Sulap Tower Masjid Jadi Coffee Shop

ISYEF Berkomitmen Membangun Ekonomi Berbasis Masjid

Dari awal didirikan, ISYEF selalu percaya pada potensi usaha berbasis masjid. Sebagai contoh, ada ISYEF Point di Masjid Cut Meutia, dan ISYEFPreneur sebagai pemberdayaan UMKM berbasis masjid. Dengan ekonomi berbasis masjid yang semakin produktif, Insya Allah ekonomi umat pun akan semakin makmur dan sejahtera.

Waktu Baca 8 Menit

ISYEF Berkomitmen Membangun Ekonomi Berbasis MasjidISYEF
Pembina Isyef Arif Rosyid Hasan

Jakarta- Untuk mewujudkan komitmen nyata dalam mengembangkan ekonomi masjid, Indonesian Youth Economic Forum (ISYEF) memberdayakan pemuda dan remaja masjid agar menjadi mandiri secara keuangan. Salah satu tujuannya adalah agar secara organisasi mampu memberikan sarana bagi pemuda untuk belajar menjadi wirausaha melalui ISYEF Point.

Demikian disampaikan oleh Ketua Umum ISYEF, Atras Mafazi di Jakarta, Jum'at (18/2/2022), ketika meluncurkan  ISYEF Tower/Point yang kedua di Masjid Raya Al-Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Atras mengatakan peluncuran ISYEF Tower/Point menjadi momentum yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, untuk mewujudkan kolaborasi ekonomi berbasis masjid. Salah satunya adalah melakukan renovasi tower masjid dan mengalihfungsikannya menjadi cafe Kopi Umat (KOMAT).

“Sebagai gerakan pemuda yang berfokus pada ekonomi masjid, kami di ISYEF selalu berusaha mencari peluang dan membukakan jalan bagi pemuda-pemudi masjid dalam hal wirausaha syariah. Merenovasi tower masjid menjadi cafe hanyalah salah satu cara yang bisa kita lakukan dalam ikhtiar pengembangan ekonomi masjid. Tentunya setiap masjid memiliki karakteristik lokal dan potensi yang berbeda-beda pula," kata Atras.

Atras Mafazi, Ketua Umum Isyef

Ia juga menambahkan, disitulah ISYEF hadir untuk membantu pemuda-pemudi masjid menjadi semakin berdaya secara ekonomi, dan pada akhirnya dapat menjadi pemimpin di dunia bisnis dan kewirausahaan syariah.

"Insya Allah kami terus berjuang untuk membuka ISYEF Tower/Point lainnya, tidak hanya di Jakarta, namun juga di kota-kota lain di Indonesia,” ucap Atras.ISYEF Point adalah pusat pemberdayaan masjid dan komunitas remaja masjid melalui unit usaha kedai kopi, makanan, dan minuman.

Didirikan atas dasar konsep wirausaha yang mengalokasikan sebagian pendapatan untuk pemberdayaan ekonomi serta berkontribusi dalam memakmurkan masjid, ISYEF POINT bertujuan untuk menjadikan masjid sebagai pusat informasi, pertemuan, kegiatan sosial, dan ekonomi seperti fungsi masjid di zaman Rasulullah SAW.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pembina ISYEF, M. Arief Rosyid Hasan juga memberikan apresiasi positif pada kegiatan ini.

Arif Rosyid Hasan, ketyika memberikan sambutan dalam acara peluncuran ISYEF Tower/ Point kedua di 

Masjid Raya Al-Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Ia berkisah, jika melihat sejarah, kita harus berterima kasih kepada kelompok sufi Shadhiliyya dari Yaman yang dianggap berjasa mengenalkan budidaya kopi hingga hari ini budaya minum kopi begitu kuat mengakar di tengah masyarakat kita.

Ia tambahkan, sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, ada satu tradisi yang lekat dalam ingatan, ketika ada jamaah yang menyeduh kopi dalam teko berukuran besar. Seperti kita ketahui, biasanya dalam i'tikaf sepuluh malam terakhir Ramadhan, banyak sekali jamaah yang menyiapkan penganan dan minuman bagi jamaah lainnya.

"Alhamdulillah, hari ini kita bersama-sama menyaksikan lahirnya ISYEF Tower/Point yang kedua di Masjid Al-Isra ini melanjutkan suksesnya ISYEF Point pertama di Masjid Cut Meutia. Hadirnya KOMAT kami harapkan menjadi titik bertemu, berkumpul, dan bertukar gagasan di antara anak muda untuk semakin memajukan ekonomi masjid,” kata Arif Rosyid yang juga Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Putu Rahwidhiyasa, turut memberikan komentarnya.

“Atas nama KNEKS, kami mengapresiasi komitmen ISYEF terhadap pengembangan ekonomi masjid. KNEKS akan selalu menjadi lembaga yang mendukung sepenuhnya bisnis dan kewirausahaan syariah di masjid demi menciptakan wirausaha-wirausaha muda yang lahir dari masjid,” ucap Putu Rahwidhiyasa.

Hal senada juga diungkapkan ole Ketua Umum Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI), Sharmila Yahya. Ia memberikan apresiasi atas komitmen ISYEF dalam membangun bisnis dan kewirausahaan berbasis masjid.

Sharmila maupun Putu mengapresiasi ISYEF Tower/Point sebagai bukti nyata da komitmen ISYEF terhadap pengembangan ekonomi berbasis masjid dan pemberdayaan pemuda-pemudinya. 

ISYEF Tower / Point di Masjid Raya Al-Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Sekedar diketahui, ISYEF Point pertama didirikan pada tahun 2018 di Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat. Setelah itu, Remaja Masjid Cut Meutia (RICMA) belajar menjadi wirausaha muda dan mengaplikasikan pengelolaan keuangan dalam mengembangkan ISYEF Point. Tak hanya sekedar itu, RICMA juga berhasil mengalokasikan sebagian keuntungan untuk kegiatan dakwah sehingga tidak sepenuhnya mengandalkan dana dari pihak masjid.

1 Masjid, 1 Komunitas, 1 Usaha.

ISYEF dibentuk oleh anak-anak muda yang ingin menghidupkan masjid dengan slogan 1 Masjid, 1 Komunitas, 1 usaha. Dalam perjalananya, ISYEF melakukan banyak hal unttuk membangkitkan peran pemuda di masjid. Menurut Atras, Ketua Umum ISYEF, pengelolaan masjid perlu direvitalisasi, anak-anak muda perlu diberi insentif kegiatan sosial dan ekonomi berbasis masjid, dan perlu diberi kepercayaan untuk mengelola masjid agar memiliki manfaat sosial dan ekonomi.

Banyak hal yang sudah dilakukan ISYEF. Di tahun 2018, misalnya. Pertama ISYEF membangun ekosistem usaha rintisan berbasis masjid. Tahap ini akan mendorong 106 komunitas yang telah tergabung untuk menyusun ide bisnis bagi komunitasnya. kemudian dibantu oleh tim ahli, ISYEF akan memilih usulan-usulan terbaik. Ide bisnis yang terpilih akan mendapatkan pembinaan dan pembiayaan hingga betul-betul siap menjalankan usaha.

Kedua, ISYEF akan membangun jejaring dakwah ekonomi masjid hingga ke seluruh Indonesia, ISYEF akan berupaya memperkuat pemuda masjid yang telah ada di berbagai daerah untuk membentuk lini usaha produktif. SelainKata Atras membentuk konsosrsium antar masjid untuk membangu lini usaha secara berjama’ah.

Ketiga, ISYEF membangun platform bisnis berbasis ekonomi digital dan aplikasi layanan sosial berbasis masjid. Aplikasi ini akan menjadi upaya besar anak-anak muda untuk mendorong produk ekonomi yang bermanfaat bagi kebangkitan ekonomi umat Islam di Indonesia.

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...