“Mangat” nya Mie Aceh Leupung, Aceh Besar

Awalnya memang tidak seperti dibayangkan, bahkan adanya perkiraan akan hanya biasa-biasa saja dari kuliner khas Aceh satu ini.
“Makan Mie Aceh Leupung dulu kita,” ajak Razikin Akbar, usai mengikuti kegiatan mahasiswa di Pantai Leupung Aceh Besar, Minggu (25/9/2022) kemarin.
Ajakannya ini lantas berujung pada penasaran. Jelas, ajakan Razikin ini tentu memiliki pesan nonverbal, yaitu menghadirkan adanya yang spesial dari makanan khas Aceh ini.
Menguatkan perkiraan spesial ini, juga didukung oleh keberadaan tempat yang cukup jauh dari pusat Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, yaitu di jalan Banda Aceh-Meulaboh, tepatnya di KM 24 Kecamatan Leupung, Aceh Besar.
Setiba di lokasi, memang tampak warungnya biasa-biasa saja. Namun setelah memesan Mie Aceh Daging, ternyata ada khas dan keunikan sendiri dari Mie Aceh Leupung ini.
Pantas saja Razikin tertarik mengajak dua orang lainnya termasuk wartawan READERS.ID ke tempat satu ini. Faktanya karena ada kuliner khas Aceh yang tidak ditemukan di Kota Banda Aceh, terutama dilihat dari sisi porsi dan rasanya yang enak dan lezat.
“Mie Aceh Leupung ini berbeda dari yang lain, apalagi beragam campuran mienya,” jelas Mahasiswa Pascasarjana UNPAD ini, di dampingi seorang mahasiswa UIN Ar-Raniry, Lukman Hakim.
Untuk diketahui, Mie Leupung ini tampak spesial dan banyak pelanggan. Pasalnya, warung ini tampak tidak kesepian pelanggan malahan setiap menitnya banyak pembeli yang berdatangan.
Kalau melihat daftar menu, banyak varian yang disajikan dari usaha Mie Aceh Leupung ini, seperti Mie Aceh daging, udang, kepiting dan beragam varian menu lainnya dengan harga yang berbeda, mulai dari 15 ribu hingga tertinggi Rp85.000.
Kalau melihat persoalan harga, juga menjadi hal yang tidak biasa dari warung-warung biasanya. Namun sepertinya layak dengan harga yang disajikan oleh pedagang satu ini.
Untuk mie daging, penjual tampak memberikan kenikmatan bagi para pembeli di sana. Pemilik warung Mie Aceh Leupung ini tampak memberikan daging yang banyak. Sebelumnya, untuk mie daging dibanderol harga Rp30.000 /porsi/piring.
Dengan rasa yang berbeda, sajiannya juga menjadi ketertarikannya sendiri sehingga kenapa kemudian banyak orang memburu mie Aceh Leupung ini.
“Dagingnya banyak ya,” ujar Lukman Hakim keheranan saat menyantap mie daging yang telah dipesan.
Dilihat dari peminat dan juga penikmat yang disajikan dari tentu telah meningkatkan kesejahteraan pedagang. Dalam artian, dari kacamata ekonomi tentu akan menambah dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Jika berbicara soal menambah ekonomi masyarakat, maka Mie Aceh Leupung ini tentu masuk sebagai klasifikasi dari program pemerintah Aceh, yaitu dalam meningkatkan ekonomi masyarakat atau meningkatkan wirausaha di Aceh melalui pelatihan UMKM.
Pemerintah Aceh melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Diskop dan UMKM) Aceh hingga kini terus melakukan pengembangan dan peningkatan pengusaha yang ada di Aceh sebagai wujud meningkatkan ekonomi masyarakat dan juga pengusaha.
Bahkan hingga kini Diskop dan UMKM Aceh terus rutin melakukan penjaringan bagi mereka pengusaha yang ada di Aceh.
Hal ini tentu akan meningkatkan ekonomi masyarakat Aceh, terlebih usai didera pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir.
Mengutip pernyataan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Aceh, Azhari dalam berbagai kesempatan juga mendukung penuh adanya pelaku usaha Aceh yang terus aktif dalam meningkatkan ekonomi.
Misalnya pada kegiatan Bimtek Multimedia, membuat pelatihan pengusaha bagi wirausaha di Aceh dan sebagainya, Azhari mendorong untuk menumbuhkan spirit dalam meningkatkan kemajuan ekonomi di Aceh.
“Bagi usaha pemula hal ini bisa menjadi spirit dalam rangka membangkitkan ekonomi lebih baik agar menjadi wirausaha dan talenta digital,” kata Azhari pada Selasa, 13 September 2022 lalu dalam kegiatan Bimtek Multimedia.
Menurut Azhari, saat ini tantangan bagi generasi muda sangat besar. Apalagi dalam lima tahun ke depan akan menghadapi bonus demografi, maka dari itu semua orang harus kuat untuk menghadapinya.
Lebih lanjut, jika memiliki keterampilan dan menguasai perangkat multimedia maka tantangan tersebut dapat teratasi.
“Kami dari Diskop UMKM wajib untuk membentuk SDM yang tangguh, berdaya saing agar mampu menghadapi bonus demografi tersebu,” katanya.
Untuk itu, ia mengharapkan peserta dapat mengikuti acara ini sampai dengan selesai dan memanfaatan kegiatan ini untuk meningkatkan keterampilan untuk mengembangkan usaha.
“Saya harap peserta dapat aktif dan bisa menyerap ilmu agar menjadi sumberdaya manusia yang unggul,” pungkasnya.










Komentar