iconPEORI 2023
Perlu Kerja Keras Untuk Bertahan Sebagai Produsen Utama Minyak Atsiri Dunia
Indonesia telah dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah yang sangat jumlahnya sangat besar secara varian dan kualitas. Banyak sekali dari rempah-rempah tersebut juga menghasilkan minyak atsiri.

BANDA ACEH, READERS — Nilam asal Aceh merupakan sumber penghasil minyak nilam dengan kualitas terbaik di dunia. Aceh menjadi salah satu daerah yang sangat cocok untuk pengembangan budidaya nilam dan menghasilkan minyak nilam yang diekspor ke luar negeri.
Demikian disampaikan Dr. Ir. Irdika Mansur, M.ForSc, Ketua Umum Dewan Atsiri Indonesia (DAI), merespon beberapa pertanyaan yang muncul dalam diskusi usai menyampaikan materinya pada International Conference On Patchouli And Essential Oil Research Innovation 2023 (IconPEORI 2023) yang berlangsung di Gedung ICT USK, Rabu (18/10/2023).
Irdika mengatakan, Indonesia telah dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah yang sangat jumlahnya sangat besar secara varian dan kualitas. Banyak sekali dari rempah-rempah tersebut juga menghasilkan minyak atsiri.
“Indonesia di antara negara-negara besar penghasil minyak atsiri di dunia dan merupakan produsen utama terpenting minyak pala, dan cengkeh minyak, nilam, dan minyak serai wangi terbesar di dunia. Sejauh ini, minyak esensial ekspor dan industri bergantung pada petani kecil dan penyuling,” ujarnya.
Ia mengatakan, situasi ini baik untuk perekonomian lokal dan bersifat jangka pendek. Namun keberlanjutan produksi tidak terjamin. Karena para petani sering beralih ke komoditas pertanian lain yang harganya tidak menarik.
"Untuk mengontrol kuantitas dan kualitas minyak atsiri yang diproduksi oleh petani kecil dan penyuling menjadi tantangan tersendir. Ini perlu dikelola dengan baik sejak sekarang," katanya.
Kelola Solusi
Irdika melanjutkan, untuk dapat meningkatkan produksi minyak atsiri, diperlukan suatu terobosan. Ada dua kemungkinan yang terbuka, yakni penanaman esensial tanaman penghasil minyak di wilayah konsesi kehutanan dan di lokasi pascatambang.
"Sebagai contoh pada tahun 2022 Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah merilis peraturan Multiusaha di Bidang Kehutanan, dimana kehutanan pemegang konsesi dan memiliki konsesinya bnisnis di kawasan yang dikombinasikan dengan produksi kayu." ujarnya.
Kata Irdika lagi, daerah pascatambang juga merupakan daerah yang potensial untuk ditanami tanaman minyak atsiri.
"Lima tahun terakhir beberapa perusahaan pertambangan telah menyiapkan uji coba yang berkembang tanaman minyak atsiri sebagai tanaman penutup tanah dan pohon pionir," ujar Irdika
“Kedua upaya ini menjadi terobosan yang baik, namun juga memiliki tantangan. Perlu dilakukan penelitian terkait disertai inovasi untuk menghasilkan minyak atsiri dari perkebunan dalam skala besar,” ujarnya menutup komentar.

Pendekatan Penta helix
Sementara itu Kepala ARC-PUIPT Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK), Dr. Syaifullah Muhammad, M.Eng, mengatakan minyak nilam Aceh yang disuling dari jenis tanaman nilam Pogostemon Cablin, Benth mempunyai ciri khas yang berbeda dengan nilam dari daerah lain.
"Nilam Aceh juga telah lama dan telah lama digunakan sebagai bahan fiksatif industri parfum di Perancis," katanya.
“Teknologi kunci utama pemanfaatan minyak nilam sebagai komponen aktif dalam berbagai inovasi produk turunannya adalah proses pemurnian yang meningkatkan komponen aktif dan menghilangkan berbagai pengotor pada minyak nilam," kata Syaifullah.
"Distilasi molekuler pada suhu 110C-160C dengan tekanan vakum 0,002 atm menggunakan Rotary Vacumm Evaporator (RVE) dipilih sebagai salah satu teknologi proses pemurnian minyak nilam yang efektif untuk menghasilkan fraksi ringan, fraksi berat dan residu minyak nilam,” kata Syaifullah lagi.
UMKM di Aceh Bangkit bersama Nilam Aceh
Syaifullah juga mengatakan, melalui distilasi molekuler yang telah dilakukan, telah memungkinkan para Usaha Menengah dan Kecil Menengah (UMKM), khususnya di Aceh, untuk menjadi wirausaha dari berbagai produk akhir berbahan dasar minyak nilam Aceh.
Saat ini terdapat sekitar 45 UMKM yang membuat produksi dari turunan nilam sebagai teknologi utama produk.
“Pelaku bisnis UMKM tersebut juga telah terlatih dan menjadi pelaku usaha di Aceh. Kehadiran banyak pelaku UMKM juga meningkatkan kebutuhan minyak nilam di Aceh dan hilirisasinya juga sudah membentuk ekosistem minyak nilam baru yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Syaifullah, penerima penghargaan bergengsi untuk kategori Innovation and Entrepreneurship dari Global Australia Alumni Kedutaan Besar Australia









Komentar