Ikuti Program PMM4 USK Seulanga
Mahasiswa se-Indonesia Dalami Toleransi Umat Beragama di Banda Aceh
Kunjungan mahasiswa dari seluruh Indonesia ini membuka wawasan mereka terhadap toleransi masyarakat Aceh yang selalu hidup berdampingan dan penuh persaudaraan.

BANDA ACEH, READERS —Sebanyak 28 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia yang mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) ke-4 di Universitas Syiah Kuala (USK) Kelompok Seulanga tertarik dengan kerukunan umat beragama di Aceh, khususnya di Kota Banda Aceh.
Hal itu mereka rasakan sendiri setelah mengunjungi tiga rumah ibadah di Kota Banda Aceh pada Minggu (25/2/2024), yaitu masjid, gereja, dan vihara.
Dr Irfan Zikri, Dosen Pembimbing Modul Nusantara PMM4 USK Kelompok Seulanga mengatakan, kunjungan itu bertujuan untuk memperluas pemahaman mereka tentang keragaman, persaudaraan, ketangguhan, dan toleransi antar pemeluk agama di Aceh.
"Program ini dirancang untuk memahami keberagaman dan persaudaraan antar pemeluk agama, etnis, dan budaya di Kota Banda Aceh," kata Irfan kepada Readers.ID, Selasa (27/2/2024).
Dia menambahkan, kegiatan tersebut juga bagian dari upaya meningkatkan keberagaman dan persaudaraan di Indonesia.
Landmark Banda Aceh
Ke-28 mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Program PMM4 USK Kelompok Seulanga itu memulai kunjungan mereka di Masjid Raya Baiturrahman, sebuah landmark yang menjadi identitas masyarakat Aceh yang religius dan berbudaya.
Mereka diajak untuk memahami sejarah dan perkembangan Masjid Raya sebagai simbol perjuangan dan ketangguhan masyarakat Aceh dari masa Kesultanan Aceh hingga saat ini.
Rifana Lemba, mahasiswa dari Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, menyatakan rasa terharu dan bangganya bisa berkunjung ke kota berjuluk Serambi Mekkah itu.
"Berada di sini bersama teman-teman PMM4 USK Seulanga di Masjid Raya ini merupakan kebanggaan masyarakat Aceh. Dengar sejarahnya sangat menginspirasi dan membuka wawasan kami," kata Rifana.
Setelah melihat kemegahan arsitektur Mesjid Raya, kunjungan dilanjutkan ke Gereja Hati Kudus Banda Aceh.
Di sini, mahasiswa diterima Sekretaris DPP Paroki Hati Kudus Anselmus Panggal yang menjelaskan sejarah gereja, pelayanan yang diberikan, serta kenyamanan dan keamanan umat Katolik dalam menjalankan ibadah.
Gilang Muhammad Faris, mahasiswa dari Universitas Komputer Indonesia, Bandung, Jawa Barat, menyampaikan kekagumannya atas kerukunan umat beragama di Kota Banda Aceh.
"Kunjungan ini membuka wawasan kami terhadap toleransi masyarakat Aceh yang selalu hidup berdampingan dan persaudaraan," tambah Gilang, Ketua Kelompok Seulanga.
Kegiatan diakhiri dengan mengunjungi Vihara Dharma Bhakti di Peunayong, kawasan China Town-nya Banda Aceh.
Mahasiswa diterima oleh Yuswar, Ketua Yayasan Vihara Dharma Bhakti dan Ketut Panji Budiawan, Pembimas Budha Aceh.

Yuswar, yang juga anggota Forum Kerukunan Umat Beragama Propinsi Aceh, menyatakan harmoni hidup masyarakat di Aceh sangat tinggi.
Dia berharap pengalaman mahasiswa Program PMM4 USK akan menjadi landasan untuk mendorong toleransi, persaudaraan, dan pemahaman yang lebih dalam di antara masyarakat Indonesia.
"Teruslah menjadi agen perubahan positif,” ucap Yuswar.
Sementara itu Ketua Yayasan Vihara Dharma Bhakti Ketut Panji Budiawan mengatakan moderasi beragama di Aceh berada pada level yang sangat baik.
Menurutnya banyak informasi simpang siur di luar sana, itu karena informasi yang mereka terima kurang lengkap.
"Saya berharap generasi muda PMM4 USK dapat menjadi agen perubahan dan penyelaras informasi ke dunia luar melalui pemanfaatan media sosial," kata Panji.

Dr Irfan Zikri menjelaskan, Program PMM4 di USK dirancang untuk mempromosikan pemahaman dan pertukaran budaya antara mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia, menciptakan persatuan dan kerjasama dalam kerangka NKRI.
Melalui kunjungan ke rumah ibadah di Banda Aceh, mahasiswa PMM4 USK Seulanga diharapkan mendapatkan wawasan mendalam tentang keragaman agama dan budaya.
Sehingga mereka dapat membuka pengetahuan baru, memperdalam toleransi, dan memperkaya perspektif mereka tentang harmoni antarumat beragama.
Pelaksanaan Modul Nusantara Seulanga didukung oleh dua Liaison Officers Mahasiswa USK, yaitu Muhammad Rizki Rahmadani dan Syarifah Fathimah Azzahra, yang turut membantu pengelolaan dan pengaturan kelancaran kegiatan.[]
Komentar