Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Telah Tulis Surat Wasiat ke Ortu

Palaku bom bunuh diri di depan halaman gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) ditengarai pasangan suami istri yang baru beberapa bulan lalu menikah.
Salah seorang pelaku berinisial L, suami dari pasangan itu bahkan telah menulis surat wasiat kepada orang tuanya sebelum melakukan aksi.
"Saudara L meninggalkan surat wasiat kepada orang tuanya yang isinya mengatakan bahwa yang bersangkutan berpamitan dan siap untuk mati syahid," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam jumpa pers, Senin (29/3/2021) dikutip dari BBCIndonesia.
Kepolisian sudah melakukan identifikasi terhadap dua terduga pelaku tersebut, termasuk melalui tes DNA dengan membandingkan dengan keluarganya.
Hasilnya, sebut Kapolri, identik bahwa pelaku yang laki-laki betul bernama saudara L dan ini sudah kami cocokkan dengan keluarganya, sedangkan yang perempuan adalah berinisial YSF.
Penggerebekan di Bekasi
Sementara itu, Kepolisian Polda Metro Jaya menangkap setidaknya empat orang terduga teroris di Kabupaten Bekasi dan kawasan Condet, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021).
Laporan kepolisian juga menyebutkan mereka telah menggerebek dua rumah milik terduga pelaku di dua lokasi itu, dan di antaranya menemukan lima bom aktif yang siap digunakan.
"Ditemukan barang bukti antara lain lima bom aktif jenis bom sumbu yang siap digunakan dan kemudian lima toples besar yang di dalamnya berisi aseton kemudian H2O2 (hidrogen peroksida), HCL (Asam klorida), sulfur," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Menurut Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, penggerebekan ini merupakan tindak lanjut dari penyelidikan kasus bom di Makassar.
Di Bekasi dan Condet, polisi menangkap empat orang, yaitu ZA (37 tahun), BS (42 tahun),AJ (46 tahun) dan HH (56 tahun).
Empat orang ini disebutkan merencanakan kegiatan teror dengan menggunakan bahan peledak.
Polisi sejauh ini masih menyelidiki kaitan penangkapan ini dengan kasus bom Makassar.
Sebelumnya, kepolisian menyatakan dua terduga pelaku bom bunuh diri di depan halaman gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) merupakan pasangan suami istri yang baru beberapa bulan menikah.
Hal itu diungkap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono. "Betul, pelaku pasangan suami istri baru menikah enam bulan," katanya, Senin (29/3/2021).
Setelah insiden bom bunuh diri di Makassar, beredar foto seorang laki-laki mengendarai sepeda motor matic berboncengan dengan seorang wanita.
Motor dengan nopol DD 5984 MD tersebut tampak hancur. Menurut Argo, identitas laki-laki tersebut diketahui berinisial L.
Adapun yang perempuan, berinisial YSF, berprofesi sebagai pekerja swasta.
"Penyelidikan masih terus dilakukan termasuk mengungkap pelakunya lainnya," ujar Argo.
Dia mengatakan, sejumlah tempat sudah digeledah untuk mencari bukti lainnya. Termasuk rumah pelaku.
"Kita tunggu hasil kerja anggota di lapangan. Kami berharap semua dapat diungkap dengan jelas."
Argo mengungkapkan, pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina.
"Pelaku berafiliasi dengan JAD," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Boy Rafli Amar di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), hari ini mengungkapkan kedua pengebom itu diduga berlatih membuat bom secara daring atau online.
"Ada informasi ini juga berkaitan dengan online training di media sosial yang dikembangkan oleh mereka. Jadi mereka mengembangkan tata cara pembuatan bahan peledak," ujar Boy.
Sejauh ini jumlah korban luka akibat bom bunuh diri yang masih dirawat di rumah sakit tinggal 15 orang. Sebanyak 13 diantaranya di rawat di RS Bhayangkari Makassar dan dua lainnya di RS Siloam.
"Dari 19 korban luka saat ini tinggal 15 orang. 4 lainnya diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan," ungkap Kadivhumas Polri.[]
Sumber: BBCIndonesia
Komentar