Mahasiswa UNAYA Ciptakan Alat Ukur Stunting Otomatis Pada Balita

Waktu Baca 2 Menit

Mahasiswa UNAYA Ciptakan Alat Ukur Stunting Otomatis Pada Balita
Noeroel Arham, mahasiswa FKM Unaya bersama alat Automatic Stunting Meter. [Dok. Ist]

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Abulyatama (Unaya) menciptakan sebuah alat ukur stunting otomatis pada balita.

Alat yang dinamai dengan 'Automatic Stunting Meter' tersebut dirancang oleh Noeroel Arham, dibantu Ambia Nurdin selaku dosen pembimbing dan Lensoni, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat.

"Alat yang dirancang ini berguna untuk mengukur status gizi sehingga bisa mudah untuk mendeteksi stunting secara cepat untuk anak balita," kata Noeroel Arham, melalui keterangan tertulis, pada Sabtu (13/3/2021).

Pengukur stunting otomatis ini dikatakannya, terdiri dari beberapa komponen terdiri dari mikrokontroler, sensor, keypad serta LCD.

Tidak hanya itu, alat ini juga sudah dilengkapi dengan speaker, sehingga kita bisa mendengarkan dari hasil pengukuran status gizi seorang balita dan memudahkan bagi pemakainya.

"Cara menggunakannya begitu mudah hanya dengan menginput usia dan jenis kelamin balita secara otomatis akan mengeluarkan hasil pengukuran status gizi balita," jelasnya.

Selama ini pengukuran untuk balita stunting masih dilakukan secara manual. Maka dengan adanya alat automatic stunting meter dapat mendeteksi secara cepat dalam pengukuran anak balita yang mengalami keadaan status gizi sangat pendek, pendek, normal dan tinggi.

Dosen Kedokteran Abulyatama dr Ade Kiki Riezky mengapresiasi perancangan ini, sebab dinilai sangat membantu. "Rancangan alat automatic stunting meter sangat membantu kita dengan hasil yang cepat untuk pengukuran status gizi pada balita," ucap dr Ade Kiki.

Alat pengukur yang dirancang ini sudah sesuai mengikuti standar antropometri anak berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2020.

Berdasarkan Riskesdas Kemenkes tahun 2018 lebih kurang 1 di antara 3 balita di Indonesia mengalami stunting.

Stunting merupakan kondisi malnutrisi kronis yang menyebabkan tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya.[]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...