan dan terus-menerus sehingga memiliki dampak bagi akademis para pelajar.
Menurut Penulis, yang memiliki kegemaran yang sama, mengapa lebih suka drama Korea dibanding drama-drama atau sinetron Indonesia. Karena alurnya menarik tidak terkesan itu-itu aja, ada beberapa drama yang mempunyai plot twist sehingga kita semakin penasaran untuk menontonnya terus menerus. Makanya banyak pecinta drakor yang rela begadang untuk menuntaskan drama yang sedang ditonton.
Drama Korea juga tidak terlalu berbelit-belit alur dan episodenya seperti kebanyakan sinetron atau serial film di Indonesia yang episodenya bisa sampai ratusan bahkan ribuan. Ini yang membuat sinetron Indonesia kurang diminati di kalangan muda, karena dari judul awal nantinya tidak akan sama dengan alur cerita drama tersebut. Sedangkan drama Korea yang rata-rata 16-20 episode ini mempunyai alur yang jelas sesuai dengan judul. Dan dari segi kualitas pembuatan film dan videonya juga menarik, karena mungkin kemajuan teknologi Korea Selatan atau Korea Utara lebih maju daripada Indonesia.
Tetapi dampak buruk terlalu candu drakor juga tidak baik untuk kesehatan, Dikutip dari Kompas, seorang perempuan berusia 20 tahun asal Nanjing, didiagnosa menderita glaukoma akut dan kemungkinan besar menjadi buta apabila terlambat dibawa ke rumah sakit, setelah menghabiskan waktunya untuk menonton 18 episode drama Korea secara maraton dengan waktu per episode berdurasi kurang lebih satu jam.
Selama 18 jam, perempuan itu tidak melakukan apapun selain makan, tidur dan menyaksikan 16 episode Cheese In the Trap dan dua episode Descendants of The Sun. Alhasil, perempuan itu merasakan sakit luar biasa di kedua matanya dan penglihatannya menjadi kabur sebelum keesokan harinya, dilarikan ke rumah sakit.
Tidak hanya kasus itu, kasus lainnya terjadi pada tahun 2014. Seorang perempuan tewas terkena serangan jantung setelah tidak tidur hanya untuk menyaksikan drama Korea My Love From the Stars.
Saat seseorang menonton drama Korea secara berlebihan, itu akan mempengaruhi suasana hatinya. Emosi seseorang akan mengikuti cerita yang disajikan di dalam drama tersebut.
Drama Korea juga dinilai buruk oleh kebanyakan orang karena menjadi suatu kebiasaan yang menyebabkan seseorang menjadi kecanduan. Dan hal ini juga bisa menimpa Generasi-Z yang berstatus sebagai pelajar yang tak lepas dari penggunaan gadget dalam kehidupan sehari-hari
Drama Korea juga bisa membuat seseorang menjadi malas untuk beraktivitas dan berinteraksi dengan orang banyak, bahkan keluarganya sendiri. Padahal hubungan interaksi antar individu sangatlah penting dan harus dijaga dengan baik.
Drama Korea juga bisa membuat kesehatan mata anda menjadi tidak baik karena terlalu lama menatap layar handphone atau laptop dengan waktu yang lama. Terlalu asik menonton drama Korea sering kali membuat seseorang rela begadang dan mengurangi waktu tidurnya. Padahal, kurang tidur tidak baik untuk kesehatan karena dapat menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko munculnya berbagai masalah kesehatan, seperti depresi, gangguan cemas, dan tekanan darah tinggi
Pada saat seseorang sedang menonton sesuatu biasanya harus ditemani dengan cemilan. Terlalu banyak ngemil juga bisa menyebabkan diabetes dan kemungkinan jika berlebihan akan mengalami obesitas tingkat rendah.
Untuk mengatasi kecanduan akan drama korea, cobalah untuk melakukan berbagai perubahan di dalam aktivitas dan rutinitas keseharian.
Dengan berusaha menyadari berbagai dampak buruk dari rasa dan sikap kecanduan drakor, merupakan hal pertama yang akan membuat kamu lebih mudah untuk mengatasi kecanduan itu sendiri.
Mulailah dari sekarang ketika sudah merasa candu, untuk membatasi diri dari berbagai informasi berbau drama korea, sehingga kamu bisa mengurangi dan menahan diri untuk mengikuti perkembangan drakor melalui internet.
Menyibukkan diri, merupakan salah satu cara yang terbilang ampuh untuk melupakan sesuatu, termasuk drakor. Apabila selama ini kamu sibuk dan berfokus pada menonton drakor saja dan mengabaikan hal berguna lainnya, maka cobalah mulai dari sekarang kamu melakukan hal yang sebaliknya.
Kamu masih dapat memberi waktu untuk dirimu sendiri untuk menikmati hal yang kamu sukai ini. Meluangkan waktu untuk menikmati drakor itu adalah hal wajar, namun tetap batasi dan disiplin waktu.
Nonton drakor sebenarnya adalah kegiatan yang positif, kalau tidak dilakukan secara berlebihan. Berlebihan terkadang membawa kerugian, alangkah baiknya apabila kita menikmati sesuatu pun turut diberi batasan agar tidak memberi dampak yang tidak diinginkan pada diri kita. Seperti halnya menonton Drama Korea, mencari hiburan dengan menonton Drama Korea terkadang diperlukan bagi penikmatnya. Namun, jangan sampai hiburan tersebut berujung pada penyesalan.
*Penulis adalah mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh


Komentar