Kota Kolaborasi

Pemko dan USK Bersinergi untuk Inisiasi Banda Aceh sebagai Kota Parfum Indonesia

Menurut Illiza, pencanangan ini karena Aceh memiliki komoditas unggulan daerah dan nasional yaitu minyak atsiri nilam, yang merupakan nilam terbaik di dunia dan telah lama digunakan secara luas di manca negara seperti Perancis, Amerika, Inggris, Jerman dan lain-lain, sebagai bahan fiksatif parfum.

Waktu Baca 8 Menit

Pemko dan USK Bersinergi untuk Inisiasi Banda Aceh sebagai Kota Parfum Indonesia

BANDA ACEH, READERS —Pemerintah Kota Banda Aceh dan Universitas Syiah Kuala (USK) telah menjalin kesepakatan untuk menginisiasi program menjadikan Banda Aceh sebagai Kota Parfum Indonesia.

Kesepakatan ini terungkap dalam pertemuan antara Walikota Banda Aceh, Illiza Sa'adudin Djamal, dan Rektor USK, Prof. Marwan, yang berlangsung di Aula Balai Senat USK pada Sabtu ( 22/3/2025)

Rencana pencanangan Banda Aceh Academy dan Banda Aceh sebagai Kota Parfum Indonesia menjadi salah satu program unggulan dari pasangan Illiza-Afdhal yang masuk dalam prioritas 100 hari Pemerintahan baru Kota Banda Aceh.

Kota Kolaborasi

Walikota Banda Aceh, Illiza Sa'adudin Djamal, menjelaskan bahwa pencanangan ini didorong oleh potensi Aceh yang memiliki komoditas unggulan, khususnya minyak atsiri nilam.

Ia menekankan bahwa nilam Aceh merupakan yang terbaik di dunia dan telah digunakan secara luas di berbagai negara, termasuk Perancis, Amerika, Inggris, dan Jerman, sebagai bahan fiksatif parfum.

"Nilam Aceh harus diangkat ke permukaan baik tingkat lokal, nasional maupun internasional. Program ini akan berdampak luas bagi pengembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif di Banda Aceh", kata Illiza. 

"USK merupakan prioritas Pemko Banda Aceh untuk menjalin kolaborasi. USK memiliki SDM dan Pusat Unggulan ARC yang kiprahnya dalam inovasi nilam tidak perlu diragukan lagi" ujar Illiza.

Rektor  USK, Prof. Marwan bersama Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh

"Dulu Pemko BNA pernah berkolaborasi dengan USK melalui Program OVOP (One Vilage One Produk) dan sangat berhasil memetakan UMKM di Kota Banda Aceh untuk dikembangkan" jelas Illiza melanjutkan.

"Kami juga sudah bertemu dengan Kementrian Ekonomi Kreatif, Kementrian Komdigi, Pemprof. DKI Jakarta, Pemprof. Kalimantan Timur dan lain-lain. Mereka semua memberikan dukungan yang kuat untuk berbagai program pembangunan di Banda Aceh" tegas Illiza yang sempat menjadi anggota Komisi X DPR RI ini.

"Selain nilam, kami juga perlu dukungan USK untuk mengembangkan Banda Aceh Academy sebagai wadah pengembangan SDM, untuk anak muda hingga ASN di Banda Aceh" tutup Illiza.

Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Marwan, menyambut gembira kunjungan Pemerintah Kota Banda Aceh dan menyatakan kesiapan institusinya untuk berkolaborasi.

Ia menyoroti keberadaan Pusat Riset ARC di USK yang telah berhasil melakukan hilirisasi nilam, menghasilkan produk turunan dengan nilai ekonomi tinggi. Dalam kesempatan tersebut, Rektor Marwan mengajak semua pihak untuk fokus pada implementasi program yang memberikan dampak langsung kepada masyarakat.

Rektor USK, Prof. Marwan bersama Walikota Banda Aceh, Illiza Illiza Sa'adudin Djamal,

"Mari kita fokus pada implementasi program yang berdampak ke masyarakat, dan kurangi membuat dokumen-dokumen kajian yang hanya akan memenuhi lemari semata" jelas Marwan.

"ARC USK memiliki pengalaman dalam inovasi nilam yang telah banyak membantu petani nilam di seluruh Aceh. ARC juga telah banyak melakukan transfer teknologi ke masyarakat sehingga saat ini UMKM nilam dengan produk parfum dan skincare semakin berkembang di Aceh, khususnya di Banda Aceh" lanjut Marwan.

"USK juga akan siap mendukung Pemko Banda Aceh untuk program lainnya seperti digitalisasi, dukungan SDM pada Rumah Sakit Meuraksa, serta berbagai riset dan kajian akademik yang tepat sasaran dan diperlukan" pungkas Marwan.

Dukungan Pengetahuan

Dalam kesempatan itu juga hadir dan memberi pandangan Direktur Direktorat Bisnis dan Dana Lestari (DBDL) sekaligus Kepala ARC USK, Syaifullah Muhammad.

Menurut Syaifullah, untuk mendukung Program Banda Aceh sebagai Kota Parfum Indonesia, kolaborasi dengan ARC dalam hal transfer teknologi dan capacity building sangat penting.

Selain itu, perlu juga diperkuat kerjasama dengan kabupaten/kota tetangga seperti Aceh Besar, Aceh Barat, dan Sabang.

Hal ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan baku minyak nilam yang akan dihilirisasi, sehingga dapat menghasilkan produk yang berpotensi untuk dikembangkan di kawasan wisata.

Selain itu juga perlu dikembangkan desa atau kawasan tematik tanaman atsiri seperti bunga-bunga khas Aceh seperti bunga seulanga, jeumpa, kamboja dan lain-lain.

"Petakan gampong atau kawasan tematik atsiri. Ada gampong atau kawasan yang kita tanam bungong seulanga, jeumpa, kamboja dan lain-lain. Pemko sediakan bibitnya, bagikan ke masyarakat agar ditanam pada halaman rumah, tanah desa, atau lahan-lahan yang tidak digunakan" jelas Syaifullah

"Selanjutnya kita minta Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) untuk membeli bunga-bunga tersebut dari masyarakat dan disuling menjadi minyak atsiri. Teknologi penyulingannya akan dilatih oleh ARC USK" lanjut Syaifullah.

"Kemudian minyak atsiri dari BUMG akan dibeli oleh ARC melalui Koperasi Inovac dan PT. GMU untuk diformulasi menjadi parfum  dan dipasarkan ke market lokal, nasional dan bahkan internasional. Dengan cara ini hilirisasi inklusif dari masyarakat akan terjadi dan bernilai ekonomi tinggi" tutup Syaifullah.

Pertemuan yang berlangsung selama dua jam ini menampilkan presentasi dari Direktur Utama PT. GMU, Rizalsyah, yang memaparkan berbagai program inovatif untuk anak muda serta strategi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banda Aceh.

Rizalsyah menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam pengembangan ekonomi daerah. Pertemuan ini akan dilanjutkan dengan diskusi teknis antara tim dari Universitas Syiah Kuala (USK) dan Pemerintah Kota Banda Aceh untuk merumuskan langkah-langkah konkret dalam implementasi program-program tersebut.

Turut mendampingi Rektor WR1 Prof. Agus Sabti, WR2 Prof. Marwan,  WR3 Prof. Mustanir, Sekretaris USK Meldi Kesuma, Direktur Bisnis dan Kepala ARC Syaifullah Muhammad, Direktur Utama PT. Global Mandiri USK (PT. GMU) Rizalsyah, Ketua Koperasi Inovasi Nilam Aceh (Inovac) Nadia Isnaini serta sejumlah pengurus ARC-PUIPT Nilam Aceh. Sementara itu Wali Kota Banda Aceh didampingi oleh Wakil Wali Kota Afdhal Khalilullah, Sekda Bachtiar, sejumlah asisten dan staf ahli walikota.

Editor:
Sumber:ARC USK

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...