Harga TBS Rp 500 per Kg, Petani Sawit Aceh Utara Pilih Tak Panen

Kalau kondisi ini dibiarkan dan tidak segera diatasi, maka sawit bisa busuk sendiri. Pasti petani tak bisa panen, karena tak ada yang beli. Ini derita terparah petani sawit.

Waktu Baca 2 Menit

Harga TBS Rp 500 per Kg, Petani Sawit Aceh Utara Pilih Tak Panen
Tumpukan TBS Sawit hasil panen dari petani. Foto: Readers/Rianza.

LHOKSEUMAWE, READERS – Harga tandan buah segar (TBS) sawit di Aceh Utara kini anjok dan hanya dihargai Rp 500 per kilogram. Penurunan harga yang sangat drastis ini membuat para petani mengeluh dan memilih untuk tidak memanen komiditas tersebut.

Salah seorang petani di Desa Serdang, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara, Ishak mengatakan, mereka memilih untuk menunda panen karena tidak cukup membayar biaya panen dan  pupuk. Harga TBS di daerah itu terjun bebas dari sebelumnya dihargai Rp1.300 per kilogram.

“Disaat panen dulu saya ajak pekerja dengan membayar upah per hari. Kondisi harga saat ini saya panen sendiri. itu pun saya jual untuk kebutuhan sehari-hari dan tidak tau mau jual kemana,” kata Ishak, Kamis (14/7/2022).

Ishak menambahkan, sejumlah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) saat ini juga tidak lagi membeli sawit petani, karena gudang penuh dan dampak larangan ekspor dari pemerintah yang masih sangat terasa.

Hal senada juga disampaikan petani lainnya, Samsul Akmar, menurutnya para petani enggan memanen karena harga sawit yang sangat anjlok. Bahkan, jika dipaksa untuk dipanen, uangnya akan habis untuk membayar ongkos pekerja.

"Sehingga banyak buah yang rontok dari tandannya dan dibiarkan saja," katanya.

Sementara, Ketua Asosiasi Petani Sawit Seluruh Indonesia (Apsindo) Aceh Utara, Kastabuna, meminta Kementerian Perdagangan RI segera mencari solusi untuk mengatasi menumpuknya TBS di sejumlah pabrik kelapa sawit di Aceh.

“kalau kondisi ini dibiarkan dan tidak segera diatasi, maka sawit bisa busuk sendiri. Pasti petani tak bisa panen, karena tak ada yang beli. Ini derita terparah petani sawit,” terang Kastabuna.

Dia berharap, kondisi ini bisa segera diatasi oleh negara. Menurutnya selama dua bulan terakhir harga berangsur anjlok hingga ke titik terendah.

“Semoga bisa segera diatasi. Ini kewenangan pusat yang harus segera dicari solusi, ekspor sawit harus segera diizinkan,” pungkasnya.

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...