Luncurkan Empat Buku, Arief Rosyid Ajak Majukan Ekonomi Syariah Secara Berjamaah

Waktu Baca 4 Menit

Luncurkan Empat Buku, Arief Rosyid Ajak Majukan Ekonomi Syariah Secara Berjamaah
Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI), Arief Rosyid meluncurkan empat buku yang berisi pengamatan, pengalaman, dan gagasannya di Aula Buya Hamka, Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan, Selasa (27/9) kemarin. Foto: Ist.

JAKARTA, READERS - Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI), Arief Rosyid meluncurkan empat buku yang berisi pengamatan, pengalaman, dan gagasannya di Aula Buya Hamka, Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan, Selasa (27/9) kemarin. Melalui empat buku itu ia mengajak masyarakat memajukan ekonomi syariah secara berjamaah.

Empat buku yang berjudul Inisiatif Ekonomi Masjid, Merangkul Bangsa, Komitmen untuk Ekonomi Syariah, serta Masjid dan Ekonomi Umat itu diluncurkan pada acara syukuran milad ke 36 tahun.

“Hari ini saya syukuran di masjid, karena saya memang besar di masjid. saya mohon doa, 36 tahun masih belum apa-apa yang kita lakukan, insya Allah perjalanan masih terus ada. Lebih dari 40 kolaborasi, dari beragam latar belakang, berbagai rumah ibadah, ada nafas anak muda di sana. Mudah-mudahan selalu ada kesempatan kolaborasi, kita berjamaah untuk Indonesia Maju," kata Ketua Umum PB HMI 2013-2015 itu.

Sementara, Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Prof Asep Saepuddin memuji kiprah Arief. Menurutnya, Arief sangat cocok dijadikan sebagai panutan bagi anak muda yang ada di Indonesia.

“Saya datang ke acara ini karena Bang Arief ini penulis yang hadir dari pergerakan. Adik-adik di organisasi, baik di HMI, PMII, dan sebagainya, jadikanlah Arief sebagai salah satu role model,” ungkapnya. 

Usai pemotongan tumpeng, Arief mendaulat beberapa narasumber dan penanggap untuk mendiskusikan keempat bukunya. Mereka adalah Komisaris Utama Bank Muamalat dan Sekjen MES Iggi Achsien, Ketua YAHMI Berliana Kartakusuma, CEO Tribun Network Dahlan Dahi, dan Ketum AMSI Wens Manggut. 

Iggi Achsien membuka bedah buku dengan memberi ilustrasi tentang adab imam dan makmum dalam salat. “Nah, sebagai jamaah, selain tidak boleh mendahului imam, juga tidak boleh mengoreksi bacaan imam ketika sedang baca, kecuali salah. Ini bukan aturan khusus untuk yang muda. Ketika baru belajar mengaji, jangan hanya fokus kepada salahnya saja,” ujar Iggi. 

Sementara, Berliana yang juga seorang akademisi mengaku salut dengan produktivitas Arief dalam menulis. Ia menilai, melalui empat buku ini Arief membuktikan bahwa dirinya seorang sosok yang mencintai ilmu pengetahuan.

“Saya doakan beliau terus berkarya. Beliau adalah bukti nyata dalam mencintai ilmu pengetahuan, karena telah ikut mencatatkan dan menyebarkan ilmu dan pengalamannya kepada masyarakat. Saya juga salut dengan inisiatif dan kepemimpinan Arief untuk memajukan adik-adiknya melalui tagline ‘berjamaah’ tadi," katanya.

Penanggap pertama, Dahlan Dahi menyatakan dukungannya terhadap gagasan Arief untuk berjamaah dalam memajukan ekonomi dan kolaborasi berbasis masjid. 

“10 orang tiap masjid, berarti akan ada delapan juta orang. Jika diberikan akses pada tokoh hebat, ulama yang tangguh, maka lewat masjid, kita bisa memangkas jarak dan waktu untuk mengakses ilmu pengetahuan untuk seluruh umat manusia,” ungkapnya.

Sebagai penutup, kolega Arief di BSI, yakni Direktur Retail Banking BSI Ngatari menyatakan, jumlah masjid di Indonesia saat ini kurang lebih ada 800 ribu, namun saham di masjid kalah jauh dari Malaysia. 

"Padahal kita masih punya potensi lain seperti pesantren dan sekolah Islam. Jadi alangkah banyaknya dana yang bisa kita putar jika kita kolaborasi. Kita berjamaah, dibantu oleh Arief untuk menggarap itu semua,” ujarnya. 

Editor:

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...