Kasus Positif Covid-19 di Aceh Telah Mencapai 20.335 Orang

Satgas Penanganan Covid-19 Aceh mengumumkan hingga saat ini kasus positif Covid-19 telah mencapai 20.335 orang. Angka tersebut merupakan jumlah total kasus dari pertama virus corona masuk ke Aceh.
Jubir Satgas Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, mengatakan secara akumulatif per 11 Juli 2021 sebanyak 20.335 warga Aceh telah terpapar Covid-19.
Dari jumlah tersebut, pasien yang kini tengah dirawat sebanyak 3.918 orang, telah sembuh 15.552, dan meninggal dunia sudah mencapai 865 orang.
Saifullah mengaku, meski dalam beberapa hari terakhir kasus positif baru di Aceh rendah tidak menjamin kasus tersebut akan tetap rendah apabila tidak ada ikhtiar bersama seluruh lapisan masyarakat dan doa kepada Allah SWT.
“Tetapi sayangnya, tidak semua orang mau berikhtiar demi keamanan bersama dari kemungkinan terpapar virus corona,” kata Saifullah dalam keterangannya, Senin (12/7/2021).
Saifullah menuturkan, dirinya telah berkeliling Kota Banda Aceh dan Aceh Besar untuk memantau kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Hasil pantauan itu, ditemukan masih banyak masyarakat tidak memakai masker dan juga kurang memperhatikan jarak.
“Bahkan ada anggota masyarakat yang senyum-senyum simpul melihat kami memakai masker,” ucapnya.
Menurut Saifullah, fenomena itu dapat dipahami karena masih banyak masyarakat di gampong-gampong yang belum teredukasi dengan baik. Informasi virus corona, Covid-19, vaksinasi, dan protokol kesehatan, pasti sering mereka dengar dan baca di media massa. Tetapi, informasi tersebut belum merasuk ke dalam batinnya atau alam bawah sadarnya.
Salah satu strategi menyusupkan informasi baru ke alam bawah sadar seseorang melalui pengulangan-pengulangan (repetisi) secara terus-menerus, dan jumlah informasi yang benar tentang hal ikhwal Covid-19 yang benar mesti lebih banyak dari khabar hoax yang diterima melalui media sosial atau melalui orang-orang di sekitarnya.
Karena itu, lanjut SAG, setiap anggota masyarakat yang sudah tercerahkan tentang virus corona, Covid-19, dan vaksinasi, memiliki kewajiban moral untuk “mendakwahkan” kepada yang lain demi keselamatan bersama.
Sebab, bila ada satu orang saja yang mengabaikan protokol kesehatan akan mengancam keselamatan orang lain dalam satu gampong.
Demi keselamatan bersama semua harus terlibat, melibatkan diri, dan berpartisipasi aktif mendukung upaya pemutusan rantai penularan virus corona. Petugas kesehatan yang melakukan tracing kontak erat harus mendapat dukungan masyarakat.
Selain itu, semua pihak dan semua lapisan masyarakat mesti sadar bahwa Covid-19 belum ditemukan obat, dan obat yang dipercaya paling mujarab saat ini adalah protokol kesehatan, dan vaksinasi Covid-19.
“Dengan ada pemahaman bersama, berikhtiar bersama, dan terus berdoa kepada Allah SWT, Insya Allah pandemi Covid-19 tidak lagi melonjak, seperti yang sedang melanda daerah Jawa dan Bali saat ini,” ungkapnya.
Komentar