Nilai Ekspor Aceh Turun 1,31 Persen pada Desember 2021
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, nilai ekspor turun dibanding tahun sebelumnya pada bulan yang sama, dimana Desember tahun 2020 nilai ekspor Aceh sebesar 83,19 persen.

Banda Aceh - Nilai ekspor Aceh mengalami penurunan pada Desember 2021 lalu. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Aceh mencapai US$ 60,40 juta, atau turun sebesar 1,31 persen dibanding November 2021.
"Kalau kita bandingkan ke Desember 2020, terjadi peningkatan sebesar 83,19 persen," kata Koordinator Fungsi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Dadan Supriadi, dalam konferensi pers virtual, Rabu (2/2/2022).
Menurut BPS, sebanyak 79,28 persen atau US$ 47,88 juta komoditi asal Aceh diekspor melalui pelabuhan muat. Sisanya sebesar 20,72 persen atau US$ 12,52 juta diekspor melalui pelabuhan di luar Aceh.
"Secara khusus melalui Sumatera Utara nilai ekspor sebesar US$ 11,77 juta," kata Dadan.
Dadan menyebutkan, kelompok komoditi asal Aceh periode Januari-Desember 2021 lalu dengan nilai ekspor terbesar adalah bahan bakar mineral sebesar US$ 345,17 juta atau 68,63 persen. Lalu diikuti golongan kopi, teh, dan rempah-rempah sebesar US$ 72,39 juta atau 14,39 persen.
"Kalau kita lihat pangsa ekspor nonmigas selama Januari-Desember 2021, pertama adalah dengan tujuan ke India dengan share kurang lebih 60,21 persen atau US$ 302,84 juta," sebutnya.
Dadan melanjutkan, negara tujuan ekspor selanjutnya yaitu Thailand sebesar 9,80 persen atau US$ 49,27 juta, disusul Amerika Serikat sebesar 7,97 persen atau US$ 40,08 juta.
Di sisi lain, data yang Readers.ID himpun, nilai impor Aceh mengalami kenaikan pada Desember 2021. Menurut Dadan, nilai impor Aceh pada Desember 2021 tercatat US$ 76,19 juta atau naik sebesar 8.988,50 persen, dibanding November 2021 yang hanya sebesar US$ 0,84 juta.
Menurut data periode Januari-Desember 2021 tersebut, kelompok komoditas nonmigas dengan nilai impor terbesar yaitu mesin atau pesawat mekanik sebesar US$ 99,64 juta atau 87,14 persen. Lalu diikuti golongan mesin atau peralatan listrik sebesar US$ 10,64 juta atau 9,30 persen.
Sementara pangsa impor nonmigas selama Januari-Desember 2021 terbesar diberikan oleh Tiongkok dengan share US$ 110,45 juta atau 96,59 persen. Selanjutnya Singapura memberikan share sebesar 2,43 persen atau US$ 2,77 juta, disusul Thailand sebesar 0,98 persen atau US$ 1,12 juta. Sehingga total impor nonmigas periode Januari-Desember 2021 sebesar US$ 114,35 juta atau naik 470,06 persen.[]
Komentar