Milenial Kunci Kebangkitan Ekonomi Syariah di Indonesia

Waktu Baca 3 Menit

Milenial Kunci Kebangkitan Ekonomi Syariah di Indonesia
Ilustrasi keuangan. [Dok. Pixabay]

Generasi milenial diharapkan mampu menjadi tolok ukur kekuatan dan indikator dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

Seperti yang senantiasa didorong selama ini, generasi tersebut merupakan subyek utama dari target literasi dan inklusi ekonomi syariah, lantaran mereka lah yang menopang bangsa di masa depan.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Iggi H Achsien, dalam webinar bertajuk ‘Hari Kebangkitan Nasional: Gen-Sy is Coming!’ yang diselenggarakan Kamis (20/5/2021) lalu mengatakan, generasi milenial atau juga disebut Gen-Sy (baca: Gen-Si) perlu diupayakan menjadi pemeran penting guna menghadapi dunia ke depan.

“Oleh sebab itu, biar kita pun bisa memberi inspirasi bagi generasi-generasi di masa depan, karena MES pun hadir hari ini atas perjuangan dan inspirasi banyak tokoh di hari-hari yang lalu,” ujarnya dalam diskusi virtual yang juga bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-113, sekaligus pengukuhan kehadiran Gen-Sy di Indonesia ini.

Selain itu, sistem ekonomi dan keuangan syariah dipastikan menjadi alternatif untuk perekonomian Indonesia di masa depan. Potensinya masih sangat besar untuk dikembangkan, terutama di antara generasi muda.

Arief Rosyid Hasan, Komisaris Independen BSI dalam kesempatan yang sama menambahkan, indeks literasi dan inklusi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia saat ini masih sangat rendah, yakni di bawah sembilan persen.

“Padahal, 79 persen populasi di Indonesia adalah pemuda yang merupakan harapan masa depan bangsa. Menurut saya, Hari Kebangkitan Nasional ini menjadi momentum bagi Gen-Sy, kita harus bersinergi lagi untuk meningkatkan literasi,” ungkapnya.

Namun perlu juga dicermati pergerakan perbankan dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah di Indonesia, yang menoreh peran cukup penting selama ini. Salah satu industri yang termasuk dalam IKNB adalah industri asuransi.

Vice Chairman Islamic Insurance Society/Sharia Group Head - Asuransi Asei,  Wahyudin Rahman, dalam paparannya mengungkapkan, di Islamic Development Report tahun 2019, Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam hal aset takaful, setelah Arab Saudi, Iran, Malaysia, dan Uni Emirat Arab.

Lebih rinci lagi, di Indonesia saat ini ada 60 operator takaful. Ditambah lagi, kata dia, dalam tiga tahun terakhir, pada kategori IKNB, Asuransi Syariah menduduki peringkat pertama.

“Dengan potensi sebesar ini, pada akhirnya memang milenial adalah kunci dalam Ekonomi dan Keuangan Syariah, dalam hal ini khususnya Asuransi Syariah,” jelasnya.[]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...