Indonesia Peringkat 3 Konsumsi Baju Muslim Terbesar Dunia

Penulis:

Indonesia berada di urutan ketiga dalam hal konsumsi baju muslim terbesar di dunia setelah Turki dan Uni Emirat Arab. Meski demikian, belum ada ekosistem yang terbangun di sektor ini untuk bersaing di tingkat global.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno saat mengisi Road to Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 8th 2021: Indonesia International Halal Fair (I2HF) - Youth Social empowerment Entrepreneurs Talkshow & coaching bertema “Sustainable Muslim Fashion” yang digelar secara virtual bekerjasama antara Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) dan Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF), Sabtu-Minggu, 26-27 Juni 2021.

Ia berujar, sudah banyak pengusaha baju muslim di Indonesia, namun belum banyak ekosistem yang terbangun hingga saat ini.

Diketahui, perkembangan jumlah umat muslim dunia menjadi salah satu pemicu utama yang mendorong pertumbuhan industri fashion muslim.

The State Global Islamic Economy Report 2020/2021 yang baru saja dirilis melaporkan, konsumsi fashion muslim dunia pada 2019 mencapai 277 miliar dolar AS. Industri fashion muslim yang merupakan bagian dari industri pakaian jadi, memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional.

"Oleh sebab itu, kita harus menciptakan ekosistem yang solid dan membangun sinergi yang berkesinambungan di pasar fashion muslim ini," kata Sandi.

Kemenparekraf, lanjutnya, memiliki berbagai program untuk memberdayakan calon wirausaha, seperti “Inkubasi Online Digital Entrepreneurship 2.0”.

"Selain itu, kami juga akan terus membuka peluang bagi para pelaku ekonomi kreatif agar dapat bersaing dengan para pelaku usaha di tingkat global,” tambahnya.

Ia melanjutkan, Indonesia khususnya Jakarta, selayaknya menjadi “Muslim Fashion Capital of the World” karena secara kualitas maupun pasar sudah sangat menjanjikan.

"Selama ini, teman-teman yang terlihat bergerak di bidang ekonomi Syariah hanya ada FoSSEI. Saya senang saat ini semakin banyak anak-anak muda yang bergerak seperti ISYEF ini. Anak muda lah yang menjadi lokomotif masa depan bangsa kita," ungkap Sandi.

Sementara, Co-Founder #Markamarie, Franka Soeria mengatakan, dukungan pemerintah pada industri modest fashion sudah cukup tinggi. Namun sayangnya, masih ada kendala berkenaan dengan branding dan styling yang cenderung tradisional.

"Untuk mengembangkan fashion muslim di Indonesia, kita perlu membuat inovasi desain yang modern dan universal. Selain itu, menjadi sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang solid di industri ini dengan azas kolaborasi. Semua itu dikemas dalam balutan story telling yang tepat,” ujarnya.

Selanjutnya, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kemendag RI, Hari Widodo dalam kesempatan ini menyampaikan, peluang pasar untuk produk fashion muslim Indonesia masih besar, namun perlu terus digali dan digarap dengan lebih maksimal lagi.

"Diperlukan fokus dan konsistensi jika ingin memasarkan produk Indonesia ke pasar global. Misalnya, fokus pada permintaan negara tujuan ekspor,” katanya.

Hari menambahkan, ekspor fashion tidak hanya berguna menambah nilai devisa semata, namun perlu memberikan added value atau nilai tambah pada produk fashion Indonesia di mata dunia.

Selanjutnya, Owner Brand Fashion Jenahara, Jenahara Nasution turut memberikan pandangannya tentang perjalanan industri modest fashion di Indonesia.

Menurutnya, kalau melihat ke belakang, 10 tahun lalu saat awal-awal merintis brand fashion Jenahara, tantangannya cukup banyak.

"Saat ini sudah jauh lebih mudah karena industrinya semakin berkembang, semakin banyak orang yang merasa percaya diri menggunakan fashion muslim disebabkan pilihan model yang semakin stylish," ungkap Jenahara.

Dalam transformasi industri ini, lanjutnya, brand harus bisa survive dan stay relevant dengan situasi pasar.

"Sebagai contoh, saya biasa membuat pakaian untuk office look. Dengan adanya pandemi, saya harus beradaptasi dengan membuat desain pakaian yang nyaman dan tetap stylish untuk digunakan di rumah," jelasnya.

Dalam kegiatan itu, hadir pula Head of Micro Business Group BSI Mohammad Isnaeni yang memberikan pemaparan terkait Peluang Ekspor Fashion Muslim Indonesia, Founder Fatih Indonesia Fahmi Hendrawan, serta Ketua ISYEF Atras Mafazi sebagai moderator memimpin acara tersebut.

Menuju puncak ISEF 8th pada Oktober mendatang, Bank Indonesia bersama MES dan ISYEF akan menghadirkan berbagai rangkaian acara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dari berbagai aspek nantinya.